Minggu, 24 Maret 2013 14:18 WIB
BANDA ACEH - Sejumlah developer pembangunan perumahan di Banda Aceh dan Aceh Besar yang telah bangkrut mulai kesulitan mendapat dana investasi atau konstruksi rumah. Sehingga, para developer lama terpaksa menjual asset agar mampu kembali bangkit dengan membeli tanah seadanya dan biaya pembangunan.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang developer lama yang telah membangun Perumahan Jati Indah di kawasan Meunasah Papeun, Kecamatan Barona Jaya, Aceh Besar. "Saat ini, untuk mendapatkan pembiayaan pembangunan perumahan sangat sulit, karena sejumlah perbankan lebih fokus menarik dana pihak ketiga dari masyarakat," ujarnya.
Wartawan Serambi Property juga mendapatkan informasi tersebut dari BRI Syariah Banda Aceh dan BTN Banda Aceh dalam dua pekan terakhir ini. Akhyar Sulhan, Kepala BRI Syariah Banda Aceh sempat mengatakan untuk kembali bangkit, seharusnya seorang developer yang telah lama absen, dapat menjual aset, sehingga dapat membeli tanah dan juga pembangunan rumah, walau dalam jumlah kecil.
"Kalau punya aset, seperti tanah, mobil atau lainnya dapat digunakan sebagai modal untuk kembali bangkit dalam usaha perumahan," ujarnya. Tetapi, dia juga memberi solusi, jika ada calon pembeli, dapat langsung diajukan ke pihaknya, sejak rumah mulai dibangun dan akad jual-beli dapat dilakukan, sehingga developer juga terbantu.
Akhyar juga sempat mengatakan para calon nasabah dapat memilih rumah melalui pihaknya, tetapi khusus developer dibawah binaan BRI Syariah. "Warga yang belum memiliki rumah dapat berkonsultasi untuk menentukan hunian yang diidamkamnnya, termasuk penentuan lokasi," jelasnya.
Akhyar yang mulai memimpin sejak Agustus 2012 mengatakan berbagai terobosan telah dilakukan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Disebutkan, pada periode Januari-Juni 2012, hanya 12 unit. Tetapi, periode Juli-Desember 2012, berhasil dinaikkan menjadi 30 unit dengan total dana KPR yang diluncurkan mencapai Rp 6 miliar.
Direncanakan, dengan dukungan para tenaga muda, termasuk Hafit Zulkarnaen, Marketing Manager (Manejer Pemasaran), target KPR 2013 dinaikkan lebih dari 300 persen menjadi Rp 20 miliar. "Melalui para tenaga muda, kami siap memasuki semua lini masyarakat yang ingin memiliki rumah," urai Akhyar.
Bank syariah satu ini menetapkan persyaratan yang ditentukan masih sama dengan perbaikan lainnya, seperti KTP, NPWP, sampai keabsahan tanah, SHM. Untuk pembiayaan KPR, dimulai dari Rp 30 juta sampai Rp 1,5 miliar dengan margin fixed (tetap) sampai 15 tahun.
Sedangkan Wakl Kepala BTN Cabang Banda Aceh, Budi Kurniani sempat menyatakan penyaluran KPR terus digenjot, tetapi sebaliknya harus diimbangi dengan dana pihak ketiga. "Antara dana yang dikuncurkan dengan pihak ketiga harus kembali diseimbangkan," ujarnya tanpa memberi rincian yang jelas.
Sementara, dari dua bank ini, menetapkan dua hal berbeda. Untuk BRI Syariah, akad jual-beli sudah dapat dilakukan saat rumah sedang atau akan dibangun, dengan lokasi sudah jelas melalui developer binaannya. Untuk BTN, akad kredit baru dapat dilakukan sesudah rumah rampung dibangun.
Dari segi pembayaran cicilan rumah per bulan, BTN Banda Aceh menetapkan sistim bunga menurun yakni dihitung per tahun, berdasarkan penurunan hutang pokok. Lain halnya, BRI Syariah yang menetapkan KPR berdasarkan akad juali-beli atau tetap sepanjang tahun.(muh)
Anda sedang membaca artikel tentang
Developer Hanya Dapat KPR
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/03/developer-hanya-dapat-kpr.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Developer Hanya Dapat KPR
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar