Laporan : Parlaungan Lubis | Sumatera Utara
SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Kebebasan pers ternoda kembali. Kali ini, seorang jurnalis yang bekerja di sebuah suratkabarharian (Skh) terbitan Medan, Sumatera Utara dianiaya hingga babakbelur. Pasalnya, pelaku penganiayaan itu tak terima dirinya diberitakan suratkabar tersebut. Penganiayaan terhadap Suwandi Anwar itu diduga dilakukan orang suruhan Murgap Harahap, seorang abdi negara di Dinas Pendidikan (disdik) Kota Medan.
Muhammad Maratua Lubis, wartawan Skh. Orbit yang sedang piket pada Rabu (13/11) malam di kantornya Jalan Asrama Medan mengatakan, Murgap Harahap merupakan Sekretaris Disdik Medan yang diduga sebagai otak pelaku penganiayaan tersebut. Korban dipukuli diteras rumah Murgap Harahap di Jalan Bromo Ujung/Jalan Perjuangan Gang Tuba IV, Kecamatan Medan Denai, Selasa (12/11) malam.
"Di teras rumah Murgap, pria yang mengaku bernama Taqwa, diduga keponakan dan suruhan pejabat Pemko Medan itu, memukul bagian kening, pipi dan kelopak mata korban hingga bengkak dan babakbelur. Murgap, istri dan anaknya yang menyaksikan itu sepertinya membiarkan pria tersebut sangat beringas," tutur Maratua Lubis.
Awalnya, kata Maratua, korban usai pulang dari kantor, singgah di sebuah warung di kawasan Jalan Arief Rahman Hakim (d/h Jalan Bakti) Medan untuk minum kopi. Tak berapa lama di warung tersebut, tiba-tiba seorang pengendara sebuah sepedamotor memanggil korban.
Korban pun langsung diajak naik ke atas boncengan sepedamotor itu. Korban sempat bertanya, mau kemana. Pria yang diduga suruhan Murgap pun menjawab mau ketemu Murgap Harahap. Korban pun menuruti permintaan pengendera sepedamotor tersebut, karena korban merasa tak terkait dengan pemberitaan yang melibatkan nama dan diri Murgap Harahap.
Korban pun bertemu Murgap di kediamannya. Setibanya di kediaman Murgap, tanpa basa-basi, korban langsung dianiaya dihadapan keluarga Murgap, hingga warga yang mengetahui kejadian itu tak simpati melihat keluarga Murgap yang main hakim sendiri. Warga justru malah pergi berhamburan dan tak berani memberi pertolongan.
Belum puas Taqwa memukuli Suwandi, pria berbadan tegap dan berkulit sawo matang itu pun menyuruh Suwandi naik ke atas sepedamotor dan membawanya ke ujung jalan kediaman Murgap, dan menyuruh agar korban lari.
"Awalnya korban tak mau lari, karena khawatir akan diteriaki maling dan takut dihamok massa. Namun penolakan itu, dibalas Taqwa dengan pukulan ke wajah korban," kata Maratua menambahkan.
Di hadapan warga, Taqwa kembali memukuli korban, hingga korban menuruti apa yang dimaui pelaku yang akhirnya lari sekuat tenaganya sembari menoleh ke arah belakang untuk melihat pria tersebut. Begitu pelaku tak melihat korban lagi, dengan spontan korban melompat ke dalam parit dalam keadaan gelap.
Suwandi Anwar harus berjuang menyelamatkan diri dan harus merangkak, dan bersembunyi di dalam parit untuk menjauhkan diri dari lokasi kejadian, agar terhindar dari kejaran pelaku yang bernama Taqwa itu. "Di parit sepanjang 500 meter itulah korban merangkak menyelamatkan diri. Situasi malam hari sedikit membantu korban sembunyi," kata Maratua Lubis.
Lutut dan tangan korban mengalami luka-luka, dan terpaksa ke luar dari dalam parit dan berlari menuju rumah kawan korban disekitar daerah itu. Sesampai di rumah temannya, korban langsung mengirim pesan singkat (SMS) ke nomor adiknya meminta agar adiknya membuka handphone korban yang tertinggal rumah untuk melihat nomor kontak wartawan Harian Orbit lainnya yang sedang bertugas di kantor. Selanjutnya, adik korban langsung menghubungi Muhammad Asril, Redaktur Pelaksana Harian Orbit. Adiknya itu memberitahu tentang kondisi korban.
Tak lama Muhammad Asril beserta Edison Tamba dan seorang rekan jurnalis lainnya bernama Afrio Landra langsung menuju rumah persembunyian korban di Jalan Perjuangan Gang Tuba IV Medan Denai.
Sementara, Muhammad Maratua Lubis yang sedang piket malam itu, ditugaskan Pemimpin Redaksi Hr. Orbit, Asli Atmadi, untuk mengkonfirmasi tentang kejadian ini kepada Murgap Harahap melalui jalur seluler. Namun, konfirmasi gagal, karena handphone Murgap sudah tidak aktif.
Bersama tokoh pemuda bernama Charles, Muhammad Asril cs langsung menjemput korban. Mereka pun langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Medan Area, Kamis (14/11) sekitar pukul 01.00 dinihari, dan laporan pengaduan pun diterima Bripka Irwansyah. Kasus penganiayaan ini sedang diselidiki Polsek Medan Area, untuk segera menangkap pelaku dan otak pelakunya.(*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Wartawan Harian Orbit Dianiaya di Kediaman Sekretaris Disdik Kota Medan
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/11/wartawan-harian-orbit-dianiaya-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Wartawan Harian Orbit Dianiaya di Kediaman Sekretaris Disdik Kota Medan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Wartawan Harian Orbit Dianiaya di Kediaman Sekretaris Disdik Kota Medan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar