* Kabupaten Aceh Jaya Penyumbang Terbesar
BANDA ACEH - Jumlah masyarakat Aceh yang terkena penyakit malaria sepanjang 10 bulan terakhir ini (Januari-Oktober 2013) mencapai 1.585 orang. 96 Persennya merupakan laki-laki (1.523 orang), dan hanya 62 orang (4%) kaum perempuan.
"Penyakit malaria masih menjadi isu nasional. Sampai sekarang Indonesia belum bisa dikatakan bebas dari penyakit malaria, karena persentase masyarakat yang terkena penyakit malaria masih tinggi," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Taqwallah M.Kes kepada Serambi, Kamis (31/10).
Di Aceh sendiri ia sebutkan, jumlah orang yang terkena penyakit malaria masih tergolong tinggi, meskipun dari tahun ketahun jumlahnya cenderung menurun. Tahun 2011 ia sebutkan, serangan malaria tercatat sebanyak 2.757 orang, tahun 2012 sebanyak 2.363 orang, dan sampai Oktober 2013 ini menurun lagi menjadi 1.585 orang.
Karena itu, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional, Dinas Kesehatan Aceh dan Wakil Gubernur Aceh akan ikut serta ke daerah-daerah untuk mencanangkan pemberantasan (eliminasi) jumlah serangan penyakit malaria.
"Sabtu besok (2/11), Pemkab Aceh Singkil akan melaksanakan Peringatan HKN ke-49 di Pulau Banyak. Dinas Kesehatan Aceh, Wagub, dan Direktur Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait lainnya akan hadir untuk pencanangan pemberantasan penyakit malaria," ujarnya.
Pencanangan itu dilakukan hanya untuk daerah-daerah yang serangan malarianya masih tinggi, termasuk Pulau Banyak yang masuk dalam katagori kuning.
Setelah Kabupaten Aceh Singkil, kata Taqwallah, program pencanangan akan dilanjutkan ke Kabupaten Aceh Jaya. Kabupaten ini sebut Taqwallah, merupakan penyumbang terbesar angka serangan malaria di Aceh. "Tahun ini saja ada 785 orang yang terkena malaria, atau sebesar 49,52 persen dari total Aceh," sebutnya.
Daerah yang paling endemis adalah areal pertambangan emas Gunung Ujeun. Hal ini disebabkan lokasinya yang agak lembab dan banyak semak belukar. "Pemkab Aceh Jaya harus belajar ke Sabang, dalam penanganan pemberantasan penyakit malaria. Sabang sangat berhasil. Sampai bulan ini, kasus malarianya hanya ada 1 kasus," ujar Taqwallah.
Setelah Aceh Jaya, masih ada empat kabupaten lainnya yang memiliki jumlah kasus yang tinggi. Yaitu Aceh Besar sebanyak 150 kasus, Aceh Barat 146 kasus, Abdya dan Aceh Selatan masing-masing 124 kasus.
Penanganan penyakit malaria di Aceh selama ini dibantu dengan pendanaan yang berasal dari empat pihak, yaitu Kementerian Kesehatan, Pemerintah Aceh, Pemkab, Unicef dan bantuan dari Global Fung for AID TBC dan Malaria.
Bantuan terbesar berasal dari Global Fund. Tahun 2013, dana yang dialokasikan mencapai Rp 2,063 miliar, APBA Rp 1,2 miliar, dan APBN Rp 164 juta. Sementara dari dana yang bersumber dari APBK belum terkumpul.
Taqwallah mengatakan, mulai tahun 2014 mendatang pemerintah kabupaten/kota tidak lagi harus bergantung kepada pihak asing untuk memberantas penyakit malaria di daerahnya.
"Harus menggunakan sumber dana otsus yang wajib dilokasikan 10 persen dari pagu dana otsus yang diterima untuk program kesehatan, termasuk program penanganan malaria," katanya.
Sebab dia yakin, apabila terus bergantung dari bantuan pihak luar, maka pemberantasan malaria di Aceh tidak akan selesai dan Aceh tidak akan pernah terbebas dari malaria.(her)
Anda sedang membaca artikel tentang
10 Bulan, 1.585 Warga Aceh Kena Malaria
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/11/10-bulan-1585-warga-aceh-kena-malaria.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
10 Bulan, 1.585 Warga Aceh Kena Malaria
namun jangan lupa untuk meletakkan link
10 Bulan, 1.585 Warga Aceh Kena Malaria
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar