Belajar ke Negeri Tiongkok

Written By Unknown on Sabtu, 08 November 2014 | 16.24

ARIF ARHAM, PNS di Badan Investasi dan Promosi Aceh, melaporkan dari Tiongkok
 
SAYA sedang mengikuti pendidikan singkat di Tiongkok (Cina) terkait investasi, perdagangan, dan ketenagakerjaan yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Beijing, persepsi saya tentang Tiongkok yang kumuh, miskin, dan tertinggal langsung berubah 180 derajat. Bandaranya luas, bersih, dan modern seperti bandara di Amerika Serikat.

Peradaban Tiongkok adalah peradaban tua. Negeri itu jatuh bangun selama ribuan tahun. Sejak sekitar 200 tahun yang lalu, Kekaisaran Qing mulai melemah. Hingga pada tahun 1912, kekaisaran itu pun menjadi yang terakhir bertahan, berganti dengan republik yang silih berganti pemerintahnya.

Seusai Perang Dunia Kedua, pada tahun 1949 RRT diproklamasikan. Negara yang kala itu dijuluki "Negeri Tirai Bambu" ini benar-benar miskin, kumuh, dan lemah. Namun, dengan berbekal pengalaman ribuan tahun, peradaban ini bangun. Tiongkok kemudian memasuki babak baru, menjelma menjadi sebuah kekuatan baru ekonomi dunia dengan pertumbuhan rata-rata 10% per tahun. Ini tertinggi di dunia.

Ada lima hal yang mengubah Tiongkok menjadi maju seusai fase kemundurannya. Pertama, kepemimpinan (leadership). Sejak Deng Xiaoping memimpin pad tahun 1979, Tiongkok menetapkan visi pembangunan untuk seluruh rakyat. Visi Xiaoping tidak saja untuk lima atau sepuluh tahun, tapi 100 atau bahkan 200 tahun melampaui zamannya. Ia memimpin para birokrat dan politisi untuk mengabdi bagi rakyatnya.

Kedua, hukum ditegakkan. Kemunduran ratusan tahun yang dialami Tiongkok tidak saja karena intervensi asing melului perdagangan atau peperangan, tapi juga karena korupsi yang besar dalam pemerintahan. Karena itu, hukuman berat dan tanpa pandang bulu ditegakkan penguasa di seluruh Tiongkok.

Hal ketiga yang membuat RRT bangkit adalah pembangunan dengan pendekatan kewilayahan (zonasi). Xiaoping membuang "tirai bambu" yang menutupi negaranya dan mengajak negara-negara lain menjalin kerja sama. Tiongkok kala itu benar-benar awam dengan dunia, sehingga perlu berhati-hati. Filosofinya adalah bagai menyeberangi sungai: kaki melangkah meraba-raba batu di dasar sungai, jika aman, maka maju selangkah demi selangkah.

Perusahaan asing di Tiongkok hanya bisa membuka usahanya di satu kawasan tertentu yang ditentukan. Begitu berhasil, kawasan-kawasan lain dibuka sedikit demi sedikit sehingga menjangkau seluruh daratan Tiongkok.

Qingdao dapat menjadi alat ukur keberhasilan Tiongkok selama era keterbukaannya itu. Kota yang terletak di tepi Laut Kuning ini 30 tahun yang lalu hanyalah kampung nelayan miskin. Kemudian, Qingdao ditetapkan sebagai kawasan industri dan perdagangan sebagai uji coba.

Segala kemudahan investasi untuk perusahaan dalam dan luar negeri diberikan di Qingdao, sehingga menjadikannya kawasan yang sangat makmur di Tiongkok. Kawasan perhatian investasi yang ada di kota ini adalah: 1) Kawasan Ekonomi Khusus Teknologi Qingdao, 2) Kawasan Perdagangan Bebas Qingdao, 2) Kawasan Industri Berteknologi Tinggi Qingdao, dan 4) Kawasan Industri Universitas Qingdao.

Pembangunan dengan pendekatan kawasan diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia, teknologi, konektivitas, dan produktifitas hasil-hasil usaha rakyat Tiongkok. Semua provinsi digerakkan untuk maju secara bersama. Tak heran, pusat pemerintahan memang di Beijing, tapi yang namanya Shanghai, Qingdao, dan daerah lain menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang memakmurkan 1,3 miliar orang rakyatnya.

Sejalan dengan semangat belajar dari keberhasilan daerah dan negara lain, Pemerintah Aceh saat ini sedang menyiapkan aturan tentang kawasan perhatian investasi. Mudah-mudahan, apa pun yang baik dari Tiongkok dapat kita contoh untuk kemajuan dan kemakmuran kita bersama. Bukankah Nabi Muhammad saw menyeru kita untuk menuntut ilmu hingga ke Negeri Cina? Nah, Aceh melakukannya sekarang. [email penulis: arifarham@gmail.com]

Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke redaksi@serambinews.com


Anda sedang membaca artikel tentang

Belajar ke Negeri Tiongkok

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/11/belajar-ke-negeri-tiongkok.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Belajar ke Negeri Tiongkok

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Belajar ke Negeri Tiongkok

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger