SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kisah kisah kekerasan dan penghilangan orang menyeruak satu per satu di halaman Gedung DPR Aceh (DPRA). Cerita miris ini disampaikan oleh puluhan korban tindak kekerasan dan konflik di Aceh.
Para keluarga korban konflik ini kembali datang dan mendesak agar pemerintah Aceh dan DPRA bisa mewujudkan pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh.
Tak sedikit keluarga korban yang menangisi kembali pengalaman pahit yang diderita mereka yang tak mendapat perhatian pemerintah. Nurma (80) ikut menyuarakan keinginannya agar pemerintah bisa mewujudkan pengadilan HAM untuk kematian suaminya Nurdin Rasyid.
Nurma berkisah, sang suami hilang tanpa jejak tahun 1991 yang lalu pasca diculik pria berseragam. "Sejak saat itu saya terus menyuarakan agar kami selaku korban diberi keadilan, tak hanya di Aceh, saya pun pernah berdialog dengan sesame korban pelanggaran HAM di Timor Leste, tapi sampai saat ini kami semua tak mendapatkan apa yang kami tuntut," ujar Nurma, Senin (26/1/2015).
Nurma tak sendiri, operasi militer yang pernah terjadi di Aceh menyisakan cerita pilu bagi ribuan warga Aceh.
Senin siang, puluhan keluarga korban konflik mewakili korban dari 17 kabupaten kota di Aceh berdemo dan mendatangi gedung DPR Aceh. Ini bukan kali pertama mereka datang untuk berdemo dan berorasi.
Mereka menuntut agar dewan segera mendesak pemerintah untuk merealisasikan pengadilan HAM dan pembentukan komisioner bagi Komisi Kebenaran dan Rekonsisliasi (KKR) Aceh, sesuai dengan qanun KKR yang sudah disahkan tahun 2013 yang lalu.
Anda sedang membaca artikel tentang
Keluarga Korban Konflik Aceh Menuntut Keadilan di DPRA
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2015/01/keluarga-korban-konflik-aceh-menuntut.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Keluarga Korban Konflik Aceh Menuntut Keadilan di DPRA
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Keluarga Korban Konflik Aceh Menuntut Keadilan di DPRA
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar