Ketika Zaini Disangka JK

Written By Unknown on Sabtu, 13 September 2014 | 16.24

JARUM jam menunjukkan pukul 07.30 WIB ketika Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah bergegas menuju pasar untuk berbelanja, Kamis (11/9). Aktivitas pasar di Jalan Putri Hijau, Kecamatan Lut Tawar, Takengon, Aceh Tengah, itu hanya pagi hari. Pasar ini berjarak puluhan meter dari Pendopo Bupati Aceh Tengah.  

Gubernur Zaini berjalan kaki ke pasar tradisional itu. Beberapa anggota Satpol PP dan polisi yang melihat gubernur berjalan kaki ke luar dari pendopo langsung mengejarnya. Yang lain berlari sigap coba mengatur lalu lintas, karena sang gubernur hendak menyeberangi jalan. Zaini terus melangkah menuju kerumunan pedagang yang menjajakan beragam barang dengan hanya beralaskan plastik di tanah. "Ayo, beli  Pak," kata seorang perempuan setengah baya menawarkan timun. "Keunoe manteng doto," teriak seorang laki-laki dari kejauhan. Pria ini kemudian mendekat. Dia mengaku ingin melihat langsung Gubernur Aceh itu. "Trep that hana lon kalon," kata laki-laki yang mengaku dari Aceh Utara ini.

Doto Zaini--begitu dia biasa disapa--kemudian minta dibungkuskan beberapa kilogram timun. Jalan menjadi bertambah sesak oleh tontonan. Zaini lantas menerobos lagi kerumunan untuk membeli sejumlah komoditas yang lain. Timun, kacang panjang, cabai merah hingga bawang ikut diborongnya. Juga boh rame-rame, rambutan, kol, daun pakis, hingga terong. Gubernur juga sempat berdialog dengan seorang penjual sayur,  bernama Yulidaturyani (48).

Perempuan dari Kampung Nunang Antara, Kecamatan Bebesan, ini berharap Zaini Abdullah membantunya. Dia mengaku kekurangan modal.  Namun, saat ditanya wartawan, Yulidaturyani sendiri mengaku tidak tahu siapa pejabat yang telah berdialog dengannya. "Siapa ya, wakil gubernur iya?" kata perempuan ini.

Lain lagi dengan Jamilah. Meski Gubernur Zaini telah memborong daun pakis dan labu jepang miliknya, Jamilah mengaku tidak tahu siapa lelaki bersahaja yang menawar barang dagangannya. "Menteri perdagangan," jawabnya singkat saat ditanya wartawan. Seorang perempuan lain yang bernama HJ Murniati justru menyebut nama Jusuf Kalla (JK). "Saya tak begitu kenal pejabat di sini. Mungkin Pak Jusuf Kalla," kata dia. Seperti halnya Zaini, Murniati juga hendak membeli sejumlah sayuran di pasar pagi itu.

Di Aceh Tengah memang ada dua pasar pagi. Yang pertama, dekat pendopo bupati. Satunya lagi di Paya Ilang, Kecamatan Bebesan. Zaini memilih pasar yang dekat, karena cukup dengan berjalan kaki. Sedangkan pasar satunya lagi berjarak hingga 1,5 kilometer dari pendopo bupati.  

Saat di Bener Meriah, Zaini juga berdialog dengan warga seraya berbelanja di toko pakaian, Teratai Shop. Letaknya persis di depan RSUD Bener Meriah. Si empunya toko, Mulyani, mengaku sangat senang didatangi gubernur. "Bukan soal belinya bang, masuk ke toko aja kami sudah sangat senang," kata perempuan ini, yang diiyakan Himna, sang ibu. Zaini mengaku berbelanja ke pasar-pasar untuk mengetahui aktivitas ekonomi masyarakat.

Kunjungan ke pasar-pasar ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja untuk melihat realisasi proyek Otsus di sejumlah kabupaten/kota dengan pagu hampir Rp 400 miliar.

Di kabupaten yang berjulukan Kota Dingin yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, Zaini Abdullah seakan benar-benar merasa menemukan 'suasana keharmonisan.' Berbagai keluhan dan harapan pejabat setempat yang diselip di sela-sela seremoni diterimanya dengan tangan terbuka. Dia juga memuji beberapa kebijakan pejabat setempat yang disebutnya pantas ditiru kabupaten lain.   

Meski sangat lelah karena harus menempuh perjalanan panjang berjarak ratusan kilometer mulai dari Banda Aceh-Aceh Jaya-Meulaboh-Nagan Raya-Takengon-Bener Meriah, hingga Banda Aceh, Zaini tampaknya  menikmati keterasingan dari hiruk-pikuk kota untuk sesaat. Sesekali dia berkelakar dengan wartawan, para kepala daerah di kabupaten/kota, bahkan warga setempat.

Di sebuah masjid di jalan lintas KKA Kabupaten Bener Meriah, Kamis (11/9), Zaini Abdullah didampingi Bupati Bener Meriah Ruslan Abdulgani, memberikan ceramah yang membuat korban kebakaran tertawa berulangkali. Gubernur Aceh itu juga coba menghibur korban kebakaran tahun 2013 lalu itu dengan memberinya uang tunai. Boleh jadi Zaini sendiri juga jadi terhibur selama kunjungan ini, di tengah hiruk-pikuk dan beragam intrik politik yang melanda ibu kota. (said kamaruzzaman)

Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |


Anda sedang membaca artikel tentang

Ketika Zaini Disangka JK

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/09/ketika-zaini-disangka-jk.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ketika Zaini Disangka JK

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ketika Zaini Disangka JK

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger