MUNAWARATUL MAKHYA, Mahasiswi Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, sedang kuliah di Faculty of Forest Science and Forest Ecology, Universitat Goettingen, melaporkan dari Jerman
SEPEDA merupakan alat transportasi yang sangat digemari di Eropa, khususnya oleh pelajar dan mahasiswa. Di Jerman, selain bus dan kereta cepat, sepeda digunakan untuk segala kebutuhan. Pengguna kendaraan ini pun tak mengenal usia dan latar belakang ekonomi.
Seringkali terlihat orang mengayuh sepeda yang di belakangnya disambungkan kereta kecil tambahan untuk balita atau bayinya. Sepeda juga digunakan tukang pos untuk mengantar surat, pegawai fast food untuk mengantarkan pesanan, dan sebagainya.
Alasan orang menggunakan sepeda di Eropa bermacam-macam. Selain karena dapat dijangkau dengan harga yang sangat murah, sepeda juga mengurangi kemacetan, menghemat bahan bakar, mengurangi polusi, dan menyehatkan tubuh.
Dalam penelitiannya, British Medical Association menemukan bahwa manfaat kesehatan dari bersepeda lebih banyak daripada risikonya dengan perbandingan 20:1. Bersepeda dapat meningkatkan kekuatan otak, menghadirkan tidur yang lebih berkualitas, membantu penyembuhan penyakit, mengurangi stres, menyehatkan jantung, dan mengurangi obesitas.
Banyaknya tahapan yang harus dilewati untuk mengemudi kendaraan bermotor pribadi (khususnya mobil), misalnya, harus berlatih lama dan ikut ujian untuk bisa mengantongi surat izin mengemudi (SIM), menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang beralih ke sepeda. Di sisi lain, seperti disebutkan dalam tulisan sebuah pusat informasi, setiap pengemudi kendaraan bermotor di Jerman harus memastikan bahwa kendaraannya terdaftar, terasuransi, dan layak jalan.
Nah, proses pendaftaran, tes untuk izin mengemudi, pajak yang dikenakan dan uji teknis kendaraan, di antaranya uji kelayakan, kerusakan, dan jumlah emisi saja, sudah sangat menguras waktu dan isi dompet. Asuransi yang diwajibkan atas setiap kendaraan juga tergolong mahal dan sangat tergantung pada riwayat mengemudi (tingkat asuransi mobil bagi pemula dapat mencapai 125%), tipe kendaraan, frekuensi mengemudi, jarak tempuh yang direncanakan, dan sebagainya. Semua tetek bengek ini menyebabkan kebanyakan orang merasa lebih simpel punya sepeda daripada mobil.
Keseriusan negara-negara Uni Eropa dalam mengurangi jumlah mobil pribadi dan meningkatkan pengguna sepeda ditunjukkan dengan caranya masing-masing. Di Swedia, misalnya, inhabitat.com melaporkan bahwa April lalu negara ini mengadakan uji coba terhadap 33 penduduk dengan memberikan sepeda gratis untuk enam bulan dan melatih warga yang tak bisa bersepeda. Mereka diwajibkan sedikitnya menggunakan sepeda tiga hari dalam seminggu. Ini bertujuan untuk membangun pola pikir dan kebiasaan baru agar tidak menggunakan mobil pribadi saat bepergian.
Setelah program selesai, mereka akan mendapatkan potongan harga khusus atas sepeda yang dibelinya. Akhir-akhir ini, Belanda juga membangun jalur sepeda yang terbuat dari panel surya yang mampu menyuplai sedikitnya arus ke tiga rumah penduduk. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati.
Kebiasaan bersepeda masyarakat Eropa ternyata tidak hanya menolong bumi dari emisi, menyehatkan tubuh, dan menyelamatkan dompet, tetapi juga membangun perekonomian.
Sementara itu, takepart.com melaporkan, Uni Eropa meraih keuntungan dari industri sepeda kurang lebih 205 miliar euro per tahun. Industri ini juga menyediakan lapangan kerja 150.000 lebih banyak dari Ford, General Motors, dan Chrysler secara keseluruhan. European Cyclists' Federation (2013) menyebutkan, 655.000 orang sudah dipekerjakan di industri sepeda, mulai dari pembuatan hingga penjualan.
Cara "mendayung" yang dilakukan Eropa ini sangat patut dicontoh. Kereta cepat yang menjangkau seluruh sudut benua dan akses transportasi umum dalam kota yang sangat mudah dan nyaman seperti di Eropa mungkin memakan biaya dan waktu yang sangat banyak. Namun, membiasakan diri untuk menggunakan sepeda tidaklah demikian. Walaupun fasilitas jalan raya di Aceh dan Indonesia pada umumnya belum sepenuhnya mendukung masyarakat untuk bersepeda rutin, saya percaya peningkatan persentase pengguna sepeda yang saat ini sudah mulai berkembang akan menstimulasi program-program pembangunan yang akhirnya dapat membawa manfaat yang berlimpah. Termasuk di Aceh yang di beberapa kotanya sudah dibangun jalur khusus untuk pesepeda.
Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke redaksi@serambinews.com
Anda sedang membaca artikel tentang
Kenapa Orang Eropa Bersepeda?
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2015/01/kenapa-orang-eropa-bersepeda.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kenapa Orang Eropa Bersepeda?
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar