Selasa, 5 Februari 2013 15:06 WIB
"Dulu, lebar sungai itu mencapai 20 meter. Tapi, sekarang hanya tinggal empat sampai enam meter. Kalau Krueng Surin belum dikeruk dan diperlebar, banjir di Simpang Mamplam dan Pandrah akan selalu terjadi," kata H Muhammad Sy, aparat Desa Pulo Dapung, Simpang Mamplam, kemarin. Ia juga berharap Pemkab Bireuen menyediakan sampan untuk warga yang dapat digunakan saat banjir.
Kadis Pengairan, Pertambangan, dan Energi Bireuen, Ismunandar ST MT, kemarin, mengatakan, keinginan warga agar Krueng Surin harus dinormalisasi sudah dibahas pihaknya dengan tim teknis dan akan disampaikan ke bupati untuk diteruskan ke Banda Aceh. "Jadi, kami masyarakat bersabar. Bupati Bireuen sedang melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir yang terjadi setiap tahun," ujarnya.
Sementara itu, rumah berkontruksi kayu milik Baktiar (60), nelayan Desa Krueng Juli Barat, Kecamatan Kuala, Bireuen, terancam ambruk setelah diterjang ombak, Senin (4/2) dini hari WIB. Hal yang sama juga menimpa balai pertemuan nelayan dan toilet di TPI desa itu. Kondisi itu terjadi akibat abrasi yang makin meluas.
"Sekarang, kami tak bisa lagi menambatkan boat di TPI karena dermaga sudah dihantam ombak. Jadi, kami terpaksa menambatkan perahu atau boat di lahan kebun kelapa kosong yang berjarak sekitar 300 meter dari TPI," kata M Daud (60), nelayan setempat. Karena itu, nelayan di kawasan itu berharap pemerintah segera membangun tanggul atau jetty penahan ombak di sepanjang pantai itu.(yus/c38)
Anda sedang membaca artikel tentang
Warga Minta Pemkab Keruk Krueng Surin
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/02/warga-minta-pemkab-keruk-krueng-surin.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Warga Minta Pemkab Keruk Krueng Surin
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Warga Minta Pemkab Keruk Krueng Surin
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar