Tompi
BANDA ACEH - Teuku Adifitrian atau yang lebih akrab disapa Tompi bertemu para penggemarnya dalam acara diskusi ilmiah yang diselenggarakan Jumat, (19/12) di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh. Tompi berhasil menghentakkan panggung dengan penampilan apik lewat tembang Belahan Jiwa.
Saat itu, Tompi bergaya simple dan santai. Dengan mengenakan sweater berbahan kaos berwana putih keabu-abuan, dengan celana berbahan denim hitam ia tampak nyaman mendendangkan lagu hits miliknya. Tidak lupa, ciri khas dirinya sebagai penyanyi yang senang memakai topi. Kemarin, ia mengenakan topi jenis newsboy hat (topi pelukis) berwarna abu-abu muda.
Dalam kesempatan yang sama, penyanyi asal Lhokseumawe kelahiran 22 September 1978 silam ini menjadi pembicara dalam acara tersebut. Lelaki yang sering tampil dengan topi fedora ini, bercerita banyak seputar perjuangan hidupnya sebagai seorang perantau di pulau Jawa sejak masih berstatus mahasiswa.
Kesuksesan yang Tompi capai sekarang tidaklah semudah yang dibayangkan. Pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta, dia sempat terperangah dan kagum melihat gedung-gedung pencakar langit di ibukota. "Waktu itu saya takjub, karena di Aceh ga ada gedung setinggi itu," tuturnya sambil tersenyum.
Alumnus Universitas Indonesia ini ternyata awalnya sempat mengidolakan masuk Institut Teknologi Bandung (ITB). "Biar keren, sampai sekarang pun ITB itu masih keren," ujarnya sambil tertawa. Namun, takdir membawa dirinya untuk mengenyam bangku pendidikan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Jakarta.
Ketika mencoba menguraikan proses sebelum dirinya merantau ke Jakarta. Tompi sempat membuat penonton terhenyak dan berada dalam suasana haru. "Jadi waktu itu keluarga bilang, ngapain kuliah ke Jakarta, nanti gak ada biaya," urainya. Tapi sang Ibu dengan yakin mengatakan "berangkatlah nak!"
Pada bagian tersebut Tompi tak kuasa menahan rasa sedihnya hingga harus terdiam beberapa detik. Sesekali ia menyeka air matanya. Berkat restu Ibu, Tompi mantap memutuskan untuk kuliah di Jakarta. "Sampai di ibu kota, kalau di sekolah asal dulu prestasi saya bagus sehingga pede aja ke Jakarta. Ternyata kita waktu itu kalah saing sama anak daerah lain," paparnya sambil tertawa.
Dia masih teringat, dalam suatu tes di waktu SMA dulu, ia mampu mendapat peringkat 5. Berbeda ketika di Jakarta, untuk masuk daftar 10 besar pun dia tak mampu.
Perjuangan Tompi tidak hanya gigih dalam mendapatkan prestasi bagus selama kuliah. Tak pelak, dirinya juga harus mencari tambahan biaya untuk kuliah. "Jadi kiriman dari kampung saya pakai buat kuliah saja," ceritanya antusias.
Bahkan Tompi mengaku, dirinya tidak pernah membeli baju baru selama 6 tahun hingga dirinya lulus sebagai sarjana kedokteran. "Enam tahun saya gak punya baju baru. Uangnya saya simpan," katanya.
Pekerjaan mulai dari menjadi guru les, hingga penyanyi kafe pernah dia lakoni. Bakat menyanyi sudah ada sejak lama dalam diri Tompi. Sayangnya, dia baru menemukan hal tersebut ketika di bangku kuliah. "Makanya waktu saya jadi penyanyi teman dan keluarga pada heran," katanya sambil terkekeh.
Caranya mengembangkan kemampuan menyanyi pun terbilang unik. Bermodalkan tape recorder, Tompi merekam lagu-lagu barat yang tak dia kuasai. "Saya rekam orang nyanyi terus saya pelajari. Karena pengetahuan musisi saya kala itu hanya sebatas Obbie Messakh, Rinto Harahap, Pance F Pondaag. Lagu dari Stevie Wonder aja saya ga bisa waktu itu," Jelasnya dengan semangat.
Penampilan perdananya menyanyi semasa kuliah adalah ketika membawa lagu Lionel Richie berjudul Easy. Pembawa acara dalam diskusi ini sempat menantang Tompi membawa lagu ini. Tak sampai menghabiskan 2 penggal lirik, Tompi langsung berhenti bernyanyi karena lupa lirik. "Saya itu gak pernah ingat lirik. Jangankan lagu orang, lagu sendiri aja saya lupa," jelasnya.
Dengan serangkaian perjalanan hidupnya yang tak mulus, kini Tompi memetik hasil buah manis dari perjuangan hidupnya. Tak hanya sebagai Dokter Bedah Plastik yang sukses, Tompi berhasil menaklukkan ibukota sebagai penyanyi Pop Jazz yang cukup diperhitungkan di blantika musik Indonesia.
Dia pun berpesan kepada sekitar 4 ribuan mahasiswa yang hadir di acara itu untuk bisa bangkit dan berjuang untuk menggapai kesuksesan dalam hidup. "Jangan sampai sepanjang hidup, kita selalu mengulang kebodohan yang sama," pungkasnya.(tr)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |
Anda sedang membaca artikel tentang
Sukses di Ibu Kota Berkat Restu Ibu
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/12/sukses-di-ibu-kota-berkat-restu-ibu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sukses di Ibu Kota Berkat Restu Ibu
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sukses di Ibu Kota Berkat Restu Ibu
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar