PAKAR Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Rustam Effendi SE M.Econ mengatakan, target-target yang dibuat haruslah untuk dicapai, bukan sekadar angka di atas kertas. Itu sebabnya harus realistis. Dia menilai, target-target yang dibuat selama ini tidak memperhatikan kapasitas daerah. "Kalau kita melihat RPJM, pihak perencana dalam hal ini Bappeda tidak menganalisis isu dengan tepat, hanya membuat perencanaan di atas meja," kata Rustam kepada Serambi, pekan lalu.
Perencanaan tidak boleh dibuat sembarangan, kata Rustam, karena dievaluasi setiap tahun dan menjadi dasar penilaian kinerja eksekutif. Target pertumbuhan yang tidak berdasar, dan karenanya sulit untuk dicapai, akan menjadi bumerang bagi eksekutif sendiri. Pemerintahan Zaini-Muzakir akan dianggap membuat perencanaan sesuka hati, bekerja main-main, karenanya target-target itu sangat sulit dicapai, lalu kemudian merevisinya.
Angka pertumbuhan ekonomi memang begitu penting. Secara teoritis, kata Rustam, setiap ekonomi tumbuh satu persen akan mampu menyerap tenaga kerja mulai dari 100.000 hingga 150.000 orang. Namun, lanjutnya, ekonomi yang tumbuh itu harus berbasis pada potensi lokal, yakni sektor pertanian dan subsektornya bidang perikanan dan perkebunan. "Kalau sektor konstruksi yang tumbuh, seperti selama ini terlihat, maka uang akan lari ke luar Aceh juga, karena material semua dari Medan. Bahkan tukang pun sebagian orang luar Aceh," tandas Rustam.
Secara terpisah, Guru Besar Fakultas Ekonomi Unsyiah, Prof Dr Raja Masbar MSc menyarankan agar Aceh punya banyak pabrik pengolahan. Jika sektor ini tumbuh, kata dia, akan menyelesaikan banyak persoalan Aceh, antara lain mengurangi angka kemiskinan dan tingkat pengangguran.
Hingga laporan ini diturunkan, Serambi belum mendapat tanggapan dari Pemerintah Aceh terkait dengan kegagalan mencapai target pembangunan, khususnya untuk tahun 2013 dan 2014, sebagaimana ditetapkan dalam Qanun RPJM.
Serambi telah mencoba mengajukan pertanyaan tertulis kepada Ketua Bappeda Aceh, Prof Abubakar Karim, Sabtu 21 Maret 2015. Namun, Abubakar meminta soal ini ditanyakan kepada Staf Ahli Bappeda Aceh, Dr Hairul Basri. Hairul Basri yang ditanyai ulang, Minggu sore 22 Maret 2015 mengaku belum bisa memberikan jawabannya. "Belum bisa, Pak. Besok pagi harus saya tunjukkan terlebih dahulu dengan Prof Abubakar. Maaf, ya," kata Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah ini dalam pesan singkatnya kepada Serambi.(sak)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |
Anda sedang membaca artikel tentang
âBappeda Hanya Membuat Perencanaan di Atas Mejaâ
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2015/03/abappeda-hanya-membuat-perencanaan-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
âBappeda Hanya Membuat Perencanaan di Atas Mejaâ
namun jangan lupa untuk meletakkan link
âBappeda Hanya Membuat Perencanaan di Atas Mejaâ
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar