Oknum Polisi Diduga Cabuli Dua Murid SD

Written By Unknown on Sabtu, 19 April 2014 | 16.24

* Keluarga Korban Mengaku Diancam

BANDA ACEH - Dua keluarga bocah perempuan yang tinggal di salah satu gampong di Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, melaporkan kasus pencabulan yang dialami anak mereka ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Banda Aceh, Senin (14/4).

Perbuatan asusila yang dialami oleh bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) itu diduga dilakukan oleh seorang oknum polisi. Kedua bocah malang tersebut, yakni Bunga (6) dan Mawar (9), bukan nama sebenarnya. Keduanya dilaporkan sedang menghadapi masa-masa sulit, karena keduanya dilaporkan tak lagi mau bersekolah akibat malu dan trauma.

Informasi diperoleh Serambi, peristiwa yang menimpa Bunga, murid kelas 1 SD dan merupakan anak yatim tersebut terjadi sebelum Pemilu Legislatif 9 April 2014. Sedangkan pencabulan yang dialami Mawar yang disebut-sebut juga dilakukan pelaku yang sama terjadi beberapa hari setelah pemilu. Namun, keluarga Bunga dan Mawar baru mengetahui kejadian itu beberapa hari lalu, setelah melihat ada perubahan pada sikap anak mereka masing-masing. "Saya baru hari Sabtu 12 April melihat perubahan sikap anak saya. Dia tak mau sekolah kalau tidak saya antar dan jemput karena takut sama si Om (sebutan untuk pelaku-red). Setelah saya bujuk dia pelan-pelan, akhirnya anak saya ini menceritakan apa yang dialaminya. Hati saya miris dan sedih," ungkap ibu Bunga kepada Serambi, Kamis (17/4).

Menurut sang ibu didampingi keuchik dan kepala dusun, meski anaknya mengaku si Om tidak melakukan sesuatu yang terlalu jauh, tetapi anaknya 'diperintah' mau melakukan sesuatu yang sangat tidak wajar. "Saya tidak habis pikir kok pelaku tega melakukannya," ungkap ibu Bunga.

Minta pindah sekolah
Kasus pencabulan yang dialami Bunga, juga menimpa Mawar, yang juga bersekolah di tempat yang sama. Namun, dalam pengakuan ibu dan kakak kandung Mawar kepada Serambi, adiknya itu diperlakukan lebih dari yang dialami Bunga.

"Kini adik saya tidak mau sekolah lagi di SD tersebut. Waktu saya minta antar atau menjemputnya sepulang sekolah pun dia sudah tak mau. Ia selalu minta pindah dari SD tersebut. Kami sekeluarga pusing memikirkan kasus yang menimpa adik bungsu saya itu," ujar kakak kandung Mawar.

Ia mengaku keluarganya dan ibu kandung Bunga telah melaporkan kasus tersebut ke Unit PPA Polresta Banda Aceh. "Hasil visum yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara ada infeksi di sekitar bagian organ sensitifnya. Lalu beberapa hari sebelumnya adik bungsu saya ini mengeluh sakit saat mau buang air kecil," ujar kakak Mawar.

Tapi, gejala itu awalnya, kata kakak kandung Mawar, tidak langsung diketahui oleh keluarga. Namun, seiring perubahan sikapnya yang drastis serta mengaku tidak mau lagi sekolah, sehingga ibu kandungnya perlahan-lahan membujuk Mawar, agar mau menceritakan apa yang dialaminya. "Mamak dan keluarga lain kaget pada saat adik saya ini mengaku dia sudah tidak mau lagi ke sekolah tersebut. Masalahnya adik saya ini takut dibawa lagi oleh pelaku ke dalam kamarnya. Kami tidak tahu bilang apa setelah mendengar pengakuan tersebut," ujarnya.

Berdasarkan cerita Mawar terungkap bahwa pelaku awalnya meminta adiknya membeli rokok. Tapi, rokok yang diminta dibelikan oleh pelaku tidak ada, sehingga Mawar kembali lagi dengan niat mengembalikan uang pelaku. "Tapi, adik saya ini langsung ditarik ke dalam kamarnya, sambil dibilang oleh pelaku 'jangan bilang siapa-siapa dan jangan berteriak'. Lalu adik saya ini dikasih uang Rp 2.000 sambil pelaku mengingatkan kembali agar adik saya ini tidak menceritakan hal tersebut kepada siapapun," ungkap kakak Mawar didampingi ibu kandungnya.

Diancam

Ibu kandung Bunga yang ikut melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke Polresta, beberapa malam setelahnya mendapat ancaman dari perangkat desa, tempat pelaku berdomisili.

"Ia mengancam akan melapor balik saya. Lalu, dia katakan apa alasan saya ikut melaporkan kasus itu ke Polresta. Meski saya sudah bilang bahwa anak saya juga jadi korban, tapi dia tetap tidak mau tahu. Entahlah, bagaimana perasaannya kalau anak dia juga mengalami hal yang sama," kata ibu Bunga sambil terisak.

Lalu, kecurigaan lain ada orang-orang asing yang kerap terlihat berdiri dalam waktu yang lama di jalan di depan rumahnya yang terpaut sekitar 10 meter, sambil memutar-mutar sepeda motornya beberapa kali.

Ali Akbar, keuchik setempat menyebutkan informasi yang berkembang di gampong ada empat orang anak yang mengalami hal serupa. Namun, sejauh ini, baru dua keluarga yang melaporkan kasus itu kepadanya dan Polresta. "Atas ketidaknyamanan yang dikeluhkan keluarga korban sudah kami minta bantu pada Kapolsek dan Danramil Meuraxa, agar hal ini juga menjadi perhatian bersama," ujarnya.

Ia mengatakan oknum dimaksud sejauh ini diketahui tidak lagi tinggal di kontrakannya. Pun demikian, pihaknya menaruh harapan pelaku segera ditemukan.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Moffan MK SH mengatakan benar kedua keluarga anak yang menjadi korban pencabulan telah melaporkan kasus itu ke Unit PPA Polresta. Meski demikian, mereka tetap harus melakukan penyelidikan terkait keterlibatan oknum polisi tersebut. "Kecurigaan awal terkait oknum itu melakukan hal yang tidak senonoh memang sudah mengarah. Tapi kita tetap perlu melakukan penyelidikan," demikian Moffan didampingi Kanit PPA Iptu Nelma Yenti.(mir)


Anda sedang membaca artikel tentang

Oknum Polisi Diduga Cabuli Dua Murid SD

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/04/oknum-polisi-diduga-cabuli-dua-murid-sd.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Oknum Polisi Diduga Cabuli Dua Murid SD

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Oknum Polisi Diduga Cabuli Dua Murid SD

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger