Rabu, 30 Januari 2013 16:15 WIB
"Sudah dua bulan inilah dia menderita sakit gak bisa bangun dan bicara," kata Karmila, ibu kandung Satria kepada Serambi yang berkunjung ke kediamannya, Selasa (29/1) kemarin.
Ketika disambangi ke rumahnya, bocah malang itu tampak tergolek di tempat tidurnya. Tak ada senyum di wajah Satria kecuali tatapan kosong dari bola matanya yang berkaca-kaca. Bocah ini seperti ingin berteriak, tapi tak keluar suara kecuali sebatas erangan karena menahan sakit. Menurut ibunya, Satria mulai terserang penyakit sejak berusia sepuluh bulan. Awalnya, bocah miskin itu mengalami step padahal suhu badannya saat itu tidak panas.
Seiring waktu penyakit yang diderita Satria tak kunjung sembuh meski berbagai upaya dilakukan kedua orangtuanya termasuk pengobatan alternatif dan ruqyah. Bahkan menurut Karmila, sudah puluhan dukun yang datang untuk mengobati penyakit putra keduanya itu namun tak ada perubahan yang berarti. Malah, saat ini, akibat penyakit yang diidap Satria membuat tubuhnya kurus dengan perut membesar.
"Waktu kambuh kemarin itu, badannya ini seperti ikan lele digarami lah, bagaimana ikan lele kena garam begitulah tubuhnya gak menentu," ujar Karmila.
Berat badan Satria tampak sangat ringan. Padahal saat lahir, bobot tubuh Satria menurut Karmila mencapai 3,5 kilogram bahkan sebelum sakit berat tubuh sang anak mencapai sebelas kilogram. Namun sekarang, jangankan untuk berjalan, duduk saja Satria tidak mampu. Bahkan, untuk mengangkat kepalanya saja tidak kuat. Satria tampak cukup lemah.
Sementara jemarinya tetap mengepal, tangan dan kaki menegang tinggal kulit pembalut tulang. Padahal, anak seusia Satria sejatinya sibuk dengan dunianya yaitu bermain-main bersama teman sebayanya atau bercanda ria bersama kedua orangtuanya. Namun semua itu hanya mimpi bagi Satria karena penyakit yang dideritanya membuat tubuh mungil harus terkapar pembaringan.
Karmila yang didampingi ibunya Aisyah (50) menambahkan, beberapa waktu lalu sempat memboyong buah hatinya itu ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Subulussalam. Namun di RSIA, penyakit sang anak tidak juga ada perubahan. Obat yang diberikan, menurut Karmila hanya penenang itupun sudah tidak mempan bagi putranya. Sehingga pihak rumah sakit menyarankan agar membawa ke Medan, Sumatera Utara.
"Ada tiga hari tiga malam kami di Rumah Sakit Ibu dan Anak, tapi tidak ada perubahan, yang dikasih obat penenang dan setelah itu disuruh bawa ke Medan, terakhir kami disuruh bawa ke Medan karena di RSIA tidak sanggup lagi," ujar Karmila.
Keluarga ini mengaku ingin anaknya dapat diobati, namun akibat keterbatasan biaya, keinginan tersebut tidak mampu dilakukan. Betapa tidak, pekerjaan Dahlan yang merupakan ayah kandung Satria hanya serabutan. Sedangkan Karmila hanyalah ibu rumah tangga. Apalagi, selain Satria, keluarga ini harus menghidupi seorang lagi anaknya yang masih kecil.
"Kalau dukun sudah lebih dua puluh yang datang, bukan lagi kami cari, orang yang bawakan, karena orang kasihan sama anak saya ini, tapi sampai sekarang sakitnya tidak juga sembuh, badannya tambah kurus," pungkas Karmila.(kh)
Anda sedang membaca artikel tentang
Bocah Subulussalam Menderita Gizi Buruk
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2013/01/bocah-subulussalam-menderita-gizi-buruk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bocah Subulussalam Menderita Gizi Buruk
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bocah Subulussalam Menderita Gizi Buruk
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar