Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

SMPN 19 Banda Aceh Juara Rangking I

Written By Unknown on Selasa, 31 Desember 2013 | 16.25

Laporan : M Nasir Yusuf | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Siswa SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, Ayuli Serlia keluar sebagai juara Rangking I se Banda Aceh. Sedangkan peringkat kedua dan ketiga masing-masing ditempati  Nazaruddin B (siswa MTsN Model), dan Dewi Putri (siswa SMP Negeri 6). Lomba yang dibuka Kadis Dikbudpora Banda Aceh, Syaridin MPd dan diikuti 100 siswa dari sepuluh sekolah itu dilaksanakan di halaman belakang  SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, Selasa (31/12/2013).(*)


16.25 | 0 komentar | Read More

Semua Parpol Sudah Lapor Dana Kampanye

BANDA ACEH - Semua partai politik (15 parpol) peserta pemilu tingkat DPRA telah menyerahkan laporan penerimaan sumbangan dana kampanye periodik tiga bulan pertama (tahap pertama) ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Dari 15 parpol tersebut, Gerindra adalah partai dengan penerimaan sumbangan dana kampanye terbanyak, yaitu Rp 4.017.473.500. Sementara penerimaan sumbangan dana kampanye terkecil yaitu Rp 0, dilaporkan PKB, PDI Perjuangan, PBB, PDA, PKPI, dan Demokrat.

Sementara untuk calon DPD, hingga Minggu (29/12) pukul 13.00 WIB  baru 31 orang yang menyerahkan laporannya ke KIP Aceh. "Untuk calon DPD masih ada sembilan orang lagi yang belum menyerahkan laporan penerimaan dana kampanye tahap pertama," ujar Divisi Hukum dan Pengawasan KIP Aceh Junaidi kepada Serambi, Minggu (29/12). Jika sampai Minggu (29/12) peserta pemilu tetap tak menyerahkan laporan tersebut ke KIP Aceh, mereka dianggap tak melapor.

Menurutnya, setelah pelaporan penerimaan dana kampanye tahap pertama ini, peserta pemilu masih harus melapor kembali penerimaan sumbangan dana kampanye periodik tiga bulan tahap kedua ke KIP Aceh. "Kalau untuk tahap kedua ini batasnya sampai 2 Maret 2013. Partai juga wajib melaporkan dana awal kampanyenya, yaitu penerimaan dan pengeluaran. Waktunya 14 hari sebelum kampanye rapat umum," jelasnya.

"Ini penting diperhatikan, karena sesuai aturan jika peserta pemilu tidak melaporkan dana awal kampanye yaitu penerimaan dan juga pengeluaran, maka akan dikenakan sanksi berupa pembatalan sebagai peserta pemilu," tegas Junaidi.

Dikatakan, sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) nama-nama peserta pemilu baik yang sudah maupun yang belum melaporkan dana kampanye ke KIP akan diumumkan. "Nama-nama itu sudah dapat dilihat di papan pengumuman KIP Aceh atau di website www.acehprov.go.id," ujarnya.

Sementara itu, informasi dihimpun Serambi, seluruh partai politik peserta pemilu untuk tingkat DPRK Banda Aceh dan Aceh Besar juga telah menyerahkan laporan penerimaan sumbangan dana kampanyenya ke KIP setempat. "Partai sudah menyerahkan laporannya pada 27 Desember 2013. Bagi yang laporannya belum lengkap sudah kita minta untuk dilengkapi sampai batas waktu yang ditentukan," kata Pokja Kampanye dan Sosialisasi KIP Aceh Besar, Junaidi. Ditambahkan, nama-nama partai yang telah menyerahkan laporannya kita umumkan di Kantor KIP Aceh Besar.(sr)


16.25 | 0 komentar | Read More

Kanwil Telusuri Kasus Napi Kabur

LHOKSUKON - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Aceh sedang menelusuri kasus dua narapidana (napi), yang kabur di Rumah tahanan negara (Rutan) Lhoksukon, Aceh Utara. Sebab, pihak kanwil menduga kedua napi yang kabur tersebut melibatkan sipir setempat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Zulfan Ismail (38), napi narkoba asal Kuala Bergumit, Kecamatan Binjei, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara kabur pada Minggu (29/12) sekitar pukul 05.30 WIB. Sedangkan, Ismail Yusuf (49), napi kasus penipuan asal Desa Ujong Kulam, Matangkuli, Aceh Utara kabur pada 7 Desember 2013.

"Sudah saya perintakan Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) membentuk tim guna menelusuri penyebab kabur dua napi tersebut," kata Kakanwil Kemenkumham Aceh, Fathlurachman kepada Serambi, Senin (30/12). Menurutnya, tim akan turun ke Rutan Lhoksukon pada awal Januari 2014 untuk memeriksa petugas. "Jika dalam pemeriksaan nanti mereka terbukti terlibat, akan kita tindak tegas sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.

Sementara Kepala Rutan Lhoksukon, M Saleh SH, kemarin, mengatakan, kedua napi itu bisa kabur akibat kelalain petugas. "Saya sudah laporkan kejadian ini untuk diambil tindakan tegas oleh Kanwil Kemenkumham HAM. Kedua napi yang kabur itu adalah napi pendamping," ujar M Saleh.(jf)


16.25 | 0 komentar | Read More

Faktor Cuaca, Tiga Kapal Gagal Berangkat ke Sabang

Laporan: Reza Munawir | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tiga pelayaran kapal cepat dengan rute pelabuhan Ulee Lheue ( Banda Aceh)-Balohan (Sabang), Selasa (31/12/2013) sore, gagal berangkat. Ketiganya adalah, KM Express Bahari 3B, KM Citra Jet dan KM Express Bahari 9.

Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberanan Ulee Lheue, T Naziruddin kepada serambinews mengatakan, pembatalan dikarenakan faktor cuaca. "Untuk sore, sudah diumumkan pembatalannya. Penumpang boleh mengembalikan tiket, atau berangkat besok." Kata pria yang akarab disapa Ampon itu.

Menurutnya, ketiga kapal cepat itu sebelumnya sudah melayani penyeberanan pada pagi hari. "Untuk kapal cepat tadi sudah berangkat tiga trip. Express Bahari 3B pada pukul 08.00 wib, kemudian Citra Jet pukul 09.00 wib, dan Express Bahari 9 pukul 10.00 wib." Kata Ampon.(*)


16.25 | 0 komentar | Read More

Rumah dan Jembatan Disapu Banjir di Simeulue

Laporan Sari Muliyasno | Simeulue

SERAMBINEWS.COM, SINABANG - Curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini melanda Kabupaten Simeulue, telah menyebabkan sejumlah rumah penduduk dan jembatan di lintasan menuju pusat kecamatan Simeulue Barat putus total dan tidak bisa dilalui oleh warga. Demikian disampaikan kepala BPBD Simeulue Drs Alwi Alhas, yang saat ini tengah berada di lokasi kejadian, Selasa (31/12/2013).

Menurut Alwi, rumah penduduk yang disapu banjir itu berada di kawasan Simpang Koridor, Kecamatan Teluk Dalam. "Kejadian itu kemarin malam, kawasan ini dilanda hujan deras dan merusakan satu unit rumah penduduk berstatus janda," kata Alwi yang secara langsung menghubungi Serambinews.com.

Bersama dengan petugas BPBD, kata dia, pihaknya sudah menyalurkan bantuan masa panik berupa sembako, selimut kepada seorang janda yang rumahnya hancur. Sedangkan satu unit rumah di Kecamatan Simeulue Cut, rumah penduduk rusak akibat diterjang angin puting beliung  dan menerbangkan atap rumah.

Sementara itu, dari Desa Babul Makmur, Simeulue Barat, lanjut Alwi, satu unit jembatan terbuat dari kayu yang berada di lintasan jalan lingkar Simeulue terputus total diterjang arus sungai yang meluap. Saat ini, kenderaan roda dua maupun empat tidak bisa lewat di jembatan tersebut karena jembatan darurat belum dibuat menunggu anggaran.

"Alternatif warga yang melintas di kawasan itu melewati jalan yang dibangun melalui program PNPM walaupun jauh mengitarinya. Karena untuk buat jembatan darurat supaya bisa dilalui warga belum bisa dilakukan lantaran belum tersedia dana dan sedang kita usulkan," demikian Alwi yang mengaku terus memantau warga di kawasan itu.(*)


16.25 | 0 komentar | Read More

Warga Empat Gampong di Aceh Timur Blokir Jalan Nasional

Laporan Zubir | Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Ratusan warga dari empat gampong di kawasan Kecamatan Peureulak Timur, Selasa (31/12/2013) siang kembali memblokir Jalan Nasional. Pemblokiran jalan negara itu dikarenakan hingga kini pihak rekanan belum mengaspal jalan tersebut, yang kini kondisinya hanya masih ditimbun material bescos.

Informasi dihimpun Serambinews, pemblokiran berlangsung selama tiga jam sejak pukul 11.00 WIB - 14.00 WIB. Ratusan mobil pribadi dan penumpang serta angkutan barang, baik dari arah Medan dan Banda Aceh, berderet panjang mencapai berapa kilo meter, karena tidak bisa melewati jalan yang dipalang dengan kayu oleh masyarakat tersebut.

Sekitar pukul 14.00 WIB warga setuju membuka pemblokiran jalan, namun hanya setengah badan jalan saja, setelah Kapolres Aceh Timur dan Wakil Bupati Aceh Timur, turun ke lapangan melakukan negosiasi dengan warga. Warga menuntut pihak rekanan segera mengaspal jalan di empat gampong itu.

Pasalnya dengan kondisi jalan sekarang, menurut warga menimbulkan kesengsaraan bagi mereka, bila cuaca hujan jalan becek, dan sebaliknya bila cuaca panas berabu. Ratusan warga yang turun memblokir jalan itu berasal dari Gampong Alue Lhoek, Alue Bu, Alue Bugeng, Lubok Punti, dan titik konsentrasi masa berada di pajak ikan Gampong Alue Lhoek.(*)


16.25 | 0 komentar | Read More

Amankan Tahun Baru, 120 Personel Disiagakan

Written By Unknown on Senin, 30 Desember 2013 | 16.24

LHOKSEUMAWE - Sebanyak 120 personeil gabungan TNI/Polri di bawah kendali Polres Lhokseumawe akan disiagakan di sejumlah titik yang berpeluang terjadinya keramiaan pada malam pergantian tahun 2013 ke tahun 2014.

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Joko Surachmanto, melalui Kabag Ops, Kompol Isharyadi, Minggu (29/12) menjelaskan, dari 120 personel tersebut, 60 di antaranya dari Polres Lhokseumawe, 30 dari Brimob Kompi B Jeulikat, dan 30 personel TNI. Menurutnya, personel akan ditempatkan disejumlah titik keramaian, seperti pusat kota, kawasan waduk, dan beberapa lokasi lain. "Pasukan akan diturukan sejak pukul 20.00 WIB hingga selesai," ujarnyai.

Ia mengimbau warga Kota Lhokseumawe pada saat malam tahun baru untuk menghindari tempat keramaian, serta saling menjaga untuk terciptanya kedamaian. "Dengan saling menjaga, kita harapkan tidak terjadi insiden apapun di malam tahun baru ini. Dengan begitu masyarakat juga tetap dalam kondisi tenteram dan damai," demikian Kompol Isharyadi.(bah)


16.24 | 0 komentar | Read More

‘Smong’ Disusulkan Jadi Kosa Kata Dunia

JAKARTA - Kata 'smong' diusulkan menjadi kosa kata dunia untuk melukiskan peristiwa tsunami. Usulan tersebut disampaikan Ketua Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) DR Surya Darma saat menyampaikan refleksi dalam acara pucak peringatan smong (tsunami) di Mess Aceh, Jakarta, Kamis (26/12) malam.

"Kata smong berasal dari Simeulue sebaiknya dijadikan kosa kata dunia. Selama ini kita menggunakan istilah tsunami, yang berasal dari Jepang," kata Surya Darma.

Malam puncak peringatan  smong tersebut juga berhasil melelang lukisan "perempuan gayo di tangga" karya pelukis asal Takengon, Permadi Lyosta seharga Rp 35 juta dan satu keping compact disk (CD) berisi lagu  smong karya musisi asal Simeulue, Yoppi Smong seharga Rp 25 juta.

Kepala Kantor Perwakilan Aceh Ir Badri Ismail mengatakan, hasil penjualan lukisan akan digunakan untuk membiayai operasi katarak Permadi. "Pak Permadi sekarang tinggal di Lenteng Agung dan penjualan lukisna ini untuk operasi katarak," kata Badri Ismail.

Puncak peringatan smong masyarakat Jakarta diawali dengan zikir dan doa dipimpin ustadz Ihsan Effendi, dan dilanjutkan dnegan pertunjukan seni dari Aceh Kepulauan oleh Yoppi Smong, Aceh Pesisir oleh Dekgam dkk dan Aceh Pegunungan diwakili kelompok musik Gayo Etnik.

Panggung seni juga diisi baca puisi oleh  penyair Aceh Fikar W Eda dan Ketua Dewan Kesenian Aceh Tengah Purnama K Ruslan,  musikalisasi puisi Sanggar Matahari, serta pemutaran film smong.

Dalam bahasa Simeulue smong berarti gulungan ombak besar. Menurut buku "Smong" yang ditulis Yoppi Smong, Pulau Simeulue  pernah dua kali dihantam gulungan ombak raksasa sebagai efek domino dari letusan Gunung Krakatau pada 1833 dan 1907.

"Ketika itu desa hacur dan masyarakat banyak jadi korban. Mereka yang selamat kemudian menutur kisah tragis itu dalam bentuk sastra tutur smong," certita Yoppi.

Sejak itu setiap datang gempa besar dan diikuti laut surut, spontan masyarakat Pulau Simeulue meneriakkan smong dan mencari tempat tinggi. "Pengetahuan itulah yang menyelamatkan masyarakat Simeulue pada gempa dan smong 2004 silam," kata Yoppi.(fik)


16.24 | 0 komentar | Read More

Bongkar Muat di Kuala Langsa Kembali Dibuka

LANGSA - Pemerintah Kota (Pemko) bersama PT Pelindo Indonesia, Minggu (29/12) meresmikan pembukaan kembali aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Kuala Langsa. Peresmian itu diawali dengan penyantunan 60 yatim yang dilakukan oleh Wali Kota Usman Abdullah dan pihak PT Pelindo Indonesia di pelabuhan tersebut.

Acara itu dihadiri Manager Perwakilan PT Pelindo Langsa, yang diwakilkan H Andi S Hut, Kepala Bea Cukai Kota Langsa, Said, Kasat Polair Polres Langsa, AKP Kasnap SE, dari Kamla, Pelda Sofyar Posal, dan lainnya.

Dalam sambutannya Wali Kota Langsa Usman Abdullah mengatakan, setelah sekian tahun lamanya, aktivitas bongkar muar di pelabuhan Kuala Langsa terhenti, kini telah dibuka kembali. Salah satu penyebab redupnya aktivitas bongkar muat itu adalah karena adanya larangan komoditi tertentu masuk di pelabuhan Kuala Langsa.

Disamping itu juga karena tutupnya beberapa pabrik di pelabuhan Kuala Langsa, antara lain PT Gruti, PT Appi, PT TRD, PT RGM dan semua bergerak di bidang perkayuan.

Percepatan pengembangan pelabuhan Kuala Langsa disambut langsung oleh Pelindo I Langsa, dengan segera merapatkan barisan dengan instansi terkait, sehingga terciptalah gagasan-gagasan dengan dibentunya Tim Percepatan Pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa. Program pengembangan pelabuhan Kuala Langsa menjadi prioritas utama bagi Pemerintahan Kota Langsa, dan propinsi Aceh pada umumnya.(zb)


16.24 | 0 komentar | Read More

Doa dan Air Mata dari Malaysia untuk Aceh

Oleh DINA AMALIA SALAHUDDIN, mahasiswi Master of Psychology Universiti Pendidikan Sultan Idris, melaporkan dari Perak, Malaysia

SEMBILAN tahun sudah bencana tsunami yang melanda Aceh berlalu. Namun, cerita tentang ombak yang mahadahsyat itu masih saja membekas jelas di ingatan kita. Sangat banyak di antara kita yang kehilangan; anak yang kehilangan ayah bunda, orang tua yang kehilangan anak-anaknya, kehilangan harta benda, dan berbagai kisah pedih perih lainnya yang terjadi hanya dalam hitungan menit pada 26 Desember 2004 lalu itu. Untuk mereka para syuhada tsunami, selalu kita panjatkan doa agar mendapat tempat yang layak di sisi-Nya.

Atas dasar kesadaran dan ingatan seperti itulah, Kamis, 26 Desember 2013 lalu saya dan teman-teman pelajar Aceh yang sedang meneruskan studi di Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Perak, Malaysia, memperingati sembilan tahun tsunami. Kami gelar acara doa dan zikir bersama di surau (mushalla) asrama untuk mereka yang menjadi syuhada pada saat terjanya tsunami di Aceh.

Acara ini dihadiri oleh seluruh pelajar Aceh di UPSI serta beberapa pelajar internasional seperti pelajar Nigeria, tak terkecuali tetam-teman sesama Indonesia, misalnya, dari Yogyakarta dan Banjarmasin. Hadir pula beberapa tamu undangan, misalnya, Penasihat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di UPSI serta Dekan Fakulti Teknikal dan Vokasional UPSI.

Acara yang bertemakan "Semangat menuju Aceh yang damai dan sejahtera" ini dibuka dengan kata-kata sambutan oleh Penasihat Pelajar Aceh di UPSI, kemudian diteruskan dengan ceramah tentang refleksi tsunami oleh Ustaz Haji Husni yang juga merupakan dosen di salah satu universitas di Malaysia.

Saat ceramah berlangsung, ada beberapa teman saya yang menitikkan air mata. Ini menandakan bahwa kisah tragis sembilan tahun yang lalu itu masih saja membekas jelas di ingatan mereka dan saya. Tsunami yang merenggut harta, ayah, bunda, dan saudara dekat maupun saudara jauh merupakan cerita yang tak ada habisnya untuk diceritakan kembali dan sudah tercatat sebagai peristiwa yang menyedot perhatian  seluruh dunia.
Setelah ceramah, sang ustaz memimpin doa yang dikirimkan kepada para syuhada gempa dan tsunami Aceh. Kemudian kami semua berzikir untuk arwah mereka yang pergi bersama deraan tsunami.

Bencana tsunami yang hampir satu dasawarsa itu memang menorehkan luka yang dalam bagi saya dan keluarga. Namun, peristiwa itu juga membuat saya lebih mengerti tujuan hidup yang sesungguhnya. Tsunami mengajarkan saya bagaimana cara menyukuri nikmat. Selama ini terkadang kita lupa bersyukur atas kesehatan yang kita miliki, terkadang kita mengabaikan kesempatan yang diberikan Allah. Dengan adanya bencana ini, maka kita dilatih untuk terus berpikir positif terhadap Allah Swt. Hal ini akan menjadikan kita tangguh untuk mengahadapi cobaan dari-Nya.

Selain mengajarkan saya untuk bersyukur atas apa yang kini saya miliki, bencana tsunami juga mengajarkan saya akan pentingnya menjaga tali silaturahmi. Soalnya, masih terbayang, pada saat gelombang pasang datang, tidak sedikit di antara kita di Aceh yang terpisah dari sanak keluarga. Berhari-hari tak berjumpa, bahkan banyak yang tak lagi jumpa untuk selamanya.

Namun, dalam keadaan kalut dan berbekal kesukarelaan, mereka dari berbagai daerah, suku, bangsa, dan negara datang untuk membantu meringankan beban mental dan material rakyat Aceh, sehingga semua kita bangkit seperti sekarang ini. Alhamdulillah. [email penulis: dina_amalia_salahuddin@yahoo.com]

* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com


16.24 | 0 komentar | Read More

Adnan Beuransyah: Bukan KEL yang Dihilangkan, Tapi BP-KEL

Laporan Mursal Ismail | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Setelah sekitar satu jam lebih berdemo di depan Gedung DPRA, Banda Aceh, Senin (30/12/2013), akhirnya anggota DPRA, Adnan Beuransyah menjumpai puluhan massa pendemo dari Koalisi Peduli Hutan Aceh (KPHA). Menanggapi tuntutan massa menolak keseluruhan Qanun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh yang antara lain menghilangkan nomenklatur Kawasan Ekosistem Leuser (KEL),

Adnan mengatakan bukan nomenklatur KEL yang dihilangkan, tetapi Badan Pengelolaan KEL. "Selama ini pengelolaan KEL dibawah BP-KEL, dengan dihilangkan BP-KEL itu, maka pengelolaan KEL ini menjadi kewenangan Pemerintah Aceh melalui UPTD di bawah Dinas Kehutanan Aceh. Jadi bukan KEL-nya yang dihilangkan, bahkan dengan kewenangan pengelolaan di bawah Pemerintah Aceh, maka pengawasannya bisa lebih ketat," jelas Adnan.

Persoalan kawasan masyarakat adat Aceh, dalam RTRW Aceh ini, menurut Adnan juga tetap ada, namun di bawah mukim.

"Yang membedakan mukim saat ini bukan di bawah camat lagi, melainkan di bawah Lembaga Wali Nanggroe," jelas Adnan. 

Mendengar penjelasan ini, massa meminta dokumen tertulis tentang hal ini untuk mengetahui kebenarannya. Adnan mempersilakan perwakilan massa mengambil dokumen ini ke Biro Hukum DPRA. Saat ini massa sudah bubar setelah menerima dokumen itu untuk kemudian mereka pelajari.


16.24 | 0 komentar | Read More

SAZA Menangi Pemilihan Ulang Pilkada Subulussalam

Laporan : Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM,SUBULUSSALAM - Pasangan calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Subulussalam nomor urut 3, Merah Sakti/Salmaza (SAZA) memenangkan perolehan suara dalam pemungutan suara ulang yang digelar di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Senin (30/12/2013.

Dalam pemilihan yang digelar pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1 dan 2 itu, pasangan SAZA memperoleh suara sebanyak 356 suara. Sementara rivalnya, pasangan nomor urut 1 Affan Alfian/Pianti Mala (AMAL) hanya memperoleh 222 suara.

Pantauan Serambinews.com, perolehan suara pada pemungutan suara ulang terkosentrasi pada dua pasangan kandidat yakni SAZA dan AMAL. Sedangkan dua pasangan lainnya yakni Asmauddin/Salihin Brutu dan Syarifuddin/Musmulyadi Jabat nihil suara.

Di TPS 1 pasangan SAZA menang telak dengan perolehan suara sebanyak 201, kemudian pasangan AMAL mendapat 97 suara. Sedangkan di TPS 2, SAZA meraih kemenangan dengan memperoleh 155 suara sementara AMAL hanya mendapat 125 suara. Jumlah warga yang menyalurkan hak pilihnya pada pemungutan suara ulang tersebut sebanyak 578 dari 632 suara di DPT.

Sebanyak 54 warga tidak menggunakan hak pilihanya pada pemungutan suara ulang tadi. Dengan perolehan suara tersebut., kemungkinan besar pilkada Subulussalam akan dimenangkan pasangan SAZA. Pasalnya, selain perolehan suara ulang di Pilkada ulang, pasangan SAZA juga memiliki "deposit" suara sebanyak 188.

Amatan di lapangann proses pemilihan berlangsung aman, tertib dan lancar. Antusias pemilih maupun warga yang ingin menonton berlangsung pemungutan suara ulang tampak tinggi. Bahkan bukan hanya masyarakat setempat. Ratusan warga dari kecamatan simpang Kiri termasuk para pejabat turut datang menonton penghitungan di TPS Namo Buaya yang digelar tepat pukul 14.00 WIB.


16.24 | 0 komentar | Read More

MaTA Cabut Permohonan Informasi terhadap PA

Written By Unknown on Minggu, 29 Desember 2013 | 16.24

BANDA ACEH - Badan Pekerja Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) selaku pemohon, akhirnya mencabut permohonan informasi terhadap Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA) selaku termohon dalam sidang sengketa informasi di Komisi Informasi Aceh (KIA), Jumat (27/12).

Sidang itu hanya berlangsung beberapa menit. Pihak pemohon langsung menyerahkan surat resmi pencabutan permohonan terhadap DPA-PA kepada Komisioner KIA yang menyidangkan perkara ini. Usai menerima surat tersebut, pimpinan sidang Afrizal Tjoetra menutup sidang dan menyatakan sengketa informasi antara MaTA melawan PA di KIA berakhir.

Pada sidang itu, kuasa pihak termohon, Irfansyah SH tak hadir. Sedangkan pemohon, yaitu Koordinator MaTA, Alfian SH dan Abdullah hadir. Dijumpai wartawan seusai sidang, Koordinator MaTA, Alfian SH mengatakan pihaknya mencabut permohonan karena pihak termohon terlalu keberatan memberikan apa yang mereka minta. "Yaitu laporan keuangan partai, sumber dana, aliran dana, dan struktur partai yang notabenenya bukan rahasia," sebut Alfian.

Dihubungi terpisah oleh wartawan, Kuasa PA, Irfansyah SH mengatakan permohonan MaTA itu sangat layak dicabut. Pasalnya, selain ada penulisan tahun yang salah dalam permohonan, apa yang dimohon MaTA juga sebuah informasi yang bisa diakses di Kesbangpol dan Linmas.

Seperti diketahui, sejak awal sidang ini, Kuasa PA, Irfansyah keberatan menyerahkan data yang diminta MaTA, bahkan mencurigai MaTA yang meminta data ini untuk kepentingan asing sehingga haram diberikan. Namun tudingan ini dibantah Alfian.

Menurut Alfian, informasi itu mereka perlukan untuk riset bersama teman dari ICW guna mengetahui kesiapan badan publik, terutama sembilan parpol yang memiliki kursi di DPRA, termasuk PA. Enam parpol lainnya sudah menyerahkan sepenuhnya data itu, yakni DPW PAN, Golkar, PKPI, PKS, PBB, dan Demokrat. Sedangkan PPP dan PKB sedang dalam proses. (sal)


16.24 | 0 komentar | Read More

KIP Tamiang dan Langsa Rekrut Relawan Demokrasi

LANGSA - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Langsa, Sabtu (28/12) mulai merekrut relawan demokrasi (relasi) dari lima segmen (kelompok), yakni pemilih pemula, pemilih perempuan, kelompok marginal, kelompok pinggiran, dan kelompok agama. Relawan itu dibutuhkan dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih dan kualitas pemilu 2014 mendatang.

Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih KIP Kota Langsa, Kasrun SPd, kepada Serambi, kemarin mengatakan, sampai saat ini sudah 37 relawan yang mendaftar dan mengembalikan formulir. Sementara nantinya KIP setempat, akan meluluskan dari 25 orang ditetapkan menjadi relasi, dari kuota yang tersedia.

Sebanyak 25 anggota relawan tersebut direkrut dari lima segmen, yaitu kelompok pemilih pemula, kelompok pinggiran (marginal), kelompok disabilitas, kelompok perempuan, dan kelompok agama. "Proses rekrutmen ini dilakukan satu hari penuh, dimana peserta diberikan waktu beberapa menit untuk tampil memaparkan visinya terkait pemilu," katanya.

Kasrun menambahkan, tugas pokok Relasi adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemilu, termasuk tata cara pemberian (pencoblosan) surat suara pada Pemilu tanggal 9 April 2014 mendatang. Pihaknya berharap relawan tersebut akan menjadi pelopor demokrasi bagi komunitasnya masing-masing.

"Ide awal lahirnya program relawan demokrasi ini, karena dilatarbelakangi oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemilu. Jadi dengan adanya relasi ini kita tingkatkan angka partisipasi masyarakat hingga mencapai 90  persen, dari hasil pilkada sebelumnya di tahun 2009, hanya mencapai angka 70 persen," sebutnya.

Sementara itu, KIP Aceh Tamiang juga merekrut relawan demokrasi selama dua hari, 27-28 Desember bertujuan guna membantu tugas KIP Aceh Tamiang dalam mensosialisasikan penyelenggaraan pemilu 2014 kepada kelompok pemilih pemula.

Ketua KIP Aceh Tamiang, Alhamda kepada Serambi, Sabtu (28/12) mengatakan, sejak Jumat (27/12) sebanyak 91 peserta ambil bagian dalam perekutan relawan demokrasi yang dilakukan pihaknya. "Dari hasil seleksi hanya 25 orang yang diterima," ujarnya.

Selanjutnya mereka dibagi menjadi lima kelompok, masing-masing terdiri dari lima orang per kelompok, berdasarkan pilihan peserta pada saat melakukan pendaftaran awal. "Kelompok pemilih pemula, kelompok pinggiran, kelompok disabilitas, kelompok perempuan dan kelompok agama," ujar Alhamda.

Program relawan demokrasi untuk pertama kalinya dilakukan pada Pemilu 2014, di mana kegiatan sosialisasi dilakukan secara khusus ditargetkan kepada lima kelompok pemilih tersebut. "Nantinya mereka akan bekerja selama empat bulan dimulai pada Januari 2014 untuk menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu," ujarnya.

Tingginya potensi warga tidak ikut memilih pada pemilu 2014 menjadikan dasar pertimbangan KPU merancang program ini guna memastikan terjaminnya perlakuan yang sama hak politik bagi setiap warga negara yang memiliki hak pilih. "Dengan adanya para relawan demokrasi ini kita berharap terjadi peningkatan partisipasi pemilih pada Pemilu 2014 dari lima kelompok itu," pungkasnya.(zb/md)


16.24 | 0 komentar | Read More

Ekses Rusuh, Polisi Masih Tahan 8 Warga

* Kepala Biro Humas Bicara Kerugian

BANDA ACEH - Aparat Polda Aceh hingga tadi malam disebut-sebut masih menahan delapan warga--bukan sembilan seperti tertulis sebelumnya--yang diduga sebagai pemicu demo ke Kantor Gubernur Aceh yang berujung anarkis, Jumat (27/12). Di tengah upaya polisi mengusut kasus tersebut, pihak Kantor Gubernur Aceh melaporkan jumlah kerugian akibat aksi massa yang diperkirakan Rp 21 juta-Rp 22 juta.

Mengenai masih adanya delapan warga yang ditahan oleh polisi terkait munculnya kerusuhan di Kantor Gubernur Aceh, hingga tadi malam belum diperoleh konfirmasi, baik identitas mereka yang ditahan maupun perkembangan pemeriksaan.

Penahanan itu disebut-sebut dilakukan oleh aparat Polda Aceh. Namun Kadiv Humas Polda Aceh, Kombes Pol Gustav Leo yang ditanyai perihal itu mengaku belum tahu. Sedangkan Kapolresta Banda Aceh yang dimintai keterangannya mengatakan penahanan dilakukan di Polda Aceh sehingga dirinya tak punya kewenangan untuk memberikan penjelasan.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Moffan MK SH melalui Kasat Sabhara AKP Agung Prasetyo mengatakan, hingga Sabtu kemarin personel Polresta Banda Aceh dibantu aparat Polda Aceh masih disiagakan di Kantor Gubernur Aceh untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya aksi susulan.

Menurut AKP Agung Prasetyo, personel yang disiagakan di Kantor Gubernur Aceh terdiri 15 personel dari Polresta Banda Aceh dan 15 dari Mapolda (5 polisi dari Direktorat Sabhara dan 10 Brimob). "Keadaan yang kita khawatirkan ada unjuk rasa susulan. Jadi, ini langkah preventif saja. Personel akan terus disiagakan sampai situasi benar-benar aman terkendali. Bukan hanya siang, malam hari juga disiagakan," kata Agung yang dijumpai Serambi di Kantor Gubernur Aceh, Sabtu (28/12) siang.

Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Nurdin F Joes kepada Serambi, Sabtu (28/12) malam merinci kerugian yang menimpa Sekretariat Daerah Aceh (Kantor Gubernur) akibat demo yang berujung anarkis Jumat (27/12). Kerugiannya diperkirakan Rp 21 juta-Rp 22 juta.

"Kaca-kaca seperti di lobi utama ikut pecah akibat demo itu. Selain itu sejumlah pot bunga ukuran besar ikut hancur," kata Nurdin. Menurutnya, kaca yang pecah itu sudah selesai diganti. Jajaran Biro Umum Setda Aceh langsung melakukan pembersihan sejak Jumat malam. Pada tengah hari, Sabtu (29/12), semua kaca yang pecah selesai diganti. Khusus pot bunga di halaman Kantor Gubernur juga akan segera diganti dalam dua hari ini.

Pemerintah Aceh, kata F Joes, prihatin sekaligus meminta maaf atas peristiwa demo itu. "Peristiwa demo itu telah merepotkan sebagian masyarakat, antara lain banyak ibu-ibu yang membawa anak-anak," ujarnya.

F Joes atas nama Pemerintah Aceh juga menyampaikan terima kasih kepada Wakapolda Aceh Brigjen Pol Husein Hamidi, Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Moffan, dan jajaran lainnya yang terus memantau perkembangan. Bahkan, selepas magrib ikut bergabung di Kantor Gubernur mendampingi Sekda Aceh H Dermawan, Asisten III H Muzakkar A Gani, dan sejumlah staf Kantor Gubernur.

"Kasus demo itu juga telah merepotkan pegawai Kantor Gubernur Aceh yang terkurung dalam lingkungan kantor. Atas semua hal itu, sudah sepatutnya kami memohon maaf baik kepada masyarakat, pihak keamanan maupun kepada pegawai yang dengan suasana seperti itu harus bertahan dalam lingkungan kantor. Harapannya, demo demo seperti itu tidak terulang, karena dapat merugikan semua pihak," demikian F Joes.

Sejumlah kalangan menyatakan prihatin atas terjadinya aksi demo yang berujung anarkis ke Kantor Gubernur Aceh, Jumat (27/12). "Ini catatan buruk akhir tahun 2013 bagi Pemerintah Aceh. Kasus seperti ini seharusnya tak perlu terjadi kalau pemerintah memenuhi janji," kata seorang tokoh muda Peulimbang, Kabupaten Bireuen, Tgk Mustafa Abdurrahman kepada Serambi, Sabtu kemarin.

Menurut Mustafa, jika janji tak ditepati, termasuk oleh pemimpin, akan muncul krisis kepercayaan kepada pemimpin. "Makanya kalau sudah pernah berjanji, penuhi janji itu jika tak ingin muncul masalah. Apalagi janji terhadap rakyat," kata Mustafa sambil berharap agar masyarakat juga bisa bersabar dan tidak bertindak anarkis.

Tanggapan atas terjadinya aksi demo ke Kantor Gubernur Aceh juga disuarakan oleh Tgk Sufaini Syekhy dari Komite Acehnese Australia Association (AAA) yang juga sebagai Juru Bicara Husaini Hasan, salah seorang mantan petinggi GAM di luar negeri.

"Saya melihat masyarakat Aceh semakin berani menyampaikan pendapat termasuk menuntut hak mereka kepada pemimpin yang sedang berkuasa. Sejatinya masyarakat Aceh harus berani menyuarakan dan menyampaikan kebenaran," kata Syekhy yang mengaku prihatin atas terjadinya insiden di Kantor Gubernur Aceh.

Dalam pandangan Syekhy, mafia anggaran yang gentayangan di tubuh dan lingkungan Pemerintah Aceh menjadi salah satu penyebab masih jauhnya masyarakat negeri ini dari kemakmuran dan kesejahteraan. "Ini harus dilawan dan butuh keberanian dan kecerdasan untuk melawan," tulis Syekhy dalam surat elektroniknya.(mir/yos/yus/nas)


16.24 | 0 komentar | Read More

Pulang Ziarah Tsunami, Ibu dan Anak Tewas

* Tabrakan Innova-PMTOH di Peudada
* Di Nagan Raya Pengendara Sepmor Tewas Digilas Truk

PEUDADA - Satu keluarga yang mengendarai mobil Kijang Innova terlibat tabrakan dengan bus penumpang umum PMTOH di Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, kawasan Desa Tutue Awe, Desa Pulo Peudada,  Bireuen, Sabtu (28/12) sekira pukul 02.45 WIB dini hari. Pengemudi Innova bernama Busra (29) bersama ibundanya, Aisyah (60) tewas mengenaskan. Sedangkan anggota keluarga lainnya dalam mobil yang sama luka berat dan ringan.

Informasi yang dihimpun Serambi menyebutkan, kecelakaan maut itu terjadi ketika dua mobil Kijang Innova yang merupakan keluarga besar sedang melaju beriringan dari Banda Aceh tujuan Takengon. Keluarga besar ini ke Banda Aceh untuk ziarah ke kuburan korban tsunami karena ketika musibah dahsyat itu terjadi sembilan tahun silam, ada anggota keluarga mereka yang menjadi korban.

H Hafiz Jalil (45) yang merupakan abang kandung korban Busra menceritakan, mereka berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 22.00 WIB, Jumat (27/12) dengan menggunakan dua unit mobil Innova dan melaju beriringan.

Setiba di Km 202 dari Banda Aceh atau 27 km dari Samalanga ke arah Medan, kedua Innova bersirobok dengan bus PMTOH yang melaju dari arah Medan. Hafiz yang mengemudikan mobil Innova di depan masih sempat mengelak ketika melihat bus PMTOH melaju zig-zag dan terlalu ke kanan. Sedangkan adiknya, Busra yang melaju di belakang dengan Innova BM 1885 JQ terlibat tabrakan dahsyat dengan PMTOH BL 7998 A tersebut.

"Terdengar benturan keras. Begitu saya lihat dari kaca spion ternyata mobil adik saya tabrakan dengan PMTOH. Saya langsung putar haluan dan saya dapati mobil tersebut ringsek dan adik saya terjepit di belakang setir, sedangkan PMTOH terjungkal ke sawah," kata abang korban yang terlihat mengenakan jaket Pemuda Pancasila.                

Innova putih yang masih terlihat baru itu ringsek mulai dari kap dan lampu depan kanan hingga ke dindingnya. Pintu kanannya bahkan terlepas ke badan jalan. Di belakang setir, sang sopir bernama Busra terjepit dan meninggal di tempat. Demikian pula ibu kandungnya yang juga duduk di deretan bangku tengah. Penumpang lainnya yang merupakan kakak dan ponakan Busra selamat meski mengalami luka-luka dan syok berat.

Menurut informasi, keluarga besar Busra yang sekarang berdomisili di berbagai daerah pulang kampung ke Aceh Tengah dan berkumpul untuk ziarah tsunami ke Banda Aceh. Busra sendiri kini tercatat sebagai warga Perumnas Permata Tiga, Panam Riau. Sedangkan ibundanya merupakan warga Kampung Lut Tawar, Aceh Tengah.

Korban lainnya dari mobil Innova, baik yang luka maupun syok masing-masing Siti Fatimah (41), Pekanbaru mengalami luka robek di wajah, Masyitah (41), Pekanbaru luka robek di pipi dan kening, Sirmi (44) suami Siti Fatimah bengkak di dagu bawah.

Sedangkan yang luput dari cedera, masing-masing Abrar (30) dari Takengon, Azizah (murid kelas III SD) anak dari Sirmi, dan Arimbi (5) anak dari Masyitah.

Proses mengeluarkan Busra yang terjepit berlangsung dramatis dan lama. Beberapa warga terpaksa menguak paksa dashboard dan setir yang menjepit korban dengan menggunakan broti. "Adik saya rencana menikah pada bulan Mei 2014. Ternyata takdir berkehendak lain. Jenazah adik saya dan ibunda kami dibawa pulang ke Takengon," kata H Hafiz menyiratkan duka mendalam.

Suasana yang terlihat tak kalah dramatisnya adalah ketika penumpang bus PMTOH berusaha menyelamatkan diri dari dalam bus yang terbalik dengan posisi menyamping ke sawah.

Sopir bersama belasan penumpangnya terkurung hampir setengah jam karena sopir tak bisa membuka pintu karena pintu berada di sebelah kiri dan justru bagian sisi kiri bus itu pula yang terguling ke lumpur sawah yang baru siap dibajak.

Penumpang dan sopir bus baru berhasil dikeluarkan setelah beberapa warga memecahkan kaca depan dan kaca belakang bus dengan kayu. Begitu ke luar dari celah kaca bus yang dirusak paksa, sopir dan penumpang menghadapi tantangan lain, yakni sawah yang becek dan berlumpur. Setelah semuanya berhasil dievakuasi, akhirnya sekitar pukul 04.00 WIB semua penumpang PMTOH melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh dengan bus PMTOH lainnya.

Kasat Lantas Polres Bireuen, AKP Thomas Nurwanto melalui Kanit Laka Aipda Zulkarnaen kepada Serambi mengatakan, kedua kendaraan yang bertabrakan di Peudada sudah ditarik ke Mapolres Bireuen.

Kedua korban meninggal sekitar pukul 08.00 WIB, Sabtu kemarin dibawa pulang ke Takengon, sedangkan tiga korban luka-luka hingga siang kemarin masih dirawat di puskesmas setempat.

Di Kabupaten Nagan Raya, seorang laki-laki bernama Siman (30) meninggal dunia setelah tubuhnya tergilas truk pengangkut elpiji BK 9115 NN di lintas Meulaboh-Blangpidie, kawasan Gampong Alue Gani, Kecamatan Tadu Raya, Nagan Raya, Jumat (27/12) malam.

Menurut informasi, peristiwa itu berawal ketika sepeda motor Honda Beat BL 5112 VJ yang dikendarai Taufik dan sepeda motor Suzuki Arashi yang tak diketahui nomor polisi maupun pengendaranya melaju beriringan dari arah Tapaktuan.

Saat memasuki tikungan, sepeda motor Arashi yang melaju di depan berusaha menghindari genangan air di badan jalan sehingga sepeda motor Honda Beat yang dikemudikan Taufik membonceng rekannya Siman menabrak Arashi. Taufik dan rekannya Siman terjatuh ke badan jalan.

Pada saat bersamaan, dari arah yang sama melaju truk elpiji yang dikemudikan Faisal. Sang sopir berusaha banting setir ke kanan dan tanpa sengaja menggilas Siman yan terjatuh di bahu jalan. Setelah menghantam Siman, truk hilang kendali dan terbalik ke jurang sedalam lima meter.

Siman yang tercatat sebagai warga Gampong Blang Ara, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya dilaporkan menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit. Sedangkan Taufik mengalami luka lecet di bagian pipi. Begitu juga pengemudi truk, bernama Faisal (32), warga Ujong Kalak, Meulaboh luka lecet di tangan dan kaki, serta rekannya, Erlin (26), warga Desa Tanah Datar, Kecamatan Krueng Sabe, Aeh Jaya luka lecet di tangan kanan.

Kapolres Nagan Raya AKBP Gunawan Eko Susilo SIK melalui Kasat Lantas Ipda Mawardi mengatakan, pihaknya sudah menangani kasus kecelakaan yang menyebabkan seorang penumpang sepeda motor meninggal dunia setelah digilas truk.(yus/dik/edi)


16.24 | 0 komentar | Read More

Pedagang Ikan Peunayong Santuni 100 Anak Yatim

* Dirangkai dengan Renungan Tsunami

BANDA ACEH - Pedagang Pasar Ikan Peunayong yang bernaung di bawah Asosiasi Pedagang Ikan Peunayong Makmue Beusare (P3IMB), Sabtu (28/12) melaksanakan kegiatan sosial santunan yatim yang dirangkai dengan renungan tsunami dan kenduri. Selama berlangsungnya kegiatan selama setengah hari itu, aktivitas pasar distop dan semua anggota larut dalam semangat kebersamaan.

Ketua P3IMB yang juga ketua pelaksana santunan yatim dan renungan tsunami, Anispuddin melaporkan, kegiatan itu terlaksana atas dukungan anggota dan partisipasi berbagai pihak lainnya, seperti Keuchik Peunayong bersama unsur pemudanya, Asosiasi Kechik Kuta Alam (Asokulam), organisasi kemasyarakatan, relawan RAPI, dan para simpatisan lainnya.

"Pada kegiatan perdana ini kita berhasil menyantuni 100 anak yatim dari korban tsunami, baik dari Banda Aceh maupun Aceh Besar. Insya Allah kita berupaya agar kegiatan seperti ini, termasuk peringatan hari-hari besar Islam lainnya bisa menjadi agenda tahunan asosiasi," kata Anis.

Ketua Asokulam, Alta Zaini yang didaulat untuk memberikan arahan berharap agar semua komponen masyarakat yang ada di Kecamatan Kuta Alam pada khususnya bisa bersatu padu, tidak terkotak-kotak, dan mendukung berbagai kegiatan positif.

"Bukan zamannya lagi gontok-gontokan atau merasa diri paling benar. Asokulam dengan berbagai potensi yang dimilikinya siap menjadi pelopor melawan kemungkaran, termasuk merazia berbagai kegiatan hura-hura (pesta) malam tahun baru yang bisa jadi tetap dilaksanakan oleh pihak-pihak tertentu," tandas Alta Zaini.

Kegiatan kenduri dan renungan tsunami yang dilaksanakan P3IMB dihadiri Ketua DPRK Banda Aceh, Yudi Kurnia bersama seluruh keuchik dan ketua pemuda se-Kecamatan Kuta Alam serta para pedagang yang jumlahnya lebih 200 orang. Tausiah memperingati sembilan tahun tsunami disampaikan Tgk Mulyadi dari Punie, Aceh Besar.(nas)


16.24 | 0 komentar | Read More

Wisnu dan Shireen Gelar Resepsi di Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pasangan artis, Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar, Minggu (29/12/2013) pagi menggelar resepsi pernikahannya, di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. Keduanya di Peusijuek (Tepung Tawar) dan disuguhkan Tarian Ranup Lampuan, baru kemudian naik ke pelaminan.

"ini unik, saya senang, adat istiadat itu harus dipertahankan," kata Shireen kepada awak media yang meliput resepsi keduanya ini.

Shireen berbalut setelan gamis lengkap dengan jilbab. Sementara Wisnu menggenakan setelan jas. Keduanya tampak kompak diatas pelaminan. Resepsi ini sendiri dihadiri 1500 undangan. (*)


16.24 | 0 komentar | Read More

Curi Kambing, Dua Oknum TNI Dikeroyok Massa

Written By Unknown on Sabtu, 28 Desember 2013 | 16.24

SIGLI - Warga Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Pidie, Jumat (27/12) sekira pukul 10.00 WIB, menghajar tiga pencuri kambing--dua di antaranya prajurit TNI--di Pantai Seupeung, Kecamatan Muara Tiga, Pidie. Kedua tentara tersebut sudah diserahkan ke Subdenpom Sigli, sedangkan pelaku sipil ditahan di Mapolres Pidie guna pengusutan lebih lanjut.

Saat beraksi, ketiga pelaku naik mobil jenis Avanza BK 1696 IZ warna hitam. Menurut warga, sehari sebelumnya mereka sempat memergoki mobil tersebut menaikkan kambing ke dalam mobil di kawsan Pantai Seupeung Kalee, Kecamatan Muara Tiga. Namun, warga tak berani bertindak karena pelakunya berseragam loreng.

Namun, Jumat (27/12) kemarin, palaku datang lagi juga dengan mengendarai mobil yang sama. Mereka seenaknya saja memasukkan tiga ekor kambing ke dalam "mobil sejuta umat" itu.

Warga langsung mengabarkan apa yang mereka lihat itu kepda polisi.

Sebagian massa malah nekat menghadang laju mobil pelaku yang jaraknya 100 meter dari Mapolsek Muara Tiga.

Saat itu, mobil pelaku beriringan dengan satu mobil lainnya dan kemudian berhasil mendahuluinya. Di luar perkiraan si pengemudi, mobil itu menabrak tumpukan pasir di pinggir jalan sehingga terhenti dengan sendirinya.

Warga yang sedang tersulut emosinya pun langsung melakukan "peradilan jalanan" dengan mengeroyok kawanan pencuri. Salah satunya berusaha melarikan diri. Tapi warga berhasil mengejarnya dan langsung dipukuli.

Polisi yang datang ke lokasi berhasil menghentikan amuk massa. Saat diperiksa, ternyata dua di antara pelaku merupakan oknum TNI dan satu lagi warga sipil. Masing-masing berinisial Pratu S, Prada I, dan HS (21), warga Gajah Aye, Kecamatan Pidie.

"Kedua oknum TNI itu telah kami serahkan ke Denpom Pidie untuk diproses. Sedangkan warga sipil sudah kita amankan di Mapolres Pidie, termasuk barang bukti berupa empat ekor kambing yang mereka curi," kata Kapolres Pidie, AKBP Sunarya SIK, melalui Kasat Reskrim, AKP Ibrahim SH, kepada Serambi, Jumat (27/12).

Dandim 0102 Pidie, Letkol Inf Muhammad Mahmud Suharto Amir yang dihubungi kemarin menjelaskan, dua oknum TNI yang diduga terlibat pencurian ternak itu, hingga kini telah ditangani Subdenpom Pidie. "Anggota kita yang bersalah tetap diproses secara hukum yang berlaku. Juga masih diperiksa kesehatannya akibat dikeroyok massa," demikian Letkol Muhammad Mahmud Suharto. (naz)


16.24 | 0 komentar | Read More

Anggota Dewan Pecahkan Kaca Meja

* Saat Membahas Dana Hibah

MEUREUDU - Tak terima "diceramahi" terlalu panjang soal peruntukan dana hibah oleh Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya (TAPK Pijay), Jumat (27/12) kemarin, seorang anggota Panggar bernama Jamaluddin H Ismail, berang. Ia gebrak meja dan layangkan tinjunya ke meja berkaca di ruang sidang sehingga kaca tersebut pecah.

Hadirin di ruang Panitia Anggaran (Panggar) DPRK Pijay itu, baik Tim Panggar Dewan maupun TAPK Pijay, tersentak kaget oleh ulah dan interupsi Jamaluddin.

"Jangan kira kami selama ini tidak tahu aturan. Apakah setiap pembahasan dan pengambilan kebijakan daerah tanpa sepengetahuan dewan itu sah?" sergah Jamaluddin, politikus Partai Aceh.

Yang dia protes adalah Ketua TAPK Pijay, Ramli SH MM yang sedang menjelaskan riwayat dana hibah Rp 10 miliar yang dialokasikan Gubernur Aceh untuk pembangunan di Pijay. Uang sebesar itu ternyata hanya diplotkan untuk dua item proyek multiyears (bertahun jamak) saja, yakni untuk gedung serbaguna (Rp 3 miliar) dan jalan layang (Rp 7 miliar).

Awalnya, yang gencar menyoal alokasi dana dari provinsi melalui usulan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh Perubahan (APBA-P) itu adalah Ketua Panggar DPRK Pidie Jaya, Abubakar Usman. Begitu sidang dibuka, Abubakar Usman langsung mempertanyakan pengalokasian dana hibah Rp 10 miliar yang hanya untuk dua item pekerjaan.

Padahal, menurutnya, di Pijay masih ada proyek lain yang memerlukan pembayaran segera karena sedang/sudah dikerjakan. Misalnya, gedung DPRK, kantor bupati, kantor dinas pekerjaan umum, dan kantor bappeda Pijay. "Gedung-gedung itu pun mestinya mendapat kucuran dana pembayaran dari APBA-P," ucap Abubakar Usman.

Ia menilai, pengalokasian dana tersebut telah melanggar kesepakatan bersama, yaitu tanpa sepengetahuan pihak dewan (Panggar), mengingat proyek multiyears di Pijay bukan cuma dua item itu.

Apa pun ceritanya, kata Abubakar, pihak dewan tetap pada prinsipnya tidak akan pernah menyetujui pengalokasian dana hibah yang hanya difokuskan untuk dua item pekerjaan itu. Ia bahkan menengarai ada aroma nepotisme pihak penguasa dengan pihak ketiga (rekanan) dalam proyek tersebut.

Sejatinya, kata Abubakar, plot dana untuk pembayaran proyek multiyears haruslah merujuk pada realisasi volume proyek. Bukan justru dijuruskan pada proyek yang dikehendaki eksekutif saja, tanpa sepengetahuan dewan. "Intinya, sepanjang tidak ada kesepakatan bersama, dewan tetap menolak alokasi dana hanya untuk dua item tersebut," ujarnya seraya menegaskan bahwa kebijakan seperti itu berpotensi melanggar hukum.

Merasa "digugat", Ketua TAPK Pijay, Ramli SH MM pun menjawab dengan mendasarkan jawabannya pada surat yang dikirim pihak provinsi (Gubernur Aceh) pada 4 Desember 2013. Surat itu, menurutnya, sudah diteruskan ke Sekretariat DPRK pada 16 Desember 2013, namun hingga kemarin belum juga dibalas Pimpinan DPRK Pijay.

"Secara prosedural dan legalitas hukum ketetanegaraan, jika surat yang dikirimkan eksekutif terkait pengalokasian dana--sebagaimana tertera dalam surat itu, yakni untuk jalan umum dan insfrastruktur--belum dibalas, maka hal itu telah dianggap sah atau dengan kata lain telah disetujui dewan," jelas sarjana hukum ini.

Jika dewan hendak membahasnya kembali, lanjut Ramli, maka pihak Sekwan haruslah membalas surat yang telah dikirim pada 16 Desember lalu itu agar legalitas formalnya lebih sah untuk dibahas selanjutnya agar tidak timbul anggapan bahwa eksekutif berbelit-belit.

"Apalagi sampai kini belum ada peraturan bupati dan belum diundangkan dalam lembaran daerah," ujar Ramli.

Belum begitu sempurna penjelasan Ramli tentang peraturan bupati itu, tiba-tiba terdengar suara meja digebrak dan dipukul kacanya. Mata hadirin langsung tertuju kepada sang penggebrak meja itu, yakni

Jamaluddin H Ismail. Dengan nada tinggi dia bertanya, "Apakah setiap pembahasan dan pengambilan kebijakan daerah tanpa sepengetahuan dewan itu sah?"

Tak ada jawaban. Suasana tegang. Kemudian salah seorang anggota Panggar DPRK Pijay menyarankan agar sidang pembahasan dana hibah Rp 10 miliar itu diskors dan dilanjutkan di lain waktu agar tidak mengganggu jadwal pembahasan sidang RAPBK 2014 Pjay.

Usul itu pun akhirnya disetujui. Sidang kemudian diskors. Waktu skorsing itu dimanfaatkan oleh petugas untuk membersihkan kaca yang pecah dan retak-retak di ruang sidang tersebut. (c43)


16.24 | 0 komentar | Read More

Begini Pernyataan Sebelumnya

SEBELUMNYA, Selasa 10 Desember 2013, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah dan Wakilnya, Muzakir Manaf menyetop penerimaan permohonan proposal bantuan untuk usaha pribadi dari warga Aceh yang tiba-tiba saja jumlahnya membludak.

Keputusan Gubernur dan Wagub menyetop masuknya proposal (baru) disampaikan Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Nurdin F Joes. Alasannya karena jumlah proposal yang diajukan warga sejak Jumat 29 November 2013 telah mencapai 10.000.

"Pak Wagub memutuskan menerima permohonan hingga hari ini (Selasa 10 Desember 2013, red) yang sudah mencapai 10.000 orang dengan bantuan sesuai kemampuan dana operasionalnya Rp 500.000 per orang," begitu kata Nurdin F Joes kepada Serambi, Selasa (10/12) malam.

Nurdin juga menjelaskan, Wagub Aceh berharap pemohon dapat memaklumi hal ini dan meminta mereka tak membandingkan jumlah ini (Rp 500.000) dengan jumlah diterima sebagian kecil pemohon yang sudah duluan dikabulkan yang mungkin memang jumlah uangnya lebih banyak.

"Kepada pemohon yang proposalnya sudah diterima diharap bersabar. Pak Wagub harus menandatangani satu per satu proposal ini untuk didisposisikan ke Dinas Keuangan Aceh (DKA) agar penerima bisa mencairkan ini ke DKA dengan membawa nomor agenda proposal. Jika nanti sudah bisa dicairkan, maka tim Kantor Gubernur akan memberitahu penerima, mungkin melalui sms ke nomor HP yang sudah dicantum di proposal atau ada cara lainnya," demikian penjelasan Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, waktu itu.(nas)

P2P

gelombang aksi
* Pukul 10.45 WIB massa KAMMI Aceh mendatangi Kantor Gubernur dan berorasi
* Inti orasi massa KAMMI menuntut Pemerintah Zaini-Muzakir (Zikir) merealisasikan 21 janji semasa kampanye
* Beberapa saat ketika massa KAMMI berorasi, muncul gelombang aksi berikutnya dengan jumlah besar
* Massa susulan tersebut menuntut direalisasikannya bantuan dana masing-masing Rp 500.000 sebagaimana proposal yang telah mereka ajukan dan telah diterima oleh Pemerintah Aceh
* Kedua kelompok massa ini sempat beraksi besama-sama hingga menjelang Jumat namun memasuki shalat Jumat massa KAMMI meninggalkan Kantor Gubernur
* Massa proposal melanjutkan aksi hingga sore harinya sebelum akhirnya bubar menjelang Magrib setelah sempat terjadi bentrok dengan pihak keamanan


16.24 | 0 komentar | Read More

Penyaluran Bansos Resmi Ditutup

BANDA ACEH - Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, H Nurdin F Joes, menegaskan, penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat, resmi ditutup, Jumat (27/12). Dengan keputusan itu, masyarakat yang telah mengajukan proposal, tidak perlu lagi menunggu pencairan dana bansos.

Menurut F Joes, penyaluran dana bansos yang 'tidak direncanakan' itu harus ditutup seiring berakhirnya tahun anggaran 2013. Karena secara aturan, proses lalu-lintas administrasi sudah harus dinyatakan berakhir di pengujung Desember 2013.

Menurut F Joes, penutupan ini juga disebabkan keterbatasan keuangan Pemerintah Aceh yang dapat diarahkan kepada kepentingan dana bansos seperti itu. "Kalau dana bansos yang direncanakan, tentu sejak awal sudah tertuang dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Aceh dan dapat disalurkan secara terukur, akibat penerimanya sudah jelas tertera," kata F Joes.

Menurut Nurdin F Joes, jumlah proposal yang diajukan masyarakat seluruh Aceh mencapai lebih 10.000 proposal. Pengajuan proposal itu atas inisiatif masyarakat sendiri dan di antaranya telah mendapat bantuan dengan nominal beragam yang disesuaikan dengan keuangan dan disposisi pimpinan Pemerintah Aceh.

"Masyarakat tidak perlu menunggu dan harus memahami kondisi yang ada. Baik itu kondisi limit waktu proses anggaran yang sudah berakhir maupun atas dasar kemampuan keuangan yang terbatas yang dapat diarahkan untuk bansos yang tidak direncanakan itu," ucapnya.(yos)


16.24 | 0 komentar | Read More

Massa Rusak Kantor Gubernur

* KAMMI Tagih Janji Kampanye Zikir

BANDA ACEH - Dua kelompok massa yang sama-sama menagih janji Pemerintah Aceh, Jumat kemarin berdemo ke Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh. Kelompok pertama dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menagih 21 janji Zikir (Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf) saat kampanye. Sedangkan kelompok lain yang melancarkan aksi hingga menjelang Magrib--bahkan sempat terjadi pengrusakan--menuntut dana masing-masing Rp 500.000 sebagaimana proposal yang sudah diterima tim Kantor Gubernur Aceh, beberapa waktu lalu.

Pantauan Serambi, sekitar pukul 10.45 WIB, massa KAMI Aceh berjumlah puluhan orang tiba di Kantor Gubernur. Seorang di antara mahasiswa ini mengenakan jas bertuliskan 'Gubernur' dan seorang lagi menyelempangkan kertas karton dari bahu ke badannya bertuliskan "Rp 1 juta/KK". Nada tulisan itu menagih satu dari 21 janji Zikir semasa kampanye dulu yang menyebut jika mereka terpilih, maka rakyat Aceh akan diberi Rp 1 juta/KK dari dana minyak dan gas (migas).

"Rp 25 triliun APBA 2012 dan 2013, tetapi daya serap sangat lemah. Selalu dikejar ketika akhir tahun, bahkan ada modus membayar dulu, padahal proyek belum rampung. Hingga saat ini daya serap APBA 2013 baru 56 persen. Tetapi di sisi lain, gubernur/wagub belum merealisasikan satupun janji kampanye mereka, termasuk janji Rp 1 juta/KK," teriak Ketua Umum KAMMI Aceh, Faisal Qasim.

 'Massa proposal'
Baru sesaat aktivis mahasiswa dari KAMMI berorasi di depan teras depan Kantor Gubernur Aceh, tiba-tiba jumlah massa bergabung semakin ramai. Ternyata massa tambahan ini adalah ibu-ibu pemohon bantuan ke Kantor Gubernur yang tak mendapat Rp 500.000 per orang untuk bantuan usaha sesuai yang telah disetujui Pemerintah Aceh terhadap proposal mereka sebelum 11 Desember 2013.

Sebagian kaum ibu ini juga ikut berorasi menggunakan mik toa milik mahasiswa. "Kenapa bantuan yang telah dijanjikan ke kami Rp 500.000 tak diberikan lagi, padahal proposal kami sudah diterima dan sudah ada nomor agenda. Kami tak akan pulang kalau bantuan ini tak diberikan!" teriak seorang wanita yang mengaku berasal dari Aceh Utara. Seorang ibu lainnya malah menyindir mahasiswa dengan mengatakan, "Jangankan janji saat kampanye, uang proposal Rp 500.000 saja tak jelas."

Sempat terjadi dorong-dorongan antara mahasiswa plus warga pemohon bantuan dengan petugas Satpol PP dan WH Aceh yang mengamankan aksi. Namun, hingga aksi berakhir sekitar pukul 12.00 WIB seiring dengan hampir masuknya waktu shalat Jumat, baik Gubernur maupun Wagub Aceh dan pejabat lainnya, tak seorang pun yang menjumpai massa. Menjelang Jumat, aktivis KAMMI meninggalkan Kantor Gubernur Aceh.

 Berujung rusuh
Ba'da Jumat atau sekitar pukul 14.30 WIB, ratusan demonstran yang didominasi kaum ibu mulai melakukan aksi di teras Kantor Gubernur. Massa yang ramai dan tak terkendali itu mulai melakukan tindakan anarkis dengan memecahkan kaca-kaca di Kantor Gubernur serta belasan pot bunga yang berada di lobi serta kompleks kantor. Bahkan pintu gerbang masuk dan keluar kantor itu diblokir paksa oleh demonstran yang mengakibatkan ratusan pegawai tidak bisa pulang, terutama mereka yang menggunakan kendaraan.

Pemblokiran dan pengrusakan yang terus dilakukan oleh massa tersebut dikarenakan jumlah personel polisi dibantu petugas Satpol PP tidak sebanding dengan jumlah demonstran yang hampir mencapai seribuan orang. Malah, beberapa kali para demonstran terlihat menerobos masuk ke dalam kantor sambil berteriak-teriak, 'kami ingin bertemu gubernur atau wagub'. Pun demikian tidak seorang pun dari pihak Kantor Gubernur Aceh yang datang menemui demonstran dan memberi penjelasan tentang tuntutan massa.

Sejumlah demonstran yang ditemui Serambi mengaku datang dari Bireuen, Sigli, Langsa, Lhokseumawe bahkan ada yang dari Aceh Singkil, Aceh Selatan dan sejumlah wilayah lainnya. "Nama dan nomor saya 1023 sudah ada di komputer. Saya sudah lihat sendiri. Namun, ketika saya datang tadi dan berharap uang bantuan itu bisa membantu saya, tiba-tiba saya dengar sudah tutup dan tidak dilayani lagi. Bagaimana kami tidak kecewa. Sebenarnya saya lagi membawa keponakan saya berobat ke Medan. Tapi, begitu tahu bantuan itu katanya sudah cair, saya langsung ke Banda Aceh," ujar Zahnirah, asal Langsa sembari menunjukkan nomor agenda proposal yang sudah masuk Kantor Gubernur.

Demonstran lain yang ditanyai juga mengaku hal yang sama. Malah, mereka mengaku sudah berhari-hari berada di Banda Aceh dengan satu tujuan menunggu bantuan itu cair. "Saya sudah lima hari di Banda Aceh. Saya sangat mengharapkan bantuan itu ada bagi kami sebagai rakyat miskin, berapapun itu jumlahnya. Meski kami tahu dulunya ada yang dapat Rp 5 juta," kata Habsah (57), demonstran yang juga datang dari Langsa sambil menunjukkan nomornya 518/67882 6/12-13.

 Dibubarkan paksa
Menjelang Magrib atau sekitar pukul 18.15 WIB, massa yang masih bertahan di Kantor Gubernur Aceh dibubarkan paksa oleh beberapa peleton aparat kepolisian dari Polresta dan Brimob Polda Aceh serta petugas Satpol PP.

Pembubaran dilakukan karena massa berkeras ingin tetap bertahan di sana. Kondisi pun mulai tak terkendali, aksi lempar pun terjadi, sehingga beberapa kaca depan di lobi Kantor Gubernur Aceh pecah. Berawal dari itulah petugas melepaskan belasan kali tembakan ke udara. Massa pun terpecah-pecah dan aksi kejar-kejaran pun tak terhindari, ketika polisi mendapati sejumlah demonstran diduga pemicu kerusuhan tetap bertahan di lokasi.

Polisi menangkap 9 orang dan dibawa ke Mapolresta Banda Aceh. Dari kerusuhan itu dilaporkan bukan hanya demonstran saja yang terkena pukulan petugas tetapi beberapa anggota polisi berpakaian preman juga ikut dipukul oleh petugas yang memakai seragam.

Bahkan beberapa di antara masyarakat yang memiliki keperluan di Kantor Gubernur dan terjebak dengan situasi banyaknya massa akibat pintu gerbang sempat diblokir, mendadak terkena serangan jantung begitu mendengar beberapa kali suara tembakan. Para korban itu langsung dipapah beramai-ramai oleh keluarga dan petugas ke RSU Zainoel Abidin.

 Kamera wartawan ditarik
Kerusuhan juga mengakibatkan kamera seorang wartawan dari media online yang sedang mengabadikan petugas kepolisian saat menangkap perusuh mengaku kameranya sempat dirampas dan dijatuhkan ke lantai oleh petugas yang sempat diabadikan tersebut. "Ya, kamera saya ditarik langsung dijatuhkan ke lantai. Saya kenal dengan polisi itu dan sempat mengambil gambarnya," kata Ghadafi, wartawan media online tersebut.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Moffan MK mengaku telah meminta maaf langsung kepada Ghadafi dengan mengganti sejumlah biaya perbaikan atas kerusakan kameranya. "Secara pribadi dan institusi saya telah meminta maaf langsung kepada Ghadafi dan saya telah berjabat tangan dengan mengganti atas kerugian kamera Ghadafi. Tidak ada yang menginginkan hal itu terjadi, apalagi wartawan itu mitra kami. Saya bisa katakan hal itu terjadi, karena waktu itu situasional dan kondisi sedang tidak terkendali," demikian Moffan.(mir/sal)


16.24 | 0 komentar | Read More

Prof Farid Wajdi: Janji Wajib Ditepati

BANDA ACEH - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA yang bertindak sebagai khatib Jumat (27/12) kemarin menyatakan bahwa umat Islam jangan bermain-main dengan janji, karena janji itu merupakan tanggung jawab yang wajib ditepati.

"Calon penguasa maupun calon wakil rakyat jangan sembarang menebar janji, karena dalam Islam janji itu sesuatu yang wajib ditepati," ujarnya dalam khutbah Jumat di Masjid Al-A'la Desa Cot Masjid, Kecamatan Luengbata, Banda Aceh.

Tampil dengan judul ringkas Amanah dan Kapasitas, Farid mengupas tentang amanah seorang pemimpin terhadap umat/rakyatnya. Amanah yang dimaksud Farid itulah janji. Termasuk di dalamnya janji politik saat kampanye, baik untuk mendapatkan jabatan kepala negara atau kepala daerah, maupun untuk menjadi wakil daerah atau wakil rakyat di lembaga legislatif.

Saking pentingnya janji itu ditepati, kata Farid, Allah berfirman yang artinya, "Dan tunaikanlah olehmu akan janji, sesungguhnya janji itu suatu tanggung jawab."

Nabi Muhammad saw bahkan pernah bertanya sebelum menyembahyangkan mayat seseorang, apakah semasa hidupnya orang tersebut punya janji yang belum dia tepati sampai ajalnya tiba. Kalau ada, ahli warisnyalah yang harus menunaikan janji itu sebelum mayat dikubur.

Orang yang diberi janji pun, kata Farid, berhak menuntut pemenuhan janji itu, sekalipun si mayat hendak dimasukkan ke liang lahat.

Farid juga mengutip hadis yang dirawi Bukhari dan Muslim bahwa tanda orang munafik itu ada tiga: apabila bercakap dia berbohong, apabila berjanji dia ingkar, dan apabila diberi amanah dia khianat.

Farid pun menyebutkan beberapa contoh betapa sakitnya dikhianati. Misalnya, dikhianati oleh tunangan, pasangan, oleh teman, bahkan oleh penguasa maupun wakil rakyat.

Oleh karenanya, saran Farid, jika tidak yakin mampu menunaikan janji, maka sebaiknya janganlah berjanji. Ini perlu dicamkan oleh calon-calon wakil rakyat yang tahun depan akan bertarung dalam pemilihan umum legislatif (pileg), demikian juga yang akan ikut pilpres ataupun pilkada.

Di bagian lain khutbahnya, Farid mengutip Quran Surah Annisa ayat 58 yang intinya Allah menyuruh hamba-Nya untuk menyerahkan amanah/tanggung jawab kepada ahlinya (orang yang memiliki kapasitas).

"Dalam hal ini Allah memerintahkan kita untuk memberikan amanah kepada orang-orang yang jelas-jelas punya kesanggupan untuk tugas yang diserahkan tanggung jawab kepadanya," kata Ketua ICMI Orwil Aceh ini.

Kriteria "ahlinya" tersebut, ulas Farid, tentulah sangat berkait dengan integritas, pengalaman, dan rekam jejak (track record) sesorang. Jadi, berbeda dengan yang dipahami dan diamalkan selama ini, yaitu 'ahlinya' dipahami sebagai ahli waris, ahli famili, kelompok, atau orang sekampung, bahkan kawan-kawan sewarung minum kopi. "Sehingga muncul persepsi walaupun jelek, yang penting dia orang kampung saya. Berkhianat pun dia toh orang saya, masih lebih baik ketimbang yang mengkhianati saya orang lain," ujarnya dalam bahasa Aceh.

Dalam ayat yang lain, sebut Farid, Allah menggambarkan bahwa amanah pernah ditawarkan kepada gunung, langit, dan bumi, tapi semuanya menjerit sambil menolak amanah tersebut karena risikonya sangat berat. "Akan tetapi, manusia (bani Adam) malah berebut amanah dengan berbagai cara untuk mendapatkannya," ujar Farid.

Malah, menurut Farid, "Betapa banyak kita saksikan teman-teman yang terpuruk dalam menjalankan amanah karena mereka tidak punya kesanggupan mengembannya. Namun, kita terus saja memberikan beban atau tugas kepada orang yang tidak berhak atau tidak layak itu karena dia memang tidak punya daya (kapasitas) untuk itu."

Ia juga mengingatkan agar siapa pun yang diberi kepercayaan/amanah jangan menelikung. Jangan pula pernah mengulangi kesalahan orang lain meskipun itu untuk tujuan mengefektifkan kekuasaan.

Rasul, menurut Farid, bahkan memberi perumpamaan bahwa keledai saja sebagai makhluk yang bengal tidak terperosok ke lubang yang sama. Ia juga tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang telanjur dilakukan oleh keledai yang lain. "Tapi di antara kita ada yang nggak jera-jera. Sudah pun mendapat peringatan dari pengalaman-pengalam buruk yang pernah dilalui sebelumnya atau oleh orang lain, tapi terus saja kesalahan mereka kita ulangi," sindir mantan dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry ini. (dik)


16.24 | 0 komentar | Read More

Pilkada Subulussalam Antara Harapan dan Kekhawatiran

Written By Unknown on Jumat, 27 Desember 2013 | 16.24

SENIN, 30 Desember pekan depan akan menjadi momentum demokrasi bagi masyarakat Kota Subulussalam, paling tidak untuk lima tahun ke depan. Menyusul putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (16/12) lalu, KIP Subulussalam telah menetapkan tanggal 30 Desember sebagai hari pemungutan suara ulang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Wali Kota/Wakil Wali Kota Subulussalam, di dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat.

Seiring dengan semakin dekatnya jadwal pemungutan suara ulang, harapan, kekhawatiran, kebimbangan, kecemasan dan rasa saling curiga justru menghinggapi, setidaknya, 632 Penduduk Desa Namo Buaya yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Pasalnya, putusan MK telah menjadikan desa Namo Buaya bak tambang emas yang diperebutkan oleh para calon pemimpin. Tak pelak, setiap hari desa yang pernah tersohor sebagai penghasil kopi terbesar di Subulussalam era 1980-an tak pernah sepi oleh hilir mudik para tim sukses.

Harapan, karena putusan MK tersebut membuat desa tersebut menjadi penentu pemimpin Kota Subulussalam periode 2014-2019. Karena menjadi penentu, setidaknya desa ini akan berpeluang mendapat perhatian jika kandidat yang didukung menang di sana.

Desa yang menurut warga sebelumnya kurang mendapat perhatian dari pemerintah diharapkan ke depannya diutamakan. Namun, harapan tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang menghantui penduduk di sana.

"Memang kata orang desa kami ini jadi 'emas' tapi kalau mau jujur kami justru tidak nyaman, bahkan kuatir nanti akan jadi rusuh di kampung ini,"  ujar Bru Ujung, salah seorang ibu rumah tangga saat disambangi wartawan, Rabu (25/12) di kediamannya.

Ujung mengakui betapa terkenalnya desa mereka pasca diputuskannya pemungutan suara ulang di sana. Setiap hari terutama malam hari desa Namo Buaya terus disambangi pihak-pihak tertentu. Namun, kata warga sebenarnya mereka justru takut dengan kondisi saat ini. Warga kuatir lantaran diisukan akan dapat "uang" padahal sejauh ini belum mereka terima. "Banyak yang bilang, hebat kalian di Namo Buaya, banyak nanti kalian dapat uang, tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada yang memberi uang. Kalau pun ada yang memberi uang sebenarnya kami takut," kata Ujung.

Keresahan dan kekhawatiran juga dirasakan warga lainnya. Sebab, pemungutan ulang berdampak timbulnya rasa saling curiga dan mengawasi di dalam masyarakat namo Buaya. Warga mengaku tidak nyaman jika ada tamu yang datang ke rumah mereka. Kalau pun mereka berinteraksi dengan tamu, kebanyakan memilih di warung agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Terhadap kondisi ini, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Subulussalam, dr.H.Syahyuril mengimbau semua pihak agar tidak membuat masyarakat trauma. Syahyuril yang juga komisioner Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Subulussalam, mengatakan meminta semua pihak data mewujudkan pilkada damai, terutama menjaga suasana kondusif dan keamanan.

Syahyuril berharap momentum pilkada tidak dimanfaatkan melakukan provokasi berlebihan sehingga membenturkan masyarakat. "Mari kita bersama-sama mewujudkan pilkada damai. Ini bukan hanya tugas pengamanan, tapi menjadi kewajiban kita semua, termasuk para kontestan jangan lah untuk mencapai keinginan lalu membenturkan masyarakat atau membuat masyarakat justru trauma dan tidak nyaman, ini jelas tidak baik bagi sebuah kepemimpinan mendatang," ujar Syahyuril.(khalidin)


16.24 | 0 komentar | Read More

Wagub: Aceh Darurat Narkoba

BANDA ACEH - Tsunami yang menerjang sembilan tahun lalu belum menjadi akhir ujian bagi rakyat Aceh. Pascamusibah dahsyat itu, Aceh ternyata diguncang ancaman 'tsunami' ciptaan manusia berupa narkoba yang peredarannya makin menggurita di semua lini kehidupan masyarakat Aceh.

Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muzakir Manaf menegaskan hal itu dalam sambutan tanpa teks pada acara Refleksi Peringatan Sembilan Tahun Tsunami yang dipusatkan di Kompleks Taman Ratu Safiatuddin, Lampriek, Banda Aceh, Kamis (26/12) pagi.

Acara yang dirangkai dengan doa dan zikir ini dihadiri ribuan warga dan para undangan. Di antaranya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar serta perwakilan negara-negara sahabat yang pada masa rehab-rekons dulu membantu Aceh.

Wagub menyebut, tsunami ciptaan manusia tidak kalah dahsyatanya dengan tsunami ciptaan Allah Swt pada 26 Desember 2004. Tsunami ciptaan manusia itu berupa penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) di Aceh yang justru telah merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Bahkan lebih dahsyat lagi, kata Wagub, peredaran narkoba sudah memasuki tahap 'darurat' yang akan mengantarkan Aceh pada titik nadir lost generation (kehilangan generasi penerus) dalam jangka panjang.

"Pada masa ini yang sangat kita sayangkan adalah tsunami yang diciptakan manusia, yang diciptakan oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab dan menyengsarakan anak-anak kita," kata Wagub dengan suara tinggi menyiratkan keprihatinannya terhadap kondisi peredaran narkoba di Aceh.

Menurut Muzakir Manaf, bencana narkoba di Aceh sudah memasuki tahap 'kritis' karena sudah masuk ke berbagai lini, termasuk institusi pendidikan dengan target murid-murid sekolah.

Secara khusus dia minta para orang tua dan wali murid untuk mengawasi anak-anak mereka. "Wali murid harus waspada, kalau ragu kita tes urine siswa untuk melihat kebenarannya agar anak-anak kita terbebas dari narkoba," tegasnya.

Wagub menyebutkan apabila pemakaian narkoba telah menjadi kebiasaan hidup generasi muda Aceh, maka niscaya mereka akan kehilangan masa depan. Narkoba, kata Wagub, ibarat pagar yang memakan tanaman, merusak, dan meracuni pikiran.

"Inilah tsunami yang mengancam Aceh sekarang. Yang lebih fatal lagi (mereka) seperti jadi mayat hidup dan sampah yang berjalan di muka bumi," ucapnya.

Dalam sambutannya Wagub juga menegaskan bahwa Pemerintah Aceh memberi tangung jawab penuh kepada Kapolda dan kejaksaan untuk mengusut tuntas mata rantai peredaran narkoba di Aceh. Terlebih, katanya, Aceh saat ini menjadi salah satu pusat peredaran narkoba terbesar di Indonesia yang tertata secara sistematis.

Bahkan, Wagub menengarai narkoba dari Aceh banyak diedarkan dan digunakan di Jakarta. "Kita harapkan Kapolda dan kejaksaan dapat menjadi perhatian," ujarnya.

Pada bagian lain, Muzakir Manaf juga mengungkapkan sepanjang tahun 2013, Aceh telah mengalami beberapa kali bencana besar. Seperti gempa di Tangse, Pidie, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.

Saat acara renungan sembilan tahun tsunami ini, kata Wagub, hendaknya musibah demi musibah yang melanda Aceh dapat menjadi hikmah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. "Di balik semua musibah, tentu ada hikmahnya agar kita semakin mendekatkan diri kepada Allah," demikian Wagub Aceh. (sar)


16.24 | 0 komentar | Read More

Batu Gendang, Objek Wisata Baru di Kota Sabang

Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - BERTAMBAH lagi objek wisata di Kota Sabang. Batu Gendang namanya, berlokasi di hutan Gampong Iboih, Kecamatan Sukakarya. Dinamakan batu gendang karena saat dipukul dengan gagang pisau atau kayu, batu itu menimbulkan bunyi mirip suara gendang yang ditabuh.

Benda ini pertama kali ditemukan oleh tiga sekawan yang awal namanya berhuruf S, Sabirin, Saddam Husin, dan Sabri, semuanya warga Sabang. Mereka temukan pada suatu siang saat bulan Ramadhan atau Juli 2013 lalu, seusai shalat Zuhur. Tiga sekawan itu pula yang Sepakat menamakan batu itu "Batu Gendang". Karena temuan mereka dinilai bermanfaat bagi dunia pariwisata Sabang, akhirnya tiga sekawan itu diganjar hadiah oleh Pemerintah Kota (Pemko) Sabang. Penghargaannya diserahkan pada Senin (23/12/2013) pagi oleh Wakil Wali Kota Sabang, Nazaruddin, di ruang kerjanya, berupa sertifikat dan uang tunai masing-masing Rp 5 juta sebelum dikurangi pajak.

"Alhamdulillah, temuan kami dihargai Pemko Sabang. Kami sangat berterima kasih meski kami dari awal tak berharap hadiah," ujar Sabirin, salah satu penemu Batu Gendang, yang dihubungi Serambi via telepon, Jumat (27/12/2013) pagi.

Batu unik itu pun ditemukan secara tak sengaja. "Awalnya saat puasa lalu kami berniat mencari burung ke hutan. Baru sekitar 20 menit masuk pinggiran hutan Iboih tiba-tiba terdengar suara seperti orang berzikir bersahutan. Lalu kami ikuti sumber suara itu dan sampailah kami ke batu besar itu," kata Sabirin. Saddam Husin, teman Sabirin, langsung mengetuk-ngetukkan gagang pisau di tangannya ke permukaan batu cadas selebar 3 meter dan tinggi 1 meter itu. Sontak terdengar suara bergema yang mirip bunyi gendang ditabuh. "Kami langsung tertarik, apalagi di sampingnya terdapat batu datar yang kalau shalat berjamaah di atasnya muat sepuluh orang," ungkap Sabirin.

Batu yang baru ditemukan itu langsung mereka syuting menggunakan fasilitas video handphone. Kemudian, video itu mereka edarkan dalam lingkup terbatas di Kota Sabang. Juga secara khusus mereka perlihatkan kepada Wali Kota Sabang, Zulkifli H Adam. Wali Kota langsung tertarik, kemudian mengutus tim dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Sabang untuk mengecek sekaligus mendokumentasikannya dalam bentuk video. Selanjutnya, Wali Kota Sabang mengunggah video tersebut ke Youtube sehingga tayangan tentang Batu Gendang itu kini tersebar luas ke mancanegara. Bahkan mulai ada turis asing yang meresponsnya. Terbukti ada turis yang sesampai di Sabang minta diantarkan ke objek Batu Gendang. "Tapi jalannya belum ada, masih melewati semak belukar dan bebatuan," kata Sabirin.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Sabang, Zulfi Purnawati SSos yang ditanyai Serambi, Jumat (27/12/2013) pagi mengatakan, sudah mencatat Batu Gendang tersebut sebagai objek wisata nomor urut ke-20 di Sabang. "Layak dilestarikan dan dipromosikan karena memang unik dan menarik," kata Zulfi. Zulfi sendiri mengaku pernah ke sana. Sepulang dari sana ia selalu terbayang-bayang keunikan Batu Gendang itu. Apa lagi di sebelahnya ada batu datar yang bisa digunakan sebagai tempat shalat berjamaah untuk sepuluh orang. "Saya bahkan terbayang-bayang seperti ada orang yang bersila sambil berzikir di atas batu itu. Juga seperti ada bisikan supaya saya bersihkan tempat itu, sehingga saya coba bersihkan dan lestarikan," kata Zulfi.

Atas persetujuan Wali Kota dan DPRA, kata Zulfi, tahun depan akan dirintis jalan tembus menuju situs Batu Gendang itu. Zulfi mengaku pernah pula memukulkan kayu yang ujungnya dibulatkan ke batu itu. "Benar, bunyi dan gemanya mirip suara gendang yang ditabuh," aku Zulfi. Setelah Batu Gendang ditemukan, kata Zulfi, ada staf Budpar Sabang yang membawa paranormal ke lokasi itu. Setelah diterawang, sang paranormal mengatakan bahwa batu di sebelah Batu Gendang itu dulunya pernah digunakan sebagai tempat shalat berjamaah oleh Teungku Iboih (suami Rubiah) dan pengikutnya. Malah beberapa dari sembilan Wali Songo pernah shalat berjamaah di atas batu itu.

Nah, penggalan cerita versi paranormal itu, Anda boleh percaya, boleh tidak. Tapi yang pasti, Batu Gendang dan batu datar di sebelahnya memang ada dan kini menambah khazanah objek wisata menarik di kota eksotik, Sabang.(*)

http://www.youtube.com/watch?v=Cccs2dkLubI


16.24 | 0 komentar | Read More

Ulama Singkil Meninggal Saat Pimpin Doa

SINGKIL - Haji Muhammad Yakub, ustaz yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil, Kamis (26/12) siang meninggal dalam usia 70 tahun, saat memimpin doa peringatan sembilan tahun tsunami di Masjid Baitul Muhtadin, Pulau Banyak, Aceh Singkil.

Kejadian itu sontak mengejutkan ratusan jamaah yang sedang khusyuk mengikuti doa yang dipimpinnya. "Sedang memimpin doa, tiba-tiba saja beliau jatuh dan tersungkur ke lantai masjid. Setelah mengetahui beliau meninggal, doa tetap dilanjutkan oleh ustaz yang lain," kata Lukman, pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Baitul Muhtadin, saat dihubungi Serambi dari Singkil, Kamis kemarin.

Acara peringatan tsunami di masjid itu diisi dengan pembacaan Surah Yasin dan ditutup dengan doa bersama. Saat memimpin doa itulah H Muhamad Yakub dipanggil Ilahi. Sebelumnya, tak ada tanda-tanda ayah lima anak ini sedang sakit. Bahkan saat shalat Subuh dialah yang menjadi imam di Masjid Baitul Muhtadin.

Menurut Lukman, Ustaz Muhammad Yakub memimpin doa dalam posisi duduk bersila. Tiba-tiba ia jatuh ke lantai masjid dalam posisi bersujud. Jamaah yang berada di sampingnya berusaha menolong untuk membangunkannya. Tapi tak ada reaksi apa pun. Saat itulah langsung diketahui bahwa Ustaz Muhamad Yakub sudah mengembuskan napas terakhir.

Jenazah almarhum kemudian diusung dari ke masjid ke rumah duka yang berada di Desa Pulau Baguk untuk dimakamkan pada hari yang sama.

Meninggalnya ulama sepuh ini menyisakan duka mendalam di kalangan warga Pulau Banyak yang sedang larut dalam nestapa mengenang peristiwa tsunami dan para korbannya sembilan tahun silam. "Masyarakat Pulau Banyak merasa sangat kehilangan, karena tinggal beliaulah ulama karismatik yang ada di pulau ini," ujar Lukman sembari menambahkan bahwa Haji Muhamad Yakub merupakan sesepuh kampung, tempat warga biasanya meminta petuah agama.

Kabar meninggalnya almarhum dengan cepat menyebar ke wilayah daratan Aceh Singkil. Maklum ia dikenal sebagai tokoh agama dari daerah kepulauan itu. Muhamad Yakub meninggalkan seorang istri dan lima putra-putri. (c39)


16.24 | 0 komentar | Read More

Batas Lapor Dana Kampanye Bertambah Dua Hari

* Baru Partai Golkar dan Tiga Calon DPD yang Melapor

BANDA ACEH - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI memperpanjang batas waktu penyerahan laporan penerimaan sumbangan dana kampanye periodik tiga bulan pertama (tahap pertama) bagi peserta Pemilu 2014. Batas waktu pelaporan dana kampanye yang semula berakhir pada tanggal 27 Desember ini, diperpanjang selama dua hari menjadi 29 Desember 2013.

Divisi Hukum dan Pengawasan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Junaidi kepada Serambi, Kamis (26/12) mengatakan, keputusan KPU ini tertuang dalam Surat Edaran KPU Nomor 860 tertanggal 24 Desember 2013.

Salah satu poin penting surat itu menyebutkan "dalam hal peserta pemilu tidak dapat menyerahkan pelaporan penerimaan dana kampanye, maka KIP Aceh dan KIP kabupaten/kota memberikan kesempatan kepada peserta pemilu untuk menyerahkan laporan paling lambat dua hari setelah jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 27 Desember 2013."

"Jadi partai politik dan juga calon DPD masih memiliki waktu tiga hari lagi sampai 29 Desember 2013," ujarnya.

Ia menyebutkan, hingga Kamis (26/12) kemarin, baru Partai Golkar yang telah menyampaikan pelaporan penerimaan sumbangan dana kampanye periodik tiga bulan pertama ke KIP Aceh. Sementara untuk calon DPD, yang sudah melaporkan dana kampanyenya berjumlah tiga orang. "Partai Golkar menyerahkan laporan penerimaan dana kampanyenya secara lengkap itu Selasa (24/12) lalu. Sedangkan partai lain baru konsultasi saja," katanya menjawab Serambi.

"Kita sudah beberapa kali menyurati partai dan calon DPD untuk menyampaikan laporan dana kampanyenya. Pada saat validasi surat suara juga ada kita sampaikan hal ini. Karenanya kita meminta keseriusan peserta pemilu untuk melaporkan penerimaan sumbangan dana kampanye, sebagai wujud transparansi penerimaan sumbangan," tegasnya.

Nama-nama peserta pemilu baik yang sudah maupun belum melaporkan dana kampanyenya sampai batas waktu yang ditentukan, kata dia, akan diumumkan melalui papan pengumuman dan website.

Bagi peserta pemilu yang tidak menyerahkan laporan penerimaan dana kampanye sampai batas waktu yang ditentukan, lanjutnya, maka dianggap tidak menyerahkan laporan pada periodik tiga bulan pertama. "Sesuai aturan, KIP Aceh tidak lagi menerima penerimaan laporan dana kampanye diluar jadwal tersebut," katanya.(sr)


16.24 | 0 komentar | Read More

Dana Kompensasi Tambang Turun Drastis

* Dari 25 Persen Menjadi 6,6 Persen

BANDA ACEH - Besaran dana kompensasi pertambangan yang diusulkan Pemerintah Aceh mengalami penurunan yang cukup drastis. Apabila sebelumnya di dalam Rancangan Qanun (Raqan) Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara diusulkan sebesar 25 persen, belakangan diturunkan hanya menjadi 6,6 persen dari produksi yang dijual.

Penurunan dana kompensasi itu diketahui setelah Ketua Pansus I DPRA, Ermiadi Abdul Rahman ST, menyampaikan pendapatnya terhadap Raqan Tambang yang disampaikan Pemerintah Aceh dalam Sidang Paripurna V 2013 tentang pembahasan sembilan Raqan, Selasa (24/12), di Gedung DPRA.

Dia mengatakan, keputusan menurunkan usulan dana kompensasi itu diambil setelah Pansus I DPRA menerima masukan dari pengusaha tambang dan dari fakta yang ditemukan pada saat melakukan kunjungan studi banding ke PT Antam di Pontianak, PT Newmon Nusa Tenggara dan terakhir ke PT Smelting di Gersik, Jawa Timur.

Ermiadi menuturkan, dalam pertemuan finalisasi draf raqan tambang dua pekan lalu, banyak perusahaan tambang menentang usulan dana kompensasi sebesar 25 persen. Besaran dana itu dinilai sangat memberatkan dan tidak rasional, dan dikahwatirkan pengusaha tambang akan angkat kaki dari Aceh.

"Apa yang disampaikan pengusaha tambang itu sama seperti yang disampaikan perusahaan tambang yang dikunjungi Pansus I DPRA pada saat melakukan studi banding kemarin," kata Ermiadi.

Atas dasar data dan fakta itu, maka dana kompensasi tambang diturunkan dari 25 menjadi 6,6 persen. Dengan penurunan tersebut diharapkan bisa mendorong usaha pertambangan di Aceh menjadi lebih kondusif.

Sebelumnya seperti pernah diberitakan harian ini, perusahaan tambang di Aceh dengan tegas menolak penetapan dana kompensasi sebesar 25 persen dari harga jual produksi. "Persentase itu terlalu besar dan jauh di atas penetapan nasional yang hanya sekitar 15 persen," kata Direktur Produksi PT Samana Citra Agung, Yusri, didampingi pengacaranya Syamsul Bahri, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Kamis (25/9).

Manajemen PT Lhoong Setia Mining, Jerry Patras, juga menolak besaran dana kompensasi tersebut. Dia mengungkapkan, kewajiban yang harus mereka penuhi cukup banyak. Selain fee  kepada pemerintah provinsi dan kabupaten, pihaknya juga menyalurkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang sifatnya rutin.

Selain itu masih ada beberapa dana bantuan lain yang harus diberikan kepada pejabat di kecamatan, desa dan dan masyarakat desa, baik secara kelompok maupun individu.

Rancangan Qanun (Raqan) Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara itu dijadwalkan akan disahkan pada Jumat (27/12) hari ini.

"Raqan tambang itu akan disahkan besok (hari ini) bersama delapan raqan lainnya, setelah seluruh fraksi di DPRA menyetujui untuk disahkan," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Said Ikhsan, Kamis (26/12).

Dia berharap, setelah Qanun Tambang itu disahkan, maka seluruh pemungutan terhadap perusahaan tambang di Aceh akan mengacu kepada isi qanun tambang tersebut, sehingga memiliki kekuatan hukam tetap yang jelas dan transparan.  "Tidak boleh ada lagi pungutan di luar yang diperintahkan oleh Qanun," tegas Said Ikhsan.(her)


16.24 | 0 komentar | Read More

Panwaslu Pijay dan Subulussalam Terbentuk

Written By Unknown on Kamis, 26 Desember 2013 | 16.24

BANDA ACEH - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk Kabupaten Pidie Jaya (Pijay) dan Kota Subulussalam resmi terbentuk setelah dilatik pada Senin (23/12) lalu. Pelatikan tersebut dilakukan secara bersamaan di masing-masing daerah dan dihadiri perwakilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Aceh.

Sekadar diketahui, dalam merekrut anggota panwaslu di Pijay dan Subulussalam ini,  bawaslu hanya melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap 10 anggota panitia pengawas pemilihan kepala daerah (panwaslih) di kedua daerah itu (5 orang di masing-masing daerah). Sementara jumlah panwaslu yang dibutuhkan hanya 3 orang di setiap kabupaten/kota.

Komisioner Bawaslu Aceh Zuraida Alwi mengatakan, komisioner Panwaslu Pijay dan Subulussalam yang baru dilantik itu, saat ini juga masih menjabat sebagai Panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilukada.

"Karena sesuai Qanun, disebutkan masa tugas panwaslih berakhir tiga bulan setelah pelantikan kepala daerah terpilih. Demikian, dengan terbentuknya Panwaslu di dua daerah ini, maka sekarang semua (23) kabupaten/kota di Aceh sudah memiliki Panwaslu," katanya kepada Serambi Rabu (25/12).

Pelantikan Panwaslu Pijay, kata dia, dihadiri Ketua Bawaslu Aceh Asqalani. "Sedangkan pelantikan untuk Panwaslu Subulussalam saya (Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Bawaslu Aceh, Zuraida Alwi-red) yang hadir," katanya.

Usai pelantikan, lanjutnya, Panwaslu di dua daerah tersebut sudah mulai bisa menjalankan tugasnya mengawasi tahapan pelaksanaan Pileg 2014. "Mereka juga sudah mengikuti bimtek selama satu hari usai pelantikan. Dalam bimtek itu kita jelaskan apa-apa saja kewenangan mereka dalam mengawasi tahapan pemilu dan kita juga memberi arahan terhadap apa-apa yang harus mereka lakukan," ujarnya.

Menurutnya, tugas pertama yang harus dilakukan Panwaslu Pijay dan Subulussalam adalah melengkapi jajaran pengawas sampai tingkat paling bawah. "Kita sudah arahkan agar mereka (Panwaslu-red) segera merekrut Panitia Pengawas Kecamatan untuk mengawas di tingkat kecamatan dan Panitia Pengawas Lapangan yang mengawas di tingkat desa," demikian Zuraida.(sr)


16.24 | 0 komentar | Read More

Pemimpin Doa Peringatan Tsunami Meninggal

Laporan: Dede Rosadi | Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Kabar duka menyelimuti peserta peringatan sembilan tahun tsunami di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (26/12/2013). Penyebabnya H Muhammad Yakub (70) tokoh ulama setempat, tiba-tiba meninggal ketika sedang memimpin doa pringatan tsunami di masjid Baitul Muhtadin Pulau Banyak.

Informasi yang diperoleh Serambinews.com, anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) itu, ketika sedang memimpin doa dalam posisi duduk, tiba-tiba jatuh tersujud ke lantai masjid. Ratusan jemaah yang sedang khusu mengikuti doa, berusaha membangunkan, namun ternyata sudah meninggal dunia. "Beliau meninggal ketika sedang memimpin doa, tiba-tiba jatuh tersungkur ke lantai," kata Lukman pengurus BKM Baitul Muhtadin.

Saat ini jenazah almarhum sudah berada di rumah duka, Desa Pulau Baguk, Pulau Banyak. "Kami sangat kehilangan, karena beliau merupakan ulama yang paling sepuh di Pulau Banyak," ujar Lukman.(*)


16.24 | 0 komentar | Read More

Caleg Daerah dan Pusat Ramai-ramai Langgar Aturan Kampanye

LHOKSEUMAWE - Calon anggota DPR RI, DPD, dan DPRD seperti berlomba melanggar aturan dalam pemasangan alat peraga kampanye di Lhokseumawe. Hal tersebut terlihat dari bentuk, jumlah, dan lokasi pemasangan alat peraga kampanye yang mengabaikan ketentuan dalam Undang Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta Peraturan KPU Nomor 15 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.

"Pelanggaran alat peraga itu terjadi hampir di semua wilayah Kota Lhokseumawe dan yang membuat kami prihatin pelanggaran ini tidak hanya dilakukan oleh para caleg baru, tetapi juga oleh caleg lama yang sudah jadi pemimpin. Seharusnya mereka lebih memahami  aturan yang ada," kata Ketua Panwaslu Kota Lhokseumawe, Zainal Bakri dalam siaran pers yang diterima Serambi, Selasa (24/12).

Saat ini kata Zainal, pihaknya juga sedang melakukan pemetaan kembali di 68 desa yang ada di kota itu. Pemetaan pelanggaran alat peraga kampanye kali ini melibatkan 92 Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) sehingga menjangkau semua desa, sementara pemetaan sebelumnya menurutnya hanya melibatkan pengawas tingkat kecamatan.  Berdasarkan hasil temuan, tambah Zainal, pelanggaran terbanyak yang dilakukan caleg adalah penggunaan alat peraga dalam bentuk baliho oleh caleg DPR dan DPRD. Seharusnya, sesuai ketentuan yang dijeluarkan KPU, calon anggota DPR dan DPRD hanya boleh menggunakan spanduk yang dibatasi ukurannya 1,5 x 7 meter. Pelanggaran lain yang tergolong besar adalah pemasangan alat peraga kampanye pada pohon.

"Kita sudah dua kali mengirim rekomendasi terkait pelanggaran alat peraga kampanye dan sudah dua kali pula dilakukan pembersihan oleh pemerintah daerah. Di luar itu, lamanya masa kampanye dalam bentuk penyebaran alat peraga yang ditetapkan oleh KPU juga menyita fokus Panwaslu. Padahal yang harus diawasi dalam tahapan kampanye ini bukan hanya terkait pelanggaran alat peraga semata," pungkasnya.(rel/nr)


16.24 | 0 komentar | Read More

Selama 2013, Malaysia Deportasi 200 TKI Asal Aceh

BANDA ACEH - Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Aceh, Mukhtar SSos mengungkapkan, selama 2013 Pemerintah Malaysia telah mendeportasi sedikitnya 200 TKI/TKW bermasalah asal Aceh.

Dia menjelaskan, ke-200 TKI/TKW itu merupakan tenaga kerja bermasalah yang tidak memiliki dokumen resmi. "Masalah yang dihadapi para TKI tersebut antara lain dokumen yang tidak lengkap dan terjadi ketidaksesuaian dengan majikan," kata Mukhtar seuusai Rapat Koordinasi (Rakor) perlindungan TKI, Selasa (24/12).

Di samping itu, dia sebutkan, sampai akhir Desember 2013, Dinsos dan BP3TKI Aceh telah memulangkan dan menangani 28 kasus penipuan terhadap para calon TKI. Bahkan, BP3TKI bekerjasama dengan Kepolisian hingga saat ini terus memburu calo yang diduga menipu para calon TKI.

Salah satunya adalah seorang perempuan berinisil N (pimpinan PT DB) Cabang Banda Aceh, yang beberapa bulan lalu dilaporkan terlibat perdagangan manusia (traficking). "Perempuan berinisial N, yang berprofesi sebagai pimpinan cabang, sudah dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Aceh," sebut Mukhtar.

Rakor pencegahan dan perlindungan TKI yang berlangsung di Kantor BP3TKI Aceh kemarin melibatkan aparatur lintas isntansi, seperti Kepolisian, Dinsos Aceh, Imigrasi, Angkasa Pura, Dinkes, RSUZA, BLK, BP2T dan BP3A, Dinas Perhungan, Disnakermobduk, Serikat Pekerja dan LSM, antara lain membahas beragam permasalah yang dihadapi TKI, baik pra pemberangkatan, penempatan ke luar negeri maupun TKI purna.(awi)


16.24 | 0 komentar | Read More

Pelancong ke Aceh Lampaui 1 Juta

BANDA ACEH - Jumlah pelancong ke Aceh pada tahun 2013 diprediksikan akan melampaui angka tahun 2012 yang mencapai 1.055.793 orang. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan yang masuk, dimana hingga akhir November 2013 sudah mencapai 955.948 orang.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Adami Umar, menjawab Serambi, Rabu (25/12). Dia memprediksi, jumlah turis yang datang Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang, selama bulan Desember 2013 bisa melampaui angka 300-an ribu orang.

"Dari 955.948 turis yang terdata, pelancong terbanyak masih didominasi wisatawan nusantara sebanyak 917.573 orang. Sedangkan wisatawan manca negara tercatat sebanyak 38.375 orang," sebutnya.

Jumlah wisatawan asing ini, menurut Adami Umar, baru merupakan data yang tercatat di Imigrasi Aceh. "Kita belum mendapatkan angka turis manca negara yang masuk ke Aceh lewat Sumatera Utara atau Jakarta," tambah dia.

Dari jumlah 38.375 turis asing, pelancong terbanyak masih ditempati negara jiran, Malaysia, dengan menyumbang 9.200 orang, disusul Cina 442 orang, Amerika Serikat 441, Australia 350, dan Perancis 301.

Selama tahun 2013, turis asing yang masuk ke Aceh juga makin variatif. Dari Benua Amerika, misalnya, selain dari AS, turis yang masuk ke Aceh juga ada dari beberapa negara latin. Sedangkan dari Eropa hadir sejumlah turis dari Rusia.

Tingkat kunjungan turis ke Aceh memang terus mengalami peningkatan. Tahun 2008 tercatat 727.303 orang, 2009 sebanyak 731.219 orang, 2010 sebanyak 740.727 orang, 2011 sebanyak 987.599 orang, dan 2012 sebanyak 1.055.793 orang. Sedankan tahun 2013 ia perkirakan jumlah turis yang datang akan berada pada angka di atas 1,1 juta.

Sementara itu pada kesempatan terpisah, Asosiasi Profesional Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh mengungkapkan bahwa ketersediaan bus pengangkut wisatawan masih menjadi kendala.

Saat ini misalnya. Kepala Biro Kode Etik ASPPI Aceh, Kisswoyo, menyebutkan bahwa ada 150 tamu dari Malaysia yang akan datang ke Aceh, dalam rangka peringatan bencana tsunami. Tetapi rencana kedatangan para turis terancam batal karena ketiadaan bus pengangkut.

"Biasanya untuk pengangkut wisatawan kita gunakan Damri. Tetapi untuk sekarang ini tidak ada Damri yang kosong karena dipakai untuk tamu Pemerintah Aceh. Sementara kalau kita pakai bus umum, biayanya bisa membengkak," kata Kisswoyo kepada Serambi kemarin.

Karena itu, ia berharap ada perhatian dari pemerintah dan pengusaha lokal untuk pengadaan bus pariwisata ini. Sebab dikhawatirkan akan memengaruhi citra pariwisata Aceh. "Ke depan bisa jadi mereka tidak mau datang lagi karena kita dianggap tidak siap menyambut kedatangan para turis," demikian Kisswoyo.(sir/yos)


16.24 | 0 komentar | Read More

Santri Ulumuddin Boleh Ikut Ujian Setelah Bayar SPP

LHOKSEUMAWE - Pimpinan Dayah Ulumuddin Uteunkot Cunda, Lhokseumawe, Syech H Syamaun Risyad Lc menjelaskan, santri dayah itu boleh ikut ujian setelah membayar SPP. Hal tersebut disampaikan Syech Syamaun terkait informasi sejumlah santri dayah itu dilarang ikut ujian dalam dua hari terakhir akibat tertunggak SPP.

"Kami bukan melarang santri yang tertunggak SPP ikut ujian, tapi hanya menunda saja ujian bagi mereka. Tapi, saat mereka melunasi SPP, ujian akan kami gelar kembali. Jumlah santri yang ditunda ikut ujian ada puluhan orang," jelasnya kepada Serambi, kemarin.

Menurut Syech, sikap itu diambil karena sekarang pihaknya sangat banyak harus mengutang kepada pihak ketiga untuk membiaya kehidupan santri di dayah. Karena, lanjutnya, dari biaya SPP sebesar Rp 460 ribu per bulan, pihak dayah sudah menanggung makan, listrik, dan seluruh kebutuhan pokok santri. "Jadi, sikap ini kami lakukan untuk mengenjot orang tua santri saja agar membayar SPP yang tunggakanya sudah sangat banyak. Saat uang itu dibayar anak-anak kami pastikan  boleh ikut ujian susulan," ungkap Syech Syamaun Risyad.

Sebelumnya, Iskandar warga Uteunkot, kepada Serambi, Rabu (25/12) mengatakan, dua anak yang belajar di dayah itu tak dibolehkan ikut ujian akibat menunggak SPP. "Padahal, jauh-jauh hari saya sudah berkomunikasi dengan pengurus pasantren bahwa saya akan bayar tunggakan itu pada Januari 2014. Namun, anak saya dikeluarkan dari ruang ujian," ungkapnya. Ia mengaku sangat kecewa dengan kebijakan pesantren itu.

Hal senada juga dilaporkan sejumlah orang tua santri lain yang menghubungi Serambi Biro Lhokseumawe terkait larangan ikut ujian di dayah itu akibat belum melunasi SPP.(bah/nr)


16.24 | 0 komentar | Read More

Sidak Pasar, Bupati Bireuen Tarik Semua Timbangan Plastik

Written By Unknown on Rabu, 25 Desember 2013 | 16.24

laporan: Ferizal Hasan | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN -  Bupati Bireuen Ruslan M Daud meminta kepada konsumen atau pembeli, baik yang berbelanja di pasar maupun di kios-kios dalam gampong-gampong, agar menolak atau tidak menerima barang yang ditimbang dengan timbangan plastik (timbangan 2 Kilogram). Hal itu dikatakan Ruslan saat membagi-bagi timbangan untuk ratusan pedagang di pasar pagi setempat, Selasa (24/12/201) sore.

Menurut Ruslan, timbangan plastik ukuran dua kilogram itu dilarang pemakaiannya untuk berjualan. Hal itu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Bahkan di timbangan itu sendiri tertera atau jelas ditulis 'timbangan ini tidak boleh untuk jual-beli'. Alasannya, Karena takaran atau keakurasiannya tidak layak atau tidak cocok untuk pedagang. Timbagan tersebut hanya boleh digunakan untuk rumah tangga.

Menurut bupati yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Bireuen, Darwansyah, timbangan ukuran 2 kilogram yang sering digunakan pedagang di pasar-pasar, takarannya tidak akur karena timbangan tersebut bisa diatur. Sehingga bisa merugikan pembeli atau konsumen.

"Kami pemerintah wajib melindungi konsumen, karena itu saya tegaskan kepada pembeli atau konsumen yang berbelanja di pasar maupun kios-kios atau kedai glosir baik di kota maupun di desa-desa, jangan merima barang yang ditimbang dengan timbangan plastik," tegas Ruslan.

Bupati juga menghimbau kepada pedagang agar tidak lagi menggunakan timbangan plastik untuk berjualan. "Mulai saat ini kami akan menarik semua timbangan plastik yang masih beredar di pasar," terangnya.

Pantauan Serambinews.com, Selasa (24/12/2013) sore, saat melakukan sidak pasar, bupati bersama petugas dari dinas terkait, menarik semua timbangan plastik yang masih banyak digunakan pedagang. Namun timbangan plastik tersebut digantikan dengan timbangan baru yang layak pakai atau timbangan yang khusus dipakai untuk berjualan.

"Kami senang dan tidak menduga kalau bupati Ruslan akan menarik semua timbangan plastik dan menggantikannya dengan timbangan baru. Ini sebuah gebrakan yang sangat luar biasa, dan kita berharap ke depan program tersebut dapat berlanjut," kata Husaini, pedagang rempah-rempah di pasar pagi setempat.


16.24 | 0 komentar | Read More

Kebakaran di Blangkejren Hanguskan 6 Rumah Warga

Laporan: Rasidan | Gayo Lues

SERAMBINEWS.COM, BLANGKEJREN - Kebakaran melanda desa Durin, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Senin (24/12/2013) sekira pukul 20.30 WIB. Keterangan beberapa warga menyebutkan, tidak ada korban jiwa maupun luka akibat peristiwa itu. Sebaliknya, kobaran api menghanguskan 6 rumah warga.

Kebakaran di desa Durin tersebut hanya berjarak sekitar 20 meter dari lokasi kebakaran pasar Centong Bawah,  pusat perbelajaan Blangkejeren, peristiwa lima hari lalu. Menurut sumber, kobaran api berasal dari salah satu deretan rumah warga yang ditinggal kosong pemiliknya. Dalam hitungan menit, tiga unit mobil pemadam kebakaran tiba dilokasi dan berhasil menjinakan kobaran sijago merah.

"Belum habis dan hilang rasa kesedihan warga Blangkejeren yang menjadi korban kebakar beberapa waktu lalu, bahkan korban juga masih tinggal dibawah tenda pengungsian dan penampuan, kali ini peristiwa kebakaran kembali terjadi di kecamatan yang sama dan hanya berjarak 20 meter dari lokasi kebakaran sebelumnya,"kata kepala BPBD Gayo Lues, Hasan Salam, kepada Serambi, Selasa (24/12/2013).

Sementara, Penghulu desa Durin Sulaiman, mengatakan, 6  rumah warga yang mengalami rusak berat (terbakar) adalah milik Matludin, Nurjaya, Halimah, Aminah, Abd Malik dan M Pasya. Sedangkan satu unit rumah yang mengalami rusak ringan yaitu milik Zulkifli. "Bantuan masa panik dan bantuan masyarakat terus berdatangan,"demikian Penghulu Durin.


16.24 | 0 komentar | Read More

Bireuen Raih Tiga Medali di Kejurnas Piala Pangdam IM

Laporan: Ferizal Hasan | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Tiga petinju binaan Pertina Bireuen sukses meraih tiga medali, dalam kejuaraan nasional (kejurnas) tinju elit Piala Pangdam Iskandar Muda. Even yang diikuti 95 petinju dari 10 provinsi di Indonesia tersebut digelar di Banda Aceh, 16-22 Desember 2013.

Pelatih tinju Bireuen, Joniful Bahri kepada Serambinews.com, Selasa (24/12/2013) mengatakan, ketiga atletnya masing-masing Ilham S yang meraih medali emas, Irwansyah Situmeang medali perak, dan Saladin Algayubi medali perunggu.

"Alhamdulillah dari enam petinju Bireuen yang membela tim Aceh pada kejurnas tersebut, tiga diantaranya sukses membawa pulang medali, prestasi ini mampu mengharumkan nama Aceh dan Bireuen khususnya,' kata Joniful Bahri.

Dikatakan Joni, prestasi yang diperoleh anak didiknya tersebut menjadi modal untuk persiapan Pekan Olahraga Aceh (PORA) yang akan berlangsung di Aceh Timur Juni 2014. Pun demikian, pihaknya akan terus berlatih demi mempertahankan gelar prestasi serta akan terus menjaga nama besar daerah ditingkat nasional dan internasional.

Ditambahkan Joni, Pertina Bireuen pada tahun 2014 juga sudah siap menjadi tuan rumah kejuaran tinju tingkat pelajar Se-Aceh. "Saat ini kami juga sedang mempersiapkan atlet-atlet tinju pelajar untuk mengikuti even tersebut,' demikian Joniful Bahri.


16.24 | 0 komentar | Read More

Uang Kertas Bergambar Cut Nyak Dien Masih Bisa Ditukarkan

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menghimbau masyarakat yang ingin menukarkan empat pecahan uang kertas tahun emisi 1998 dan 1999 yang sudah tidak berlaku, agar dapat menukarkan di Bank Umum paling lambat 30 Desember 2013. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor10/33/PBI/2008 tanggal 25 November 2008.

Pecahan uang kertas dimaksud antara lain uang kertas pecahan Rp 10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) bergambar Cut Nyak Dien Tahun Emisi (TE) 1998 dan uang kertas pecahan Rp 20.000 (Dua Puluh Ribu Rupiah) bergambar Ki Hadjar Dewantara TE 1998.

Sedangkan untuk keluaran tahun 1999 yakni uang kertas pecahan Rp 50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah) TE bergambar WR Soepratman, dan uang polymer/plastik pecahan Rp 100.000 (Seratus Ribu Rupiah) TE bergambar Soekarno-Hatta.

Meski begitu, BI masih memberikan kelonggaran kepada para pemilik uang tersebut. Soalnya jika sampai dengan tanggal 30 Desember 2013 pemilik uang belum sempat menukarkan uang kertas tersebut, masih diberi kesempatan untuk menukarkannya mulai tanggal 31 Desember 2013 sampai 30 Desember 2018 sesuai dengan jadwal operasional penukaran.(KONTAN / Nina Dwiantika)


16.24 | 0 komentar | Read More

Jose Mourinho: Arsenal Cengeng!

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, menilai para pemain serta ofisial Arsenal terlalu berlebihan saat menghadapi timnya pada lanjutan Premier League di Stadion Emirates, Senin (23/12/2013).

Laga itu berakhir 0-0. Selama pertandingan, menurut catatan Soccernet, Arsenal menguasai bola sebanyak 61 persen dan melepaskan dua tembakan titis dari tujuh usaha, sementara Chelsea melepaskan empat tembakan akurat dari 13 percobaan.

Namun, pada menit ke-39, para pemain dan ofisial skuad Arsenal memprotes keputusan wasit Mike Dean karena tidak memberikan The Gunners penalti setelah Theo Walcott dijatuhkan di kotak terlarang oleh Willian. Mourinho pun menyebut reaksi Arsenal berlebihan pada insiden tersebut.

"Mereka (Arsenal) mudah menangis, itu adalah tradisi. Saya lebih memilih mengatakan bahwa orang-orang Inggris, dan saya akan memberikan satu contoh, Frank Lampard, yang tidak pernah terprovokasi dalam situasi seperti itu," ungkap Mourinho.

"Pemain-pemain dari negara lain, khususnya beberapa negara tertentu memilki darah seperti itu. Sejumlah pemain asing mendatangkan banyak hal bagus. Tetapi, saya lebih menyukai darah Inggris dalam sepak bola dan darah pemain Inggris dalam situasi seperti itu adalah 'come on, let's go'," tambahnya.

Adapun hasil imbang ini membuat Mourinho sukses menjaga rekor tidak terkalahkannya dari Arsenal dalam 10 pertemuan terakhir. Mantan pelatih Real Madrid itu pun mengaku senang dengan pencapaian tersebut.

"Saya bermain melawan mereka 10 kali dan saya tidak pernah kalah. Sepuluh kali dan mereka tidak pernah menang satu pun. Julukan apa yang Anda inginkan dari saya sekarang?" kata Mourinho. (kompas.com/goal.com)


16.24 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger