* Maya Terlihat Turun dari Mobil Riki
SUKA MAKMUE - Misteri yang sempat menyelimuti kasus penculikan dan penyiksaan Riki dan Fadil (20), teman dekat Maya Purnama Sari (22), istri Samsuardi alias Juragan (Ketua DPRK Nagan Raya), kini makin terkuak. Seorang saksi dari rangkaian peristiwa itu mengaku bernama Anwar, mengungkapkan banyak hal penting kepada Serambi, Jumat (19/7) kemarin.
Ia juga mengaku berhasil mencegah dan memengaruhi para pelaku yang sedang kalap agar tidak membunuh Riki dan Fadil saat "dikeroyok" di kebun sawit milik Juragan, kawasan Meulaboh Dua, Nagan Raya, Senin (8/7) lalu.
"Saya mengerti hukum dan tindakan penyiksaan itu jelas salah, apalagi kalau kedua korban sampai dihabisi pakai pisau. Makanya saya cegah dan alhamdulillah, nyawa kedua anak muda itu terselamatkan," kata Anwar yang karena kesibukannya mengaku saat ini sedang berada di luar Nagan Raya.
"Saya tidak sedang melarikan diri seperti pelaku lainnya. Saya tidak terlibat menculik maupun memukul Riki dan Fadil, tapi saya menyaksikan adegan itu," kata Anwar.
Ia memberanikan diri angkat bicara di media ini untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. "Saya tidak tahan dengan pemberitaan dan keterangan Juragan dan istrinya yang, menurut saya, tidak sesuai dengan fakta sebenarnya," ucap Anwar.
Satu hal lagi yang membuatnya berani membeberkan fakta di seputar kasus yang genre ceritanya bagaikan telenovela ini. "Saya berani, karena saya bukan anak buah Juragan atau bekerja pada beliau. Saya adalah rekan dari orang yang punya mobil Nissan X-Trail yang membawa Riki dan Fadil dari tempat mereka diculik ke kebun Juragan," ucap Anwar.
Ia bertutur lancar kepada Serambi via telepon mulai pukul 15.13 WIB kemarin. "Sebelum kejadian itu, saya memang sedang jalan-jalan dengan teman saya. Kami sama sekali tak menduga peristiwa ini bakal terjadi, karena memang sama sekali tak pernah direncanakan."
Penculikan terhadap kedua pemuda ini, kata Anwar melanjutkan kisah, berawal saat Maya Purnama Sari terlihat langsung oleh anak buah Juragan turun dari mobil milik Riki, Nissan Juke. Maya turun di lokasi Pantai Naga Indah Permai di Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya.
"Awalnya tak ada niat dari para pelaku memboyong Riki ke kebun Juragan. Namun, karena anak buah Juragan kesal melihat Bunda Purnama (sebutan Anwar untuk istri Juragan -red) turun dari mobil pria lain, makanya kedua pemuda ini didatangi pelaku," ujar Anwar.
Sebelumnya lagi, kata Anwar, saat ia dan temannya tiba di Pantai Naga Indah Permai, temannya itu melihat ada mobil Ford Fiesta warna putih yang mereka kenali sebagai milik Maya, istri Juragan. Mereka langsung mendatangi mobil itu, dengan harapan bisa ditraktir minum gratis oleh ibu pejabat daerah yang dermawan ini.
Ketika teman Anwar menanyakan di mana Bunda Purnama (istri Juragan) kepada saudara ibu pejabat ini, wanita itu menjawab sedang berada di dalam kamar mandi. Tapi setelah lama ditunggu dan dicek langsung ke kamar mandi kafé itu, Maya justru tak kunjung nongol. Hal ini menimbulkan kecurigaan Anwar dan temannya.
Soalnya, mobil istri Juragan berada di pantai, tapi pemiliknya tak kelihatan. Di tengah rasa penasaran itu, tiba-tiba saat akan ke luar dari kafé, rekannya yang berinisial MHJ itu melihat Maya turun dari Nissan Juke. Mobil itu belakangan diketahui milik laki-laki lain (Riki).
Teman Anwar langsung mendatangi kedua anak muda itu. Keduanya diboyong paksa naik mobil yang ia tumpangi, Nissan X-Trail, ke kebun sawit Juragan di kawasan Meulaboh Dua, Nagan Raya.
"Yang membawa korban dari pantai itu hanya beberapa orang, sedangkan pelaku lainnya sudah duluan berada di kebun Juragan. Di situlah terjadi penyiksaan," terang Anwar.
Pisau terhunus
Anwar mengaku ikut menyelamatkan Riki ketika akan diserang oleh seorang pelaku dengan pisau terhunus. "Saya cegah pembunuhan itu, karena berdosa besar dan menyalahi hukum negara. Lagi pula, sebelum korban diboyong pelaku ke kebun Juragan, dalam pembicaraan awal, Juragan berjanji tak akan memukul Riki dan Fadil. Tapi kenyataannya, Riki dan Fadil yang sudah berada di kebun Juragan malah menjadi sasaran pemukulan beramai-ramai," ungkap Anwar.
Pernyataan Anwar terkait drama penyiksaan itu senada dengan pengakuan Riki dan Fadil kepada Serambi, Rabu lalu. Namun, keterangan mereka sudah dibantah Juragan dengan menyatakan pengakuan Riki dan Fadil cuma karangan tak berdasar. Lebih dari itu, Juragan sudah menganggap selesai persoalan itu, karena dia sudah membuat pernyataan perdamaian tertulis dengan Riki dan Fadil serta keluarga kedua korban di depan kepala desanya.
Kalau setelah perdamaian itu Riki dan Fadil masih saja melaporkan peristiwa tersebut ke polisi, itulah yang disebut Juragan dengan istilah, "Saya dijebak." (edi)