* Berdasarkan Tes Urine Setelah Sempat Mogok KencingSIGLI - Dua tersangka pembunuh T Muhammad Zainal Abidin (30) alias Cekgu, kader Partai Nasional Aceh (PNA) Pidie berhasil dites urine mereka dan salah seorangnya, yaitu Munir (33) positif mengonsumsi sabu sedangkan rekannya, Khairul Anshari (34) negatif. Jika mengacu pada kronologis kasus yang dibeberkan Kapolres Pidie sebelumnya, Khairul adalah pelaku yang menembak Cekgu hingga tewas.
Tes urine terhadap Munir dan Khairul sempat terkendala karena keduanya dilaporkan mogok kencing sejak hari pertama ditangkap. Aksi mogok kencing kedua tersangka itu dibenarkan Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi yang ditemui Serambi di Nagan Raya, Jumat (3/5). "Mereka tak mau buang air kecil selama menjalani pemeriksaan," kata Irjen Pol Herman Effendi didampingi Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Gustav Leo.
Dari Sigli diterima laporan terbaru menyangkut pemeriksaan tersangka Munir dan Khairul. Meski polisi belum mampu mengungkap motif pembunuhan Cekgu karena kedua tersangka masih sering ngawur dan bungkam saat diperiksa, tetapi pada Jumat kemarin tes urine sudah berhasil dilakukan.
"Motifnya kami belum tahu karena tersangka Munir dan Khairul Ansari masih ngawur atau tidak jelas dalam memberikan keterangan. Munir masih ketergantungan sabu dan hasil tes urine Munir positif sabu. Sementara Khairul Ansari negatif," ungkap Kapolres Pidie, AKBP Dumadi, kepada wartawan termasuk Serambi menjawab pertanyaan seputar perkembangan pemeriksaan kasus Cekgu di Mapolres Pidie, Jumat (3/5).
Menurut Kapolres Pidie, kedua tersangka dalam memberikan keterangan kepada penyidik terkesan pasang badan atau buang badan. Keterangan kedua tersangka berbeda-beda sehingga polisi susah mengorek keterangan yang sebenarnya.
Dalam penilaian Kapolres Pidie, tidak terlalu penting meminta keterangan dari Munir dan Khairul. Polisi akan lebih fokus pada penggalian data dan fakta di lapangan untuk mengungkap motif pembunuhan korban. "Saya tidak mau berspekulasi mengenai motif. Saat ini kasus tersebut masih berkaitan dengan sabu. Motif sabu masih dugaan sementara. Karena ke depan bisa saja mengarah kepada motif lain," kata AKBP Dumadi.
Dumadi mengatakan sah-sah saja jika ada anggapan dari luar bahwa polisi tertutup menangani masalah ini atau lainnya. Tapi, katanya, polisi berkomitmen untuk mengungkap kasus tewasnya kader PNA Pidie dari bawah sampai ke atas. Hanya saja sekarang polisi butuh waktu dalam mengungkapkan kasus tersebut, apalagi kemungkinan pelakunya bisa bertambah. "Tunggu saja kami akan membuka kasus itu sampai ke akar-akarnya. Siapa yang salah akan kita seret ke hukum," tandasnya.
Mengenai kepemilikan senjata tersangka, menurut Dumadi, sampai kini belum jelas. Berdasarkan pengalaman, senjata api yang digunakan pelaku kriminal kerap dirental. "Tapi, kedua tersangka belum mengakui apakah pistol tersebut dirental. Kita perlu bukti untuk mengungkapnya," ujar Kapolres Pidie.
Khairul menembak
Pada jumpa pers di Mapolres Pidie, Selasa sore, 30 April 2013, Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Polisi Gustav Leo didampingi Kapolres Pidie, AKBP Dumadi SStmk mengumumkan ke publik tentang tertangkapnya dua tersangka penembak T Muhammad Zainal Abidin alias Cekgu. Kedua tersangka tersebut masing-masing bernama Munir (33), warga Bungie, Kecamatan Simpang Tiga dan Khairul Ansari (34), warga Gampong Didoh, Kecamatan Mutiara Timur. Keduanya diciduk di Simpang Pidie, Senin 29 April 2013 sekira pukul 14.00 WIB.
Dalam jumpa pers itu Kapolres Pidie membeberkan kronologis kejadian penembakan Cekgu. Menurutnya, pada Kamis malam 25 April 2013 pukul 21.30 WIB, Munir menghubungi Cekgu untuk mengajak menggunakan sabu. Namun, korban menolak karena baru pulang dari Aceh Tamiang.
Beberapa menit kemudian, Cekgu mengirimkan pesan singkat (sms) kepada Munir agar menunggu di Beureunuen. Saat itu sudah pukul 23.15 WIB. Selanjutnya Munir menghubungi Cekgu melalui HP mengatakan akan menunggu di Simpang Keumangan, Kecamatan Mutiara. Tak lama kemudian Cekgu datang dengan Avanza. Di sana telah menunggu Munir dan Khairul Ansari.
Munir menitipkan sepeda motornya di ruko, kemudian keduanya naik mobil Cekgu. Munir duduk di samping Cekgu sedangkan Khairul Ansari duduk di belakang. Mereka menuju ke arah Kecamatan Kembang Tanjong.
Masih menurut Kapolres Pidie, pada pukul 02.00 WIB dini hari, Jumat 26 April 2013, sesampai di Gampong Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Munir (yang duduk di depan, red) mengirim sms kepada Khairul Ansari (yang duduk di belakang) untuk menembak langsug korban. Maka dilakukan penembakan pada bagian kepala dan rusuk. Mobil yang masih tetap melaju diambil alih oleh Munir dan jasad Cekgu ditarik ke belakang oleh Khairul.
Jasad Cekgu dibawa dengan mobil menuju lapangan sepakbola di Gampong Blang Beureueh, Kecamatan Mutiara. "Mobil yang berisi jasad Cekgu sempat mau dibakar oleh Khairul, namun dilarang oleh Munir. Akhirnya pelaku sepakat mendorong mobil itu ke dalam aliran sungai Krueng Tiro Gampong Blang Beureueh. Selanjutnya pelaku pulang ke rumah Khairul di Kota Mini," demikian kronoligis yang pernah diungkapkan Kapolres Pidie.(naz/edi/nas)
"Saya Disuruh Si Bus
untuk Membunuh Cekgu"
POLISI masih terus bekerja untuk mengungkap motif pembunuhan T Muhammad Zainal Abidin alias Cekgu, kader Partai Nasional Aceh (PNA) Pidie. Melalui kedua tersangka, yaitu Munir (33) dan Khairul Ansari (34) diharapkan bisa terkuak berbagai misteri yang ditunggu-tunggu masyarakat.
Kapolres Pidie, AKBP Dumadi mengakui, hingga Jumat (3/5) pihaknya belum berhasil mengungkap motif pembunuhan Cekgu karena kedua tersangka dalam memberikan keterangan kepada penyidik terkesan pasang badan atau buang badan. Keterangan kedua tersangka berbeda-beda sehingga polisi susah mengorek keterangan yang sebenarnya.
Terkait dengan kasus pembunuhan Cekgu tersebut, polisi juga telah menangkap seorang pria berinisial Bus (42). Sekarang Bus sudah diamankan di Mapolres Pidie untuk proses hukum selanjutnya.
Menurut Kapolres Pidie, penangkapan Bus berdasarkan hasil keterangan tersangka Munir dan Khairul, bahwa tersangka menembak Cekgu karena disuruh Bus. "Pak, saya disuruh si Bus untuk menembak Cekgu," kata AKBP Dumadi kepada Serambi mengutip keterangan kedua tersangka.
Akan tetapi, lanjut Kapolres Pidie, ketika polisi menanyakan kenapa Cekgu ditembak, kedua tersangka mulai ngawur memberikan keterangan dan terkesan pasang badan atau buang badan.
Ditanya apakah Bus benar sebagai penyandang dana atau donatur, menurut Dumadi polisi belum melakukan pemeriksaan karena tersangka Bus masih lelah. Rencananya Bus akan diperiksa Sabtu 4 Mei 2013.
Seperti diketahui, Bus ditangkap oleh personel Opsnal Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh, Kamis sore 2 Mei 2013 di salah satu loket angkutan antarprovinsi di Jalan Muhammad Jam, Banda Aceh, sekira pukul 18.00 WIB. Bus sendiri disebut-sebut berasal dari Gampong Mesjid Bungie, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie.
Bus sampai di Mapolres Pidie, Jumat dini hari 3 Mei 2013. Saat wartawan berusaha mewawancarai dan mengambil foto, tidak diizinkan oleh Kapolres Pidie karena sedang ditangani personel Reskrim Polres Pidie. "Saya tidak bisa intervensi kinerja mereka karena bisa mengganggu penyidikan," demikian Kapolres Pidie.(naz)
tanggapan majelis tinggi pna
Harus Tuntas
KAMI dari Majelis Tinggi DPW PNA Pidie memberikan apresiasi kepada polisi yang telah menangkap tersangka penembak T Muhammad Zainal Abidin sebagai kader PNA. Kamis berharap polisi bisa mengungkap kasus ini sampai tuntas. Setiap timbul satu kasus harus dituntaskan siapa pelakunya. Jangan kasus yang terjadi itu sempat terkatung-katung sehingga tidak jelas penyelesaian. Masyarakat menanti kesungguhan kerja polisi dalam mengungkapkan kasus ini.
* H Abdul Wahab Krueng Seumiden, Ketua Majelis Tinggi DPW PNA Pidie. (naz/c43)
perkembangan
kasus cekgu
* Tersangka Bus (42) yang diduga sebagai donatur untuk pembunuhan Cekgu dijadwalkan mulai diperiksa hari ini, Sabtu 4 Mei 2013 di Polres Pidie * Tersangka Munir (33) dan Khairul Ansari (34) yang dilaporkan sempat mogok kencing beberapa hari akhirnya menyerah dan berhasil dilakukan tes urine * Munir dilaporkan positif menggunakan sabu sedangkan Khairul negatif * Hingga Jumat 3 Mei 2013 motif pembunuhan Cekgu belum terungkap