SERAMBINEWS.COM, BANDUNG - Kartu Indonesia Sehat (KIS) kembali menuai protes. Pengamat kebijakan publik dan pemerhati konsumen, Agus Pambagio, menilai program tersebut begitu menguras tenaga. "Saya harap Pak Jokowi tidak meneruskan KIS," ujar Agus dalam diskusi bersama BPJS Kesehatan, di Lembang, Bandung, Jumat (5/12/2014).
Agus mengatakan KIS tidak berbeda dengan produk jaminan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan. KIS yang dibuat oleh Jokowi, dianggap hanya produk politik saja.
Menurut Agus, dengan adanya KIS, banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Padahal, sistem yang dimiliki BPJS Kesehatan mulai berjalan baik. Tujuan yang ingin dicapai antara program BPJS dengan KIS adalah sama yaitu menjadi penolong bagi masyarakat Indonesia di bidang kesehatan.
Membuat produk baru dengan tujuan yang sama, kata Agus, dinilai membuang tenaga. "Karena membingungkan dan menambah kerjaan yang enggak perlu," ujar Agus.
Kata dia, daripada menggunakan anggaran dengan membuat produk kesehatan baru yang sama dengan produk sebelumnya, lebih baik dialihkan ke hal lain. Misalnya, untuk memperbaiki sistem BPJS kesehatan itu sendiri.
Agus menilai BPJS Kesehatan perlu melakukan pemutakhiran data terhadap peserta BPJS dari tahun ke tahun. "Atau kan banyak tuh kejadian di sini dapat BPJS, di sana enggak dapat. Nah itu aja yang dibenahi," ujar Agus.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengamat: KIS Sebaiknya Dihentikan
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/12/pengamat-kis-sebaiknya-dihentikan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengamat: KIS Sebaiknya Dihentikan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengamat: KIS Sebaiknya Dihentikan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar