* Tolak Instruksi Gubernur dengan Cap Jempol Darah
SIGLI - Massa dari Kecamatan Geumpang, Mane, dan Tangse, Kabupaten Pidie, Sabtu (30/8) menggelar orasi menolak instruksi Gubernur Aceh dan berikrar siap mati untuk mempertahankan lahan usaha mereka. Aksi penolakan juga ditandai dengan pembubuhan cap jempol darah di bentangan kain putih yang sudah disediakan di lokasi aksi.
Gelombang massa dari berbagai penjuru terlihat berduyun-duyun sejak pagi ke belakang Keude Pasar Geumpang, Gampong Bangkeh yang dijadikan sebagai titik konsentrasi aksi. Sekitar pukul 11.00 WIB, ribuan warga sudah berkumpul di lokasi tersebut. Aparat kepolisian dari Polres Pidie, Brimob bersenjata laras panjang dan TNI ikut mengawal.
Orasi yang dibalut dengan rapat akbar diawali pembacaan Alquran oleh Tgk Ridwan yang diiringi shalawat badar. Koordinator Penambang, M Nasir menyampaikan orasi pembukaan. Selanjutnya secara berturut-turut orasi disampaikan Pang Sagoe Geumpang, Tgk M Jalil Husen, tokoh masyarakat Geumpang Keuchiek Abet, unsur mahasiswa Muhammad Riza, unsur Persatuan Santri Geumpang dan Mane (PSGM) Tgk Samsuar, dan anggota DPRK Pidie Samsul Bahri A Wahab.
Pantauan Serambi, meski berdiri di bawah sengatan matahari, massa terlihat semangat mendengarkan orasi yang disampaikan silih berganti. Berkali-kali terdengar yel yel hidup Geumpang, hidup Mane, dan hidup Tangse.
Dalam rangkaian aksi tersebut, massa juga membubuhkan cap jempol darah di bentangan kain putih yang sudah disediakan. Cap jempol darah tersebut sebagai sikap penambang untuk tetap bertahan melakukan aktivitas penambangan.
Koordinator Penambang, M Nasir dalam orasinya antara lain menandaskan, saat ini masyarakat Geumpang, Mane, dan Tangse masih sehat, belum terpengaruh dengan bahaya merkuri. Masyarakat siap mati mempertahankan tambang yang selama ini menjadi lahan mencari rezeki.
"Kami tidak mundur mempertahankan lubang meski pemerintah bersikukuh menutup lubang. Aktivitas tambang merupakan harta kami. Kami mencari rezeki dengan menggali lubang untuk mendapatkan logam mulia, bukanlah pekerjaan haram, melainkan aktivitas yang kami lakukan sebagai penambang adalah pekerjaan halal," teriak Nasir dalam orasinya.
Menurutnya, tindakan penambang bukanlah melawan pemerintah. Akan tetapi mendesak pemerintah untuk melegalkan pertambangan ilegal menjadi tambang rakyat atau legal. "Artinya jika pemerintah menilai pertambangan tersebut mencemari lingkungan, maka pemerintah harus mencari solusi pertambangan yang ramah lingkungan," lanjutnya.
Menurut Nasir, pernyataan Gubernur Aceh yang menginstruksikan masyarakat menghentikan aktivitas tambang tradisional sangat menjajah masyarakat di Kecamatan Geumpang, Mane, dan Tangse. "Kami mengelola tambang untuk mencari isi perut. Kalau kami tidak lagi bekerja sebagai penambang, maka kami terpaksa merampok. Perlu diketahui, dari sektor tambang tradisional ini menyerap 12.000 tenaga kerja," demikian M Nasir.(naz/c43)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |
Anda sedang membaca artikel tentang
Penambang Emas Ikrar Siap Mati
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/08/penambang-emas-ikrar-siap-mati.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Penambang Emas Ikrar Siap Mati
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Penambang Emas Ikrar Siap Mati
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar