BANDA ACEH - Polemik soal perlu tidaknya mengubah dasar Bendera Bintang Bulan masih terus menggelinding. Setelah Wagub dan Gubernur Aceh menyampaikan penegasan masing-masing, kali ini kalangan legislatif juga angkat bicara. "Kenyangkan dulu perut rakyat, baru (urusan) bendera," tandas Ketua Fraksi PAN DPRA, H Asrizal Asnawi.
Seperti diberitakan, Wagub Aceh Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem sempat mengeluarkan pernyataan tidak menginginkan bendera Bintang Bulan itu diubah. Padahal sebelumnya, Ketua DPA Partai Aceh tersebut menegaskan tidak akan mempersoalkan perubahan komposisi bendera Bintang Bulan agar tak persis sama dengan bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Tanggapan juga disuarakan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah. Zaini menyebutkan, "Bendera yang kita usulkan itu tidak hanya diterima masyarakat dari wilayah Pase dan Pidie, tapi juga oleh wilayah lainnya mulai Simeulue, Linge, Singkil, Tamiang, dan lainnya." Dia juga menegaskan, "Kita harus bersikap tegas, tidak sekali bilang A, sekali bilang B, dan C. Jika Pusat telah memberikan perhatiannya cukup besar untuk kemajuan Aceh, maka kita perlu meresponnya dengan pikiran yang cerdas."
Dari kalangan legislatif, juga muncul tanggapan soal bendera Bintang Bulan yang masih memunculkan polemik tersebut. Seperti dikatakan Ketua Fraksi PAN DPRA, Asrizal Asnawi, yang prioritas sekarang adalah kenyangkan dulu perut rakyat, baru bicara soal bendera.
"Ini penting, karena jumlah penduduk miskin Aceh masih mencapai 17 persen atau jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 13 persen. Angka pengangguran kita juga masih tinggi, sekitar 8 persen, nasional cuma 6 persen," kata Asrizal, menjawab Serambi, Senin (2/3).
Asrizal membayangkan, uang yang bersumber dari APBA, APBK, dan APBN di Aceh jika dijumlahkan bisa mencapai angka Rp 40 triliun, tapi kenapa penduduk miskinnya masih banyak padahal jumlah penduduknya baru 5,2 juta jiwa. "Kalau saja dana otsus yang akan diterima Pemerintah Aceh tahun ini sekitar Rp 8 triliun dibagi kepada seluruh penduduknya, tidak ada lagi perut rakyat Aceh yang lapar," tandas Asrizal.
Jadi, kata Asrizal, kita perlu membangun dan memperkuat ekonomi kerakyatan dulu, baru membicarakan bendera. "Bendera yang dibuat nanti, harus bisa diterima di seluruh wilayah Aceh," demikian Asrizal.
Anda sedang membaca artikel tentang
Rakyat Dulu, Baru Bendera
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2015/03/rakyat-dulu-baru-bendera.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Rakyat Dulu, Baru Bendera
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar