* 7 Lagi Masih Dicari
* Desa Bah Hancur Luluh
TAKENGON - Pencarian terhadap para korban gempa Gayo yang diyakini masih hilang sebanyak delapan orang, Jumat (5/7) kemarin dipusatkan di Desa Bah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Sejak pagi hingga sore, tim pencari (terdiri atas TNI, Polri, dan SAR) hanya menemukan sesosok mayat bocah tujuh tahun bernama Sahara.
Saat ditemukan, mayat Sahara dalam posisi berdiri tertimbun pasir dan batu, di balik sebuah batu besar pada pinggir Sungai Bah. Longsoran tanah dan batu menutup hingga ke dahinya. Sedangkan tangan kanannya terangkat ke atas. Tangan itulah yang kemudian terlihat oleh seorang anggota TNI Batalion Infanteri 114/SM Bener Meriah saat melakukan pencarian. Setelah itu, dilakukan penggalian dengan cangkul dan sekop agar tubuh korban bisa diangkat. Selanjutnya mayat Sahara dimasukkan ke kantong mayat untuk dikuburkan di Desa Kute Glime, kecamatan setempat.
Wartawan Serambi, M Anshar kemarin pagi dari lokasi penemuan korban melaporkan, meski berada di pinggir sungai, tapi proses evakuasi korban memakan waktu satu jam lebih karena sulitnya medan. Apalagi saat tim penyelamat berada di bidang landai ngarai Desa Bah tiba-tiba terjadi dua kali gempa. Namun, tidak menyebabkan lereng ngarai itu runtuh, sebagaimana terjadi pada 2 Juli lalu.
Proses evakuasi itu disaksikan langsung oleh Kapolda Aceh, Irjen Pol Herman Effendi yang turun ke lokasi sejauh 12 meter menggunakan tali. Total tinggi tebing hingga ke Desa Bah yang berada di bagian landai ngarai itu mencapai 100 meter. "Dari ketinggian, orang yang berada di dasar ngarai, terlihat seukuran semut," lapor Anshar.
Menjelang shalat Jumat, pencarian korban dihentikan sementara dan dilanjutkan seusai shalat dan makan siang.
Saat pencarian dilanjutkan hingga sore, tidak satu mayat pun ditemukan, meski diyakini tujuh korban lagi masih tertimbun longsor di Desa Bah. Baru sekitar pukul 08.30 WIB kemarin, pasukan TNI dan Polri merapat ke Desa Dah, Kecamatan Ketol, kawasan yang paling parah terkena dampak gempa berkekuatan 6,2 SR pada 2 Juli lalu.
Untuk mencapai desa itu, regu pencari dan penyelamat harus turun dengan tali. Soalnya, Desa Dah berada di bidang landai sebuah ngarai. Tebing ngarai itulah yang luruh akibat gempa, sehingga menutupi lebih separuh dari sekitar 74 rumah di desa itu.
Secara kasatmata, Desa Bah yang bertetangga dengan Desa Serempah sudah luluh lantak. Material longsor telah mengubur sebagian besar kawasan itu. Yang terlihat dari atas hanyalah antena TV atau parabola, sedangkan rumahnya sudah hancur berantakan.
Di sela-sela puing reruntuhan itulah, lebih dari 20 aparat TNI dan Polri melakukan pencarian dan penggalian secara manual. Mereka mengandalkan cangkul dan sekop, tanpa anjing pelacak.
Regu TNI memang membawa seekor anjing. Tapi ternyata itu hanyalah anjing kampung tanpa kemampuan mengendus keberadaan mayat yang tertimbun puing. Kapolda Aceh berjanji akan mendatangkan beberapa anjing pelacak saat pencarian korban dilanjutkan hari ini.
Hingga hari ketiga pascagempa, Desa Bah memang belum berhasil ditembus regu perintis dan penyelamat, kecuali desa tetangganya, Serempah. Praktis baru pagi kemarinlah aparat TNI, Polri, dan Basarnas tiba ke desa yang tingkat destruktifnya paling parah itu.
Dikira Lilis
Kabar penemuan mayat bocah itu dengan cepat tersebar ke Desa Bah, termasuk ke pos penanggulangan bencana di Takengon. Di pos tersebut, mayat bocah itu dicatat dengan nama Lisnawati bin Poniman (11). Tapi kemarin sore nama itu dikoreksi, karena mayat itu bukanlah Lilis, melainkan Sahara yang umurnya baru 7 tahun.
Karena diyakini tujuh korban masih terkubur longsoran, sore kemarin dua buah beko didatangkan ke lokasi. Tujuh korban yang masih dicari itu adalah M Jali (50) dan anaknya, Ali Hasimi (9), Nikmat (35), Sabri (23), Lisnawati alis Lilis (11), serta Khairul dan anaknya, Berkat.
Sebelumnya di desa tetangga bernama Serempah telah ditemukan empat mayat yang juga tertimbun, yakni Nurian Rizki Pradana dan Syahdanmiki (keduanya 10 tahun), Zainuddin (15) dan Fadil Qail (5).
Pantauan Serambi, ada pemandangan menakjubkan yang dapat menggambarkan betapa dahsyatnya gempa di Desa Serempah, tetangga Desa Bah. Dari kejauhan tampak sebuah pohon rambung yang tumbang di atas persawahan. Menurut warga setempat, Sucipto (21), posisi pohon itu berjarak 200 meter dari tempat asalnya. Melihat posisinya kini, pohon itu diyakini terpental sejauh itu.
Meninggal di RSUZA
Sementara itu dari Banda Aceh dilaporkan, bocah korban gempa Gayo, Sofia Azzahra (5) meninggal di RSUZA Banda Aceh, Jumat (5/7), setelah sehari dirujuk dari Takengon untuk dirawat. Menurut Direktur RSUZA, dr Syahrul SpS (K) kondisi pasien sudah kritis berat sejak dari Rumah Sakit Datu Beru, Takengon. Batang otak pasien sudah berat terganggu, mengalami pendarahan, dan kakinya patah.
"Meski demikian, kita tetap memberinya pertolongan dengan perawatan intensif. Namun, Jumat pukul 06.00 WIB ia meninggal dan langsung kita antar dengan ambulans ke Takengon," ujar Syahrul.
Sementara lima pasien lainnya yang tiba Rabu di RSUZA, dua di antaranya sudah dilakukan tindakan dan mulai membaik, dua lainnya sudah hampir bisa pulang, sementara satu pasien lagi yang berusia 13 hari masih perlu dirawat intensif. (aan/gun/c35/dik/hs)
Anda sedang membaca artikel tentang
Mayat Bocah Tertimbun Batu
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/07/mayat-bocah-tertimbun-batu.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mayat Bocah Tertimbun Batu
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar