* Perlu Jalur Alternatif
TAKENGON - Longsor di jalur Takengon-Bireuen, tepatnya di kawasan Bukit Sama hingga Teritit, Bener Meriah, terus terjadi saat hujan mengguyur. Akibatnya, arus lalu lintas sering terganggu dalam waktu lama. Mengatasi gangguan lalu lintas ini, Pemkab Aceh Tengah bersama Pemkab Bener Meriah diminta mencari jalur alternatif.
Pantauan Serambi sejak beberapa pekan terakhir, longsor terus terjadi. Bagian tebing jalan yang tanpa beton amblas menutupi bagian jalan. Untuk sementara ini pemkab mengaku sudah menyurati pihak Bina Marga Balai 1 Medan untuk mengatasinya. Tapi butuh perencanaan dan waktu yang lama dalam pelaksanaannya.
Faktanya saat ini, pengguna jalan terus mengeluh bahkan khawatir atas ancaman longsor. Seperti pada hari Minggu (11/1) lalu longsor kembali terjadi. Ribuan kendaraan berbagai jenis antre hingga 1 kilometer lebih. Meski ada alat berat yang menangani, pekerjaan butuh waktu kama. Terkadang kendaraan antre mencapai dua jam.
Sebagian pengendara memilih jalur alternatif melintasi Merie Satu-Kelupak Mata. Namun, jalur ini juga cukup sulit dilalui karena kondisi jalan sempit dan berlubang.
Di sisi lain, jalur yang bermuara di Tugu 92 ini hanya bisa dilalui jika di kawasan Tugu tak terdapat longsor. Jika di lokasi ini juga longsor, warga terpaksa mengitari jalur Sukaramai-Redines. Jalur ini juga cukup jauh dan memakan waktu lama karena melintasi puluhan desa. Jika suatu saat jalur Bukit Sama putus total, maka pelintas harus melalui kedua jalur tersebut.
Rahman, seorang warga Aceh Tengah, kepada Serambi mengatakan, sebenarnya ada jalur lain yang perlu dipikirkan pemerintah, yakni jalur Bukit Sama, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, menuju Bergendal, Kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah. Melalui jalur ini, jaraknya cukup singkat dan pengguna jalan bisa kembali menuju jalan nasional di Simpang Teritit.
"Kawasan ini dulunya memang sengaja dirintis melalui program TMMD pada tahun 2003. Ini sudah dipikirkan Muspida pada saat itu sebagai alternatif jika terjadi longsor. Namun, kini jalur itu tak pernah dilalui lagi dan bersemak. Pemerintah bisa saja menggunakannya jika ada kemauan," katanya.
Sumber lain menyebutkan, kondisi jalur ini memang cukup dekat, namun terdapat beberapa tanjakan curam dan tikungan ekstrem. Agar bisa dilalui dengan mudah, Pemkab Aceh Tengah dan Bener Meriah perlu bekerja sama meningkatkan kualitas jalan seperti pelebaran dan pengerasan. Kini jalan itu sudah tertutup semak belukar karena tak pernah dilalui. Hanya beberapa petani setempat yang menggunakannya saat ke kebun.
Terkait hal ini, Kadis Bina Marga Aceh Tengah, Khairuddin Yoes ST MM saat dikonfirmasi mengatakan, pada dasarnya Pemkab Aceh Tengah belum memikirkan hal itu. Apalagi penanganan jalur ini perlu koordinasi dengan kabupaten tetangga, yakni Bener Meriah. Pasalnya, sebagian wilayah tersebut berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah.
"Kita belum membahas hal itu. Tapi ini perlu sebagai masukan kepada kami untuk dapat dibahas ke depannya," kata Khairuddin Yoes. (gun)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |
Anda sedang membaca artikel tentang
Jalan Takengon-Bireuen Masih Terus Longsor
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2015/01/jalan-takengon-bireuen-masih-terus.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jalan Takengon-Bireuen Masih Terus Longsor
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jalan Takengon-Bireuen Masih Terus Longsor
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar