SAKITNYA tuh di sini. Kalimat tersebut mewakili perasaan yang membuncah di hati Murniati SPd. Perempuan yang sejak 1979 silam menjadi 'pahlawan tanpa tanda jasa' ini tak mengerti apa yang sesungguhnya terjadi.
Tepat pada hari ia dikukuhkan sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Garot, Aceh Besar. Tapi, bukan ucapan selamat datang, apalagi karangan bunga yang menyambutnya, melainkan poster-poster bertuliskan penolakan atas dirinya. Ia tak diterima sebagai pimpinan di sekolah itu.
Kalimat di poster itu dibaca keras-keras oleh para murid SDN Garot tatkala ia melintasi pintu gerbang sekolah, tempat poster dan kliping-kliping koran yang memampangkan sosok Murniati, dicantolkan.
Pagi itu Rabu (4/3) dengan menumpangi mobil Murniati diantar suaminya ke SDN Garot. Ia kemudian bergabung dengan rombongan kepala unit pelaksana tugas daerah (UPTD) dan para pengawas yang telah lebih dulu tiba. Murniati belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi, tatkala ia menerima penyambutan yang sungguh "tak biasa" itu. Seribu satu pertanyaan berkecamuk di benaknya. Namun, bibirnya tak jua mengeluarkan sepatah kata pun.
Murniati tak mampu menyembunyikan keterkejutannya, namun ia sudah pasrah. Dengan langkah gontai perempuan itu menyeret kakinya memasuki pelataran SDN Garot. Tempat sebelumnya dia pernah mengajar sebagai guru. Rona tak bersahabat tercetak jelas di wajah milik para dewan guru setempat. Murniati bergeming dan terus mengikuti prosesi serah terima jabatan.
"Saya itu sudah capek. Saya bertanya-tanya kenapa seperti ini? Padahal yang di sini (SDN Garot red-) tidak ada hubungannya dengan yang di sana (SDN Lampeuneurut red-). Saya diteror, dimaki, dan diancam bunuh. Tapi ini semua tidak pernah saya ungkapkan, tidak juga kepada keluarga saya," tutur Murniati dengan suara tercekat.
Kepada Serambi yang menghubunginya via telepon genggam, Rabu (4/3) sore, dengan nada bergetar membendung luapan perasaan yang meraja, Murniati membeberkan apa yang selama ini bersemayam di kalbunya. Segala rupa cacian dan makian yang dialamatkan kepadanya sudah dirasakan sejak dua tahun belakangan. Perempuan ini menduga posisinya sebagai Kepsek di SDN Lampeuneurut telah lama menjadi incaran keluarga tertentu di Lampeuneurut dan komite sekolah setempat. Hal ini lantas membuat ia tak disenangi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Murniati Disambut dengan Cara tak Biasa
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2015/03/murniati-disambut-dengan-cara-tak-biasa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Murniati Disambut dengan Cara tak Biasa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Murniati Disambut dengan Cara tak Biasa
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar