OLEH TEUKU M RIDHA AL AUWAL, mahasiswa Program Master of Arts, School of Language, Culture, and Linguistics, Monash University, melaporkan dari Melbourne
SETELAH perjuangan panjang melalui musim dingin yang dinginnya bisa membuat tubuh menggigil bahkan seakan membeku, musim semi pun akhirnya tiba di Australia. Musim ini lebih dikenal dengan sebutan Aussie. Musim yang penuh romantisme, saat bunga-bunga bermekaran dengan berbagai corak dan warna, sehingga sangat menarik.
Mentari juga terlihat kian cerah, sehingga menjadikan musim semi adalah waktu yang sangat tepat untuk menikmati udara di luar rumah. Pesisir pantai masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Aussie untuk berwisata dan menikmati musim ini.
Minggu lalu saya diundang oleh beberapa teman Aussie untuk menikmati weekend bersama di Pantai Frankston yang terletak di pesisir timur Kota Melbourne.
Keindahan pantai ini telah menjadikannya sebagai salah satu objek wisata yang paling diminati oleh masyarakat Melbourne khususnya, guna menikmati akhir pekan bersama keluarga dan kerabat.
Selain Frankston, Melbourne memang dikenal memiliki pantai-pantai yang indah dan menarik lainnya seperti pantai St Kilda dan pantai Brighton yang menjadi magnet bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Bagi masyarkat Aussie, tidak afdal rasanya ke pantai tanpa acara barbecue alias panggang-memanggang. Pantai dan barbecue-an memang sudah menjadi gaya hidup yang tak terpisahkan dari masyarakat metropolitan ini. Sehingga tidaklah aneh jika dikatakan ke pantai tanpa barbecue bagaikan sayur tanpa garam. Barbecue atau yang biasa disebut Aussie Barbie memang sudah menjadi ikonnya negeri kanguru ini. Kegiatan ini sendiri diyakini sebagai salah satu bentuk silaturahmi baik dengan kerabat yang lama maupun mereka yang baru saling kenal.
Aussie merupakan salah satu negara dengan percampuran budaya dan tradisi terbesar di dunia. Meskipun identik dengan Western culture (budaya Barat), kedekatan geografisnya dengan kawasan Asia Pasifik juga sangat berpengaruh dalam kehidupan budaya dan sosial masyarakatnya, terlebih setelah jutaan imigran dari berbagai belahan dunia menetap di negeri kanguru ini. Sehingga budaya Aussie Barbie ini tidak hanya bertujuan untuk beramah tamah dengan sanak keluarga serta kerabat, akan tetapi juga dianggap sebagai sebuah tradisi untuk menyatukan keberagaman masyarakat Aussie.
Di acara Aussie Barbie ini kami semuanya diharapkan membawa makanan dan minuman masing-masing untuk dimasak dan dimakan bersama nantinya. Kami pun kemudian saling mengobrol dan bercanda ria sembari menikmati makanan yang baru saja selesai dimasak dan masih terlihat asapnya. Sungguh momen yang sangat indah dan penuh suasana kekeluargaan.
Tradisi ini mengingatkan saya dengan kebiasaan meuramien di Aceh. Meuramien juga identik dengan bertamasya ke tempat-tempat yang indah dan alami, seperti pantai dan sungai dengan membawa serta makanan dan juga minuman untuk dinikmati bersama keluarga dan kerabat. Makanan yang dibawa saat meuramien juga umumnya beraneka ragam, yaitu mulai dari nasi dengan segala lauk pauknya, buah-buahan, bahkan lincah (rujak). Selain untuk menikmati waktu luang, kegiatan ini juga biasanya dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dan mempererat ukhuwah antarsesama.
Acara barbie di Pantai Frankston benar-benar mengingatkan saya akan indahnya suasana meuramien bersama keluarga di Aceh dulu. Sungguh momen yang tak akan pernah terhapus oleh waktu.
[email: tm.ridha.al.auwal@gmail.com]
* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: redaksi@serambinews.com
Anda sedang membaca artikel tentang
Tradisi âMeuramienâ pada Musim Semi
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/09/tradisi-ameuramiena-pada-musim-semi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tradisi âMeuramienâ pada Musim Semi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tradisi âMeuramienâ pada Musim Semi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar