* 9 Kali dengan Airsoft Gun
TAKENGON - RJ Ferdian Musampe (24), mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Putih (Fisipol UGP) Takengon, Aceh Tengah, diberondong sembilan kali oleh satu dari dua pelaku yang bersenjata airsoft gun di Kompleks Kampus Fisipol UGP, Kecamatan Pegasing, Jumat (29/11) sekira pukul 14.45 WIB. Belum diketahui motif maupun para pelaku di balik aksi penembakan warga Gayo yang bermukim di Ronga-Ronga, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah itu.
Menurut sejumlah saksi mata, penembakan terjadi di dalam kompleks Kampus Fisipol UGP di Pegasing, sekitar 6 kilometer dari Takengon. Ketika itu, korban baru tiba di kampus naik pickup jenis Toyota Kijang. Belum lagi turun dari mobil, dua pelaku yang terlihat mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion warna putih, langsung menghampiri korban.
Tak lama berselang, korban berteriak minta tolong dengan menunjukkan bagian tubuhnya yang luka-luka. Sedangkan kedua pelaku langsung kabur ke luar dari kampus.
"Saya nggak tahu persis bagaimana kejadiannya. Waktu saya lihat, RJ Ferdian sudah minta tolong dan sebagian tubuhnya sudah berdarah. Awalnya saya pikir dia main-main," kata Usman, mahasiswa Fisipol UGP, kepada Serambi di lokasi kejadian.
Menurut Usman, setelah diketahui korban luka-luka terkena tembakan, langsung dilarikan ke Puskesmas Pegasing, sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian. Sedangkan pelaku, sama sekali tak dikenali lantaran saat beraksi keduanya mengenakan jaket dan helm bertutup rapat. "Begitu saya lihat dia (Ferdi Musampe -red) terluka, langsung saya bawa ke puskesmas. Sedangkan pelakunya lari," jelas Usman.
Akibat insiden itu, beberapa bagian tubuh korban terkena peluru airsoft gun. Ada sekitar sembilan puluru airsoft gun yang ditembakkan ke tubuh korban. Di antaranya, di kening kiri, dada kiri, lengan kiri, dan lima kali tembakan lain di bagian paha.
Meski mengalami benyak tembakan, namun korban masih sadar dan sempat dirawat di Puskesmas Pegasing, sebelum dilarikan ke RSU Datu Beru, Takengon.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Serambi, ketika penembakan terjadi, sejumlah mahasiswa sedang belajar di ruang kuliah sehingga banyak yang tidak mengetahui adanya insiden itu.
Menurut sejumlah mahasiswa, korban selama ini tak pernah terlibat cekcok atau bertengkar dengan mahasiswa di kampus itu.
Kapolsek Pegasing, Iptu Suwarno mengatakan, berdasarkan keterangan korban maupun sejumlah saksi, insiden penembakan itu terjadi ketika korban masih berada di dalam mobil. Salah seorang pelaku, menghampiri korban dan langsung melepaskan serentetan tembakan ke arah korban yang ketika itu masih duduk di dalam mobil. "Setelah melepaskan tembakan beberapa kali, pelaku kabur ke arah kota Takengon," ungkap Suwarno.
Pascakejadian itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan personel Polres Aceh Tengah, untuk mengejar pelaku yang lari mengendarai sepeda motor jenis Yamaha Vixion warna putih. "Untuk sementara, barang bukti yang berhasil kami amankan berupa dua butir peluru airsoft gun. Salah satunya diambil dari tubuh korban," kata Kapolsek Pegasing.
Awalnya korban mendapat perawatan di Puskesmas Pegasing. Namun, pihak keluarga korban memboyong RJ Ferdi Musampe ke RSU Datu Beru Takengon naik mobil pribadi, karena ketiadaan ambulans.
Secara terpisah, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Artanto SIK yang dihubungi Serambi melalui telepon mengatakan, pihaknya akan memburu pelaku penembakan terhadap mahasiswa Fisipol UGP Takengon.
Menurut Artanto, untuk saat ini belum diketahui motif penembakan itu. "Kami sudah melakukan olah tempat kejadian dan akan memburu para pelaku," kata Artanto.
Pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus ini dengan mengumpulkan sejumlah keterangan. Namun, korban belum bisa dimintai karena masih dirawat di RSU Datu Beru, Takengon. "Kita juga belum tahu apa motifnya," pungkas Kapolres Aceh Tengah.
Masih bersarang
Menurut Direktur RSU Datu Beru Takengon, dr Hardi Yanis SpPD, dari hasil rontgen diketahui bahwa terdapat tiga proyektil peluru di tubuh korban. Masing-masing di kepala, lengan kiri, dan paha kiri.
"Untuk di beberapa bagian lain, proyektil pelurunya sudah diambil. Termasuk di dada kiri korban," kata Hardi Yanis.
Menurutnnya, masih bersarangnya tiga proyektil peluru di tubuh korban, mengharuskan tindakan operasi untuk mengambil proyektil tersebut. Apalagi kondisi korban yang masih cukup stabil, sehingga bisa segera dioperasi. "Jika kondisinya memungkinkan, malam ini langsung dioperasi. Apabila tak bisa, terpaksa ditunda sampai besok," ujar Direktur RSU Datu Beru tadi malam. (c35)