KONTROVERSI 'pacaran sehat' dan 'memahami dampak seks sehat' dalam buku teks Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas XI SMA/MA/SMK/MAK semester I disikapi secara tegas oleh Pemerintah Aceh. Materi yang terkait 'seks bebas' dalam buku tersebut harus dicabut.
Keputusan agar materi 'tabu' tersebut dicabut disepakati melalui rapat gabungan antara Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh, Dinas Pendidikan Aceh, dan Kanwil Kementerian Agama Aceh, Kamis 16 Oktober 2014 di Banda Aceh.
"Ada beberapa pertimbangan yang mendasari rekomendasi tim agar materi yang berhubungan dengan pacaran sehat itu dicabut," kata Kadis Pendidikan Aceh, Anas M Adam kepada Serambi, Sabtu (18/10).
Anas merincikan, pada halaman 123, pengungkapan fakta grafik pada 'Gambar 10.1 fakta dan data tentang perilaku seksual remaja' menimbulkan salah penafsiran bahwa bila dilihat dari angka-angka tersebut, seolah-olah hal itu sudah lumrah terjadi dan dapat diikuti oleh siswa.
Pada halaman 124, poin 2 a, disebutkan antara lain 'cukup tidaknya keteladanan yang diterima anak dari orang tua, dan lain-lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orang tua. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik.' "Kalimat ini berimplikasi dapat memicu anak didik melakukan seks bebas karena dapat menyalahkan/menyudutkan orangtua, bila terjadi sesuatu," kata Anas.
Pada halaman 127, poin c, pencegahan seks bebas dalam penjelasannya terdapat kalimat 'seseorang telah dibekali ilmu secara agama dan medis mengenai dampak seks bebas, semua keputusan di tangannya sendiri. "Kalimat ini memberi pengertian seolah-olah seks bebas dibenarkan tanpa perlu diawasi dan diberi sanksi. Di samping itu, makna kalimat tersebut juga bertolak belakang dengan kalimat pada poin 2 c yaitu 'pelaku dan keluarga akan dikucilkan dan dinilai rendahan, karena seks bebas adalah tindakan yang dilarang agama dan merupakan hal yang melanggar tata aturan pemerintah," lanjut Anas M Adam.
Berikutnya, pada halaman 129, poin p, gaya pacaran yang sehat menyajikan materi seakan-akan terkesan adanya pembenaran terhadap berpacaran. Padahal, pacaran bertentangan dengan agama dan adat istiadat di Aceh yang penduduknya sebagian besar beragama Islam, di mana dalam Islam tidak mengenal adanya pacaran dengan model yang dipraktikkan saat ini, kecuali model ta'aruf. Begitulah.(sir)
Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |
Anda sedang membaca artikel tentang
Menyensor Seks di Buku Teks
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/10/menyensor-seks-di-buku-teks.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Menyensor Seks di Buku Teks
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar