Kematian Jadi Keseharian Warga Gaza

Written By Unknown on Rabu, 06 Agustus 2014 | 16.25

JEBALIYA - Gempuran tentara Israel dari udara, darat dan laut telah menjadi kematian keseharian warga Gaza, Palestina, sebelum gencatan senjata telah disepakati. Salah satunya, serangan udara di kamp pengungsi Jebaliya, Jalur Gaza, Selasa (5/8)  menghancurkan rumah keluarga Najam dan warga langsung mencari korban di bawah reruntuhan.

Para warga mengklaim mayat di kamar mayat telah menjadi pemandangan sehari-hari dan menguburkan dengan cepat tanpa batu nisa, kecuali kardus bertuliskan nama korban. Sebagian besar warga Gaza menilai ketenangan sesaat ini, hanya bagian dari kematian yang telah menjadi bagian keseharian warga Gaza.

Beberapa warga menelan dalam-dalam kesedihan di belakang imam yang terus menshalatkan para jenazah, korban kebiadaban tentara Israel dan menilai sebagai syuhada yang meninggal dalam perang melawan Zionis, serta ditakdirkan masuk surga.

"Apa yang terjadi dengan mereka bisa terjadi pada kita," kata Youssef al-Doqs (22), tetangga keluarga Najam. Dia  mengatakan melihat enam orang berwajah duka mencari melalui gundukan puing-puing lantai dua mereka rumah di kamp pengungsi Jebaliya. "Seperti untuk saya, Youssef, saya tidak takut mati," katanya.

Pada Senin (4/8) pagi di Shati, sebuah kamp pengungsi yang berbeda di Kota Gaza, pesawat Israel menyerang sebuah rumah yang berdiri di sebuah jalan sempit. Anak-anak, sebagian masih berusia 8 atau 9 tahun ikut membantu tim penyelamat mencari korban dibawah reruntuhan.

Hampir 1.900 warga Palestina tewas sejak Israel melancarkan kampanye serangan udara terhadap Hamas sejak 8 Juli 2014. Namun demikian, sebagian besar warga Palestina yang tewas adalah warga sipil, termasuk sekitar 400 anak-anak. Israel belum menjelaskan serangan udara Minggu malam yang menewaskan tujuh anggota keluarga Najam, termasuk seorang pria 90 tahun dan setidaknya dua anak.

Itu adalah laporan terbaru PBB yang mengatakan telah memiliki bukti puluhan serangan Israel yang menewaskan tiga atau lebih anggota dari satu keluarga dalam serangan tunggal, dengan beberapa kasus lebih dari selusin anggota tewas. Pada Minggu malam, ambulans membawa mayat tujuh anggota keluarga Najam ke kamar mayat rumah sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya dekat kamp Jebaliya.

Keesokan paginya, masih hidup anggota keluarga, kerabat dan teman-teman duduk dengan sabar bersama orang lain menunggu untuk dimakamkan "Pergi ke kuburan untuk pemakaman berbahaya sekarang," kata Moufeed Kafarnah, seorang polisi, sambil menunggu mayat Najam untuk dibawa dari kamar mayat.

"Hanya maksimal 10 pelayat pergi ke penguburan sekarang," katanya, dengan dua anaknya - Malak, 5, dan Deema, 4, duduk di sebelahnya di trotoar. Salman (17) adalah teman masa kecil dua orang dimakamkan di sana yang tewas terkena roket Israel. "Ketika saya dewasa, saya akan bergabung dengan mujahidin," tandasnya.(ap/muh)

Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |


Anda sedang membaca artikel tentang

Kematian Jadi Keseharian Warga Gaza

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/08/kematian-jadi-keseharian-warga-gaza.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kematian Jadi Keseharian Warga Gaza

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kematian Jadi Keseharian Warga Gaza

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger