Lagi, Warga Miskin Terusir Akibat Pileg

Written By Unknown on Sabtu, 19 April 2014 | 16.24

KISAH pengusiran warga miskin karena dugaan tidak mendukung caleg tertentu pada Pemilu Legislatif 2014 semakin banyak terungkap. Kasus terbaru yang santer menjadi pembicaraan masyarakat masih di kawasan Kota Subulussalam.

Jika sebelumnya ada tiga keluarga di RW IV, Desa Mukti Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam harus hengkang dari rumah mereka yang dibangun di atas tanah milik para caleg yang gagal melaju ke DPRK, kini kisah serupa dialami oleh enam keluarga.

Informasi yang dihimpun Serambi, sebanyak enam kepala keluarga atau 29 jiwa warga di Desa Sikalondang, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam terusir lantaran persoalan pemilu.

Keenam kepala keluarga yang mengaku diusir itu adalah Sahrul (32), Bentol (34), Hamdan (24), Rateni Bancin (58), Rusdi (30), dan Mardiansyah (27). Keenam KK miskin yang berprofesi sebagai petani itu mengaku tidak memilih caleg Partai Gerindra karena telah lebih dulu dirangkul partai lain.

Dampaknya ternyata tidak main-main. Keenam KK miskin itu didatangi utusan pemilik lahan meminta uang ganti rugi tanah senilai Rp 10 juta. Jika tidak sanggup bayar harus hengkang dari lahan itu. Karena tidak punya uang, keenam keluarga ini pun memilih pindah dengan membongkar rumah mereka.

Sejumlah tetangga yang menyaksikan kepindahan enam keluarga di Desa Sikalondang turut menangis. Seperti Ny Rohana (48) yang tampak berlinang air mata menyaksikan proses pembongkaran rumah tetangganya. Rohana mengaku selama ini mereka bertetangga baik dan merasa sangat terpukul dengan kejadian itu. "Kami diusir gara-gara pemilu kemarin gak milih caleg partai Gerindra," kata Sahrul, seorang korban pengusiran saat diwawancarai wartawan, Jumat (18/4).

Patauan Serambi, sejak pukul 08.00 WIB, Jumat kemarin masyarakat telah membongkar rumah berkonstruksi kayu dan papan. Sebagian kaum ibu dan anak-anaknya sibuk mengemasi barang-barang mereka. Terlihat harta benda seperti lemari, baju dan peralatan dapur telah terbungkus untuk diangkut dengan kendaraan. Sebagian warga mengaku tidak tahu harus menumpang ke mana.

 Tidak mengusir
Menanggapi kabar pengusiran tersebut, H Ismail Aso yang dikonfirmasi Serambi membantah tegas mengusir warga yang masih tetangganya. Ismail yang akrab disapa Aso mengaku kaget ketika ditanyai apakah benar pengusiran karena terkait pemilu dan karena tida mendukung caleg Partai Gerindra. Pasalnya, menurut Aso yang duduk sebagai dewan penasihat Partai Gerindra, anaknya memang ikut caleg namun di zona lain yakni daerah pemilihan Kecamatan Runding-Longkib, bukan Kecamatan Simpang Kiri sehingga tidak ada korelasi dirinya dikaitkan meminta dukungan dari warga setempat.

Lebih jauh Aso menjelaskan sebenarnya dia hanya menagih cicilan harga tanah yang telah ditempati warga selama 11 tahun. Malah, kata Aso, dia sendiri tidak langsung meminta kepada warga namun mengutus perwakilan sambil mengingatkan agar dapat mencicil harga tanah. Permintaan mencicil harga tanah itu, kata Aso dia sampaikan jauh sebelum pencoblosan. Aso berkali-kali menyatakan tidak pernah mengusir warga karena masalah pileg kecuali hanya menagih cicilan harga tanah yang telah dipakai oleh keenam keluarga itu sejak 11 tahun lalu.

"Saya keberatan dengan isu yang berkembang ini, saya nyatakan tidak pernah ada menyuruh membongkar rumah atau mengusir. Ini seolah-olah saya tidak punya perikemanusiaan, kalau memang saya seperti itu kenapa saya biarkan mereka tempati sejak 11 tahun lalu. Ah, kejam kalilah saya kalau saya mengusir," ujar Aso.(kh)


Anda sedang membaca artikel tentang

Lagi, Warga Miskin Terusir Akibat Pileg

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/04/lagi-warga-miskin-terusir-akibat-pileg.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Lagi, Warga Miskin Terusir Akibat Pileg

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Lagi, Warga Miskin Terusir Akibat Pileg

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger