Rabu, 19 Desember 2012 14:05 WIB
"Peredaran uang di Aceh, khususnya di Lhokseumawe lebih besar outflow (keluar) dari pada inflow (pemasukan)," kata Pimpinan BI Lhokseumawe, Zulfan Nukman dalam pertemuan High Level Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Lhokseumawe, bersama jajaran Pemko Lhokseumawe dan Pemkab Aceh Utara di Oproom BI setempat, Selasa (18/12).
Dijelaskan, besarnya uang yang keluar tersebut terjadi karena pedagang di Aceh selama ini membeli segala kebutuhan dari Sumatera Utara, sehingga uang dari Aceh banyak mengalir ke Medan. "Hasilnya, Medan terus mengalami inflow," ujarnya.
Dengan kondisi ini, lanjut Zulfan, Aceh khususnya Lhokseumawe dan Aceh Utara bisa dikatakan sebagai konsumen murni. "Kondisi ini yang harus menjadi perhatian dari pemerintah daerah agar mampu mencari solusinya," jelas Zulfan.
Intinya, tambah Zulfan, dengan adanya pertemuan TPID ini, pihaknya akan merangkum semua masukan dari peserta, untuk selanjutnya bisa ditindaklanjuti pemerintah kabupaten/kota, dalam upaya perbaikan ekonomi daerah.
"Salah satu contoh yang akan direkomendasi adalah pembukaan lahan tidur untuk dijadikan lahan tanam serta harus dilakukan strategi memutuskan rantai ketergantugan ekonomi Aceh terhadap Sumatera Utara," demikian Zulfan Nukman.(bah)
Anda sedang membaca artikel tentang
BI Lhokseumawe: Ekonomi Aceh Labil
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2012/12/bi-lhokseumawe-ekonomi-aceh-labil.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
BI Lhokseumawe: Ekonomi Aceh Labil
namun jangan lupa untuk meletakkan link
BI Lhokseumawe: Ekonomi Aceh Labil
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar