Prof Farid Wajdi: Janji Wajib Ditepati

Written By Unknown on Sabtu, 28 Desember 2013 | 16.24

BANDA ACEH - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA yang bertindak sebagai khatib Jumat (27/12) kemarin menyatakan bahwa umat Islam jangan bermain-main dengan janji, karena janji itu merupakan tanggung jawab yang wajib ditepati.

"Calon penguasa maupun calon wakil rakyat jangan sembarang menebar janji, karena dalam Islam janji itu sesuatu yang wajib ditepati," ujarnya dalam khutbah Jumat di Masjid Al-A'la Desa Cot Masjid, Kecamatan Luengbata, Banda Aceh.

Tampil dengan judul ringkas Amanah dan Kapasitas, Farid mengupas tentang amanah seorang pemimpin terhadap umat/rakyatnya. Amanah yang dimaksud Farid itulah janji. Termasuk di dalamnya janji politik saat kampanye, baik untuk mendapatkan jabatan kepala negara atau kepala daerah, maupun untuk menjadi wakil daerah atau wakil rakyat di lembaga legislatif.

Saking pentingnya janji itu ditepati, kata Farid, Allah berfirman yang artinya, "Dan tunaikanlah olehmu akan janji, sesungguhnya janji itu suatu tanggung jawab."

Nabi Muhammad saw bahkan pernah bertanya sebelum menyembahyangkan mayat seseorang, apakah semasa hidupnya orang tersebut punya janji yang belum dia tepati sampai ajalnya tiba. Kalau ada, ahli warisnyalah yang harus menunaikan janji itu sebelum mayat dikubur.

Orang yang diberi janji pun, kata Farid, berhak menuntut pemenuhan janji itu, sekalipun si mayat hendak dimasukkan ke liang lahat.

Farid juga mengutip hadis yang dirawi Bukhari dan Muslim bahwa tanda orang munafik itu ada tiga: apabila bercakap dia berbohong, apabila berjanji dia ingkar, dan apabila diberi amanah dia khianat.

Farid pun menyebutkan beberapa contoh betapa sakitnya dikhianati. Misalnya, dikhianati oleh tunangan, pasangan, oleh teman, bahkan oleh penguasa maupun wakil rakyat.

Oleh karenanya, saran Farid, jika tidak yakin mampu menunaikan janji, maka sebaiknya janganlah berjanji. Ini perlu dicamkan oleh calon-calon wakil rakyat yang tahun depan akan bertarung dalam pemilihan umum legislatif (pileg), demikian juga yang akan ikut pilpres ataupun pilkada.

Di bagian lain khutbahnya, Farid mengutip Quran Surah Annisa ayat 58 yang intinya Allah menyuruh hamba-Nya untuk menyerahkan amanah/tanggung jawab kepada ahlinya (orang yang memiliki kapasitas).

"Dalam hal ini Allah memerintahkan kita untuk memberikan amanah kepada orang-orang yang jelas-jelas punya kesanggupan untuk tugas yang diserahkan tanggung jawab kepadanya," kata Ketua ICMI Orwil Aceh ini.

Kriteria "ahlinya" tersebut, ulas Farid, tentulah sangat berkait dengan integritas, pengalaman, dan rekam jejak (track record) sesorang. Jadi, berbeda dengan yang dipahami dan diamalkan selama ini, yaitu 'ahlinya' dipahami sebagai ahli waris, ahli famili, kelompok, atau orang sekampung, bahkan kawan-kawan sewarung minum kopi. "Sehingga muncul persepsi walaupun jelek, yang penting dia orang kampung saya. Berkhianat pun dia toh orang saya, masih lebih baik ketimbang yang mengkhianati saya orang lain," ujarnya dalam bahasa Aceh.

Dalam ayat yang lain, sebut Farid, Allah menggambarkan bahwa amanah pernah ditawarkan kepada gunung, langit, dan bumi, tapi semuanya menjerit sambil menolak amanah tersebut karena risikonya sangat berat. "Akan tetapi, manusia (bani Adam) malah berebut amanah dengan berbagai cara untuk mendapatkannya," ujar Farid.

Malah, menurut Farid, "Betapa banyak kita saksikan teman-teman yang terpuruk dalam menjalankan amanah karena mereka tidak punya kesanggupan mengembannya. Namun, kita terus saja memberikan beban atau tugas kepada orang yang tidak berhak atau tidak layak itu karena dia memang tidak punya daya (kapasitas) untuk itu."

Ia juga mengingatkan agar siapa pun yang diberi kepercayaan/amanah jangan menelikung. Jangan pula pernah mengulangi kesalahan orang lain meskipun itu untuk tujuan mengefektifkan kekuasaan.

Rasul, menurut Farid, bahkan memberi perumpamaan bahwa keledai saja sebagai makhluk yang bengal tidak terperosok ke lubang yang sama. Ia juga tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang telanjur dilakukan oleh keledai yang lain. "Tapi di antara kita ada yang nggak jera-jera. Sudah pun mendapat peringatan dari pengalaman-pengalam buruk yang pernah dilalui sebelumnya atau oleh orang lain, tapi terus saja kesalahan mereka kita ulangi," sindir mantan dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry ini. (dik)


Anda sedang membaca artikel tentang

Prof Farid Wajdi: Janji Wajib Ditepati

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/12/prof-farid-wajdi-janji-wajib-ditepati.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Prof Farid Wajdi: Janji Wajib Ditepati

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Prof Farid Wajdi: Janji Wajib Ditepati

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger