Rabu, 1 Mei 2013 15:33 WIB
"Sebagai mahasiswa kami ingin tahu sudah sampai dimana kelanjutan dari pembahasan bendera dan lambang Aceh yang baru itu," kata Junaidi, salah satu dari 90 mahasiswa FISIP yang hadir dalam pertemuan dengan Pimpinan DPRA, Drs H Sulaiman Abda MSi.
Sementara Kamalia, mahasiswi Fisip mempertanyakan sikap pimpinan DPRA terkait masih minimnya jumlah perempuan yang menjadi anggota parlemen, serta persoalan teror terhadap perempuan yang menjadi bakal calon anggota legislatif.
Mahasiswa lainnya, Muhammad Fadil mempertanyakan strategi politik yang bisa menyelematkan politisi dari bahaya di dunia dan siksaan di akhirat. "Karena, yang kami dengar untuk mencapai tujuan politiknya, banyak parpol yang menghalalkan segala cara," kata dia.
Dalam kunjungannya ke DPRA, para mahasiswa FISIP Unsyiah dipimpin oleh dua orang dosen mereka, yaitu Syaifuddin Bantasyam dan Eros. Sementara Pimpinan DPRA, Drs H Sulaiman Abda MSi, didampingi staf ahlinya A Risman.
Syaifuddin Bantasyam mengatakan, kunjungan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa bahwa antara teori ilmu politik dengan praktek politik yang terjadi di lapangan.
Wakil Ketua II DPRA, Drs H Sulaiman Abda MSi mengatakan, politik yang dilaksanakan anggota legislatif tidak selalu sama dengan teori yang diajarkan di kampus. Politik yang dilaksanakan di lembaga legsislatif, kata Sulaiman, adalah, politik anggaran, kebijakan, dan pengawasan terhadap jalannya roda pemerintahan.
"Menjadi seorang politisi itu, butuh kematangan emosional dan kesabaran yang tinggi, serta harus beretika. Karena, apa yang kita kerjakan di lembaga Dewan ini, selaku hamba Allah, pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia, tapi sampai ke akhirat. Kita harus bekerja ikhlas, jujur, transparan dan profesional," papar Sulaiman Abda.
Terkait masalah bendera dan lambang Aceh yang baru, Sulaiman Abda mengatakan, tahapan dan pembuatan dan pengesahan qanun itu sudah memenuhi mekanisme. "Tapi karena pemerintah pusat menilai bendera dan lambang itu mirip bendera dan lambang GAM, maka diminta agar Pemerintah Aceh merevisinya sedikit. Saat ini sedang masa cooling down, dan DPRA bersama Pemerintah Aceh memfokuskan pada pembahasan rancangan qanun yang lain," ujarnya.(her)
Anda sedang membaca artikel tentang
Mahasiswa Fisip Pertanyakan Pembahasan Bendera
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/05/mahasiswa-fisip-pertanyakan-pembahasan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mahasiswa Fisip Pertanyakan Pembahasan Bendera
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Mahasiswa Fisip Pertanyakan Pembahasan Bendera
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar