KASUS tertelan pentul, seperti yang dialami Nesti Irhamni (14), santri Pesantren Safinatussalamah, Kecamatan Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil, bukan berita baru. Di kalangan perempuan berkerudung (berjilbab), pentul menjadi salah satu bagian penting untuk merapihkan penampilan. Namun tak jarang, benda kecil berujung runcing ini berubah jadi petaka manakala kurang hati-hati dalam menempatkannya.
Di Aceh, kasus seperti dialami Nesti Irhamni pernah pula menimpa Sri Wathani Putri, tahun 2008 di Meulaboh, Aceh Barat. Sri yang waktu itu masih duduk di kelas I MTsN Meulaboh adalah putri dari M Nur Djuned yang waktu itu Kadis Pendidikan Aceh Jaya.
"Nesti Irhamni dan anak saya sama-sama mengalami musibah tertelan pentul. Bedanya, musibah yang menimpa putri saya waktu itu cepat teratasi sedangkan jarum pentul yang bersarang di dalam tubuh Nesti Irhamni sudah berbulan-bulan belum berhasil diangkat. Saya ikut prihatin dan inilah yang kemudian mendorong saya berbagi pengalaman mengenai musibah itu," tulis Nur Djuned dalam surat elektroniknya yang diterima Serambi, Sabtu (14/12).
Nur Djuned yang tinggal di Gampong Drien Rampak, Meulaboh menceritakan, musibah itu menimpa putrinya ketika sedang mengenakan jilbab. Seperti biasanya, pentul untuk pengikat jilbab dijepitkan di mulut (bibir) dan tanpa sengaja benda kecil runcing itu tertelan.
Dalam suasana panik, Nur Djuned membawa putrinya ke RSU Zainoel Abidin Banda Aceh. Berdasarkan analisa medis, dokter menyarankan operasi, sebagaimana dilakukan terhadap Nesti Irhamni. "Waktu itu kami menolak tindakan operasi. Kemudian dokter menyarankan ke rumah sakit di Medan, tetapi saran itu tidak kami ikuti, melainkan langsung membawa anak saya ke Penang, Malaysia," tulis Nur Djuned.
Di Penang, Nur Djuned membawa putrinya ke salah satu rumah sakit di negeri jiran tersebut. Berdasarkan pemeriksaan dokter, baik di RSU Zainoel Abidin Banda Aceh maupun di Penang, pentul menancap di bagian paru-paru Putri. "Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, akhirnya dalam waktu setengah jam jarum pentul di dinding paru-paru anak saya berhasil dikeluarkan tanpa perlu operasi. Besoknya sudah diizinkan pulang. Dalam perjalanan waktu, tak ada kelainan apapun terhadap Putri sehingga kami tak perlu lagi kembali ke Penang. Kini Putri sehat-sehat saja dan sudah kuliah di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Bisa jadi, kata Nur Djuned, meski sama-sama tertelan pentul, mungkin saja kasus Putri dan Nesti berbeda, baik posisi benda asing itu di dalam tubuh maupun waktu penanganan medis pascakejadian. "Mudah-mudahan ada solusi terbaik untuk Nesti, meski pentul belum bisa dikeluarkan walau sudah dilakukan tindakan operasi," demikian Nur Djuned.
Tips jika tertelan pentul
Dari berbagai referensi yang dihimpun Serambi, termasuk sebuah tulisan dr Rini Febrianti, SpTHT-KL yang pernah disiarkan Republika Online, jika terjadi peristiwa tertelan/terhisap jarum pentul, segeralah ke dokter. Dokter biasanya akan meminta dilakukan rontgen leher, thorax (dada) dan bila perlu rontgen abdomen (perut).
Keberadaan jarum pentul ini dapat teridentifikasi posisinya dari rontgen tersebut. Bila jarum pentul ini ternyata tertelan ke dalam lambung/saluran cerna diharapkan nantinya akan keluar bersama feses (kotoran). Pasien dianjurkan untuk banyak makanan berserat, sehingga diharapkan jarum pentul tersebut dapat keluar dengan terbungkus kotoran.
Yang menjadi masalah bila jarum pentul tersebut ternyata berada di jalan nafas. Dokter umum akan merujuk pasien tersebut ke dokter spesialis THT. Untuk mengambil jarum pentul yang berada di jalan nafas atas (di tenggorokan/laring) dokter THT akan melakukan tindakan laringoskopi direk (memasukkan alat laringoskop ke dalam tenggorokan).
Bila jarum pentul berada di trakea (lebih bawah dari laring) dilakukan trakeoskopi) dan bila jarum berada lebih bawah lagi di dalam paru paru (bronkus) maka dokter THT akan melakukan tindakan bronkoskopi. Semua tindakan ini biasanya dikerjakan dalam pembiusan umum. Pada beberapa kasus tertentu dimana jarum pentul ini tidak dapat diambil dengan tindakan bronkoskopi maka bila perlu akan dilakukan pembedahan thoraks oleh dokter spesialis bedah thoraks.(nas/riz/dbs)
Anda sedang membaca artikel tentang
Kisah Sukses Melawan Pentul
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/12/kisah-sukses-melawan-pentul.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kisah Sukses Melawan Pentul
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar