* Polisi Periksa 8 Anggota TRA
SIGLI - Pasca-bentrok warga dengan anggota Tim Relawan Aceh (TRA) di Gampong Blang Raya, Kecamatan Simpang Tiga (Laweung), Kabupaten Pidie, Jumat (18/7), polisi memperketat penjagaan desa pesisir di kaki gunung Seulawah tersebut. Terkait dengan insiden itu, polisi juga telah memintai keterangan delapan anggota TRA.
Kapolres Pidie, AKBP Sunarya SIK mengatakan, pihaknya telah mengerahkan personel polisi bersama Brimob memperketat penjagaan di Blang Raya. Sempat pula beredar isu akan ada serangan balas dendam dari pihak TRA. Namun fakta di lapangan pada Sabtu kemarin atau sehari pasca-insiden, aktivitas warga Blang Raya normal-normal saja.
Informasi terkini menyangkut kondisi Blang Raya maupun pengusutan kasus bentrok massa dengan TRA disampaikan Kapolres Pidie kepada Serambi di sela-sela mendampingi Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Husen Hamidi meninjau situasi Gampong Blang Raya, Sabtu (19/7). Data terbaru, korban luka-luka di pihak TRA mencapai 15 orang menyusul seorang korban lainnya yang dibawa ke RSU Tgk Chik Di Tiro Sigli pada Sabtu pagi kemarin. Korban ke-15 tersebut bernama Alamsyah (41) warga Gampong Jamuan, Bandar Baru, Aceh Utara.
Untuk tetap terjaminnya kondisi aman di Blang Raya, Kapolres Pidie mengultimatum anggota TRA agar jangan coba-coba menyerang balik warga Gampong Blang Raya. "Karena isu yang beredar relawan TRA akan melakukan tindakan balas dendam. Jika mereka melakukan itu, maka akan berhadapan dengan polisi," tandas AKBP Sunarya.
Menurut Kapolres Pidie, untuk pengamanan Blang Raya pasca-bentrok, dikerahkan 70 personel polisi yang di dalamnya termasuk anggota Brimob. Kapolres juga menyerukan agar kondisi kondusif yang telah tercipta tidak dirusak lagi dengan insiden yang sama. Kedua belah pihak harus menahan diri, dengan mengambil pelajaran dari insiden yang telah terjadi.
"Saat ini Gampong Blang Raya sudah kembali seperti biasa dan masyarakat sudah beraktivitas. Tiga bangkai mobil yang digunakan TRA yang dibakar massa telah ditarik ke Mapolres Pidie untuk barang bukti pengusutan," kata Sunarya.
Pihak kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus bentrok di Laweung. Target polisi akan menangkap provokator utama yang menyebabkan terjadinya bentrokan antara warga dengan anggota TRA.
Pihak Reskrim Polres Pidie, menurut Sunarya telah memanggil delapan anggota TRA untuk dimintai keterangan menyangkut penyebab terjadinya insiden.
Berdasarkan keterangan delapan anggota TRA kepada polisi, akar persoalannya adalah Muslim, anggota TRA asal Gampong Blang Raya yang dilaporkan menyebarkan ajaran sesat. Akibatnya, warga marah kepada Muslim. Puncaknya, warga menyerang anggota TRA saat mengantar Muslim ke Gampong Blang Raya untuk menjelaskan perihal ajaran sesat yang dituduhkan kepada Muslim.
"Untuk sementara, terjadinya insiden itu murni karena dugaan ajaran sesat yang disebar Muslim. Kami juga akan memanggil Ketua Pusat TRA Aceh, Drs Murdani MA untuk dimintai keterangan," kata Kapolres Pidie. Selain dari pihak TRA, polisi juga akan meminta keterangan dari warga.
Ditanya apakah masih ada relawan TRA yang bersembunyi di hutan, menurut Sunarya tidak ada lagi, terutama di hutan Laweung yang berada di kaki gunung Seulawah. Mereka semuanya telah turun dalam kondisi selamat. "Terakhir anggota TRA turun dari hutan pada Jumat malam sebanyak sembilan orang dari kawasan hutan Simpang Beutong Laweung. Kami langsung membawa mereka ke rumah sakit. Rata-rata kondisi mereka mengalami memar di kepala akibat terkena lemparan batu," kata Kapolres Pidie.
Sebanyak enam dari 15 korban cidera akibat bentrokan warga dengan TRA di Desa Blang Raya, enam di antaranya masih dalam perawatan tim medis, yaitu lima orang di RSU Sigli dan satu orang korban kritis atas nama Mukhtar (46) di RSUZA anda Aceh.
Korban Mukhtar, menurut Direktur RSUZA Banda Aceh, Dr dr Syahrul SpS(K) kepada Serambi, Sabtu (19/7), setelah ditangani tim medis ternyata hanya mengalami cedera kepala ringan dengan luka robek pada dahi dan memar pada dada. "Semua lukanya sudah dijahit, foto dadanya normal, dan telah diberikan obat-obatan," kata dr Syahrul.
Menurutnya, meski semua luka korban sudah dijahit, tapi saat ini korban masih berada dalam perawatan-observasi intensif di UGD RSUZA Banda Aceh. Hingga Sabtu siang kemarin, tak ada lagi korban insiden Laweung yang dirujuk ke RSUZA Banda Aceh. Itu menandakan, kondisi luka atau cedera mereka mampu ditangani di RSU Tgk Chik Di Tiro, Sigli.
Sementara itu dokter piket IGD RSU Sigli, dr Novi Hildani kepada Serambi, Sabtu (19/7) mengatakan, jumlah anggota TRA yang dirawat mencapai 15 orang. Rinciannya, 14 orang masuk pada Jumat malam dan seorang lagi bernama Alamsyah (41) warga Gampong Jamuan, Bandar Baru, Aceh Utara masuk pada Sabtu pagi. "Alamsyah hanya menderita luka ringan di kepala," kata Novi.
Menurut Novi, dari 15 anggota TRA yang dirawat di RSU Sigli, lima orang masih perlu perawatan medis karena cedera di bagian kepala. Kelimanya dirawat di ruang saraf.
Kelima anggota TRA yang masih dirawat di RSU Sigli masing-masing Zulfitri Ali (35) warga Gampong Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka, Bireuen, Abdullah Jalil (41) warga Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Muslim Usman warga Gampong Blang Reuling, Sawang, Aceh Utara, Syukran Sofyan (25) warga Gampong Tanoh Anoe, Kecamatan Jangka, Bireuen, dan A Thaleb (63) warga Gampong Dama Kawa, Ganda Pura Bireuen.
Seperti diketahui, Gampong Blang Raya di Kecamatan Muara Tiga (Laweung), Kabupaten Pidie, lepas zuhur, Jumat (18/7) rusuh akibat bentrokan antara warga setempat dengan serombongan besar laki-laki dan perempuan yang menamakan diri Tim Relawan Aceh (TRA). Laporan terakhir, 15 orang luka-luka--termasuk seorang kritis--sebuah bus, satu minibus, lima sepeda motor, dan satu rumah hangus akibat insiden itu.(naz/c43)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |