ALIAMIN MSi, Dekan Fakultas Ekonomi Unmuha/Dosen FE Unsyiah, melaporkan dari New York, Amerika Serikat
NEW York merupakan salah satu destinasi utama bagi turis asing maupun lokal di Amerika Serikat (AS). Menurut statistik, kota ini telah dikunjungi oleh lebih dari 53 juta wisatawan asing pada tahun 2012. Tak heran mengapa New York menjadi simbol sebuah negara. Bila Anda belum ke New York, walau sudah berkunjung ke Washington DC dan kota-kota besar lainnya, tapi Anda belum dikatakan pernah ke AS.
Saya bersyukur diundang dua hari dalam sebuah Seminar Ekonomi Islam di Jamaica, sebuah pinggiran Kota New York yang dihuni oleh banyak kaum imigran berkulit hitam.
Semua peserta tentu saja tak langsung pulang seusai seminar. Contohnya saya, menginap lagi beberapa hari untuk menikmati keindahan kota berjuluk "The Big Apple" ini.
Berkat jasa seorang teman dari Surabaya, kami dapat menginap di gedung Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di 2nd Avenue, East 38 Street, yang hanya hanya dua blok dari Markas Besar PBB. Di sini pula dulunya Dr Hasan Tiro bekerja sebagai Atase Penerangan RI sebelum kemudian memberontak terhadap NKRI.
Di New York berkumpul berbagai aktivitas bisnis, mulai dari perbankan, asuransi, pusat surat berharga, seni, pariwisata, dan media. Di sini bermukin koran berpengaruh New York Times yang kantornya persis di depan Port Authority Bus Terminal. Bagi Anda yang berjiwa seni, Brooklyn-lah surganya. Di sini digelar pertunjukan teater dengan drama serius ataupun komedi. Kita dapat membayar USD 15 dengan pertunjukan live pada malam hari.
Di sekitar Brooklyn terdapat sebuah taman, Briyant Park, tempat orang berkumpul, sekadar mengobrol, makan-makan, berjemur, dan melepas lelah. Namun, di situ juga secara periodik digelar tarian massal. Beruntung pada 2 Juni lalu, saya dapat melihat langsung orang awam berjoget di bawah tajuk Musical Chairs.
Bagi wisatawan asing, destinasi utama yang menjadi incaran di New York ini tentulah Patung Liberty, Ground Zero WTC, Jembatan Brooklyn, Empire State Building, Markas PBB, tak lupa Times Square.
Kalau tempat-tepat tadi dikunjungi pada siang hari, yang satu ini tentu sebaliknya. Menjelang magrib, orang sudah berdatangan ke Time Square dengan membawa kamera atau handycam. Turis-turis di sini bukan hanya dari luar negeri, tapi juga dari berbagai negara bagian di Amerika plus orang kantoran yang melepas penat di tempat yang bermandikan cahaya berjuluk "The Center of Universe".
Times Square memang glamor di malam hari. Para turis akan menghabiskan waktu hingga waktu subuh. Time Square terletak di persimpangan jalan 42nd Street hingga 47th Street pada 7 Avenue dengan persimpangan Jalan Brooklyn adalah salah satu persimpangan tersibuk di dunia, sehingga dijuluki "The Crossroads of the World".
Pada hari Minggu, 1 Juni lalu, malam hari, cuaca di New York 15-16 derajat Celcius, terasa dingin. Namun, malam itu, karena disesaki ribuan orang, disertai gemerlapnya cahaya LED iklan tv besar, dinginnya New York tak terasa. Kelap-kelip lampu berisi iklan dari yang santai sampai yang serius.
Di tempat ini juga dibuat panggung teater yang kursi penontonnya bertingkat, seperti tribun di stadion sepak bola. Di samping ramai penjual oleh-oleh khas New York, tempat ini juga dijejali oleh pelukis profesional. Pelukis wajah didominasi oleh warga keturunan Tiongkok.
Di pusaran Times Square tentu saja dilakoni budaya Barat yang tidak pantas dipandang oleh kita orang Timur. Sambil berjoget, orang tua atau muda, berkulit hitam ataupun putih, sawo matang ataupun setengah matang, bersorak-sorai di tempat ini. Semua sepertinya "balas dendam". Liar. Muda-mudinya bermesraan tanpa sungkan. Malam itu saya pergoki dua pria kulit hitam, tambun, berciuman di tengah orang ramai. Gila dan menjinjikkan! Malah untuk mendapatkan uang atas jasanya berfoto dengan turis, seorang wanita, sepertinya dari Amerika Latin, rela tampil hanya pakai CD. Dua polisi yang berdiri di situ, tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum saja.
Apabila Anda haus dan lapar di square ini, tak usah khawatir. Banyak warung yang buka di sekitar ini, baik dalam toko maupun di pinggir jalan. Untuk yang terakhir ini, orang Pakistan berjualan dengan label "Halal Food" seharga USD 6. Jangan salah masuk ke restoran, walau itu halal seperti Restoran Ali Baba, misalnya. Anda akan dilayani sangat baik, di kursi yang "wah" dan walau hanya nasi lemak porsi mini tapi dihargai dengan USD 28,90! Coba-coba jadi "musibah".
Soal keamanan juga tidak perlu takut. Di sini terdapat kantor polisi yang terkenal di film-film, yakni NYPD (New York Police Deparment). Setiap sudut, beserta anjing herdernya, polisi berjaga-jaga untuk memberikan rasa aman kepada para pengunjung. Di samping kantor itu juga disediakan meja bulat beserta sejumlah kursi ala restoran yang banyak tempat duduknya. Itulah salah satu sudut Kota New York yang kalau sudah ke sini bolehlah dianggap bahwa Anda sudah berkunjung ke seluruh AS. [email penulis: aliamin_singkil@yahoo.com]
Jika Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas bersama foto Anda ke redaksi@serambinews.com
Anda sedang membaca artikel tentang
Malam Glamor di Times Square
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/06/malam-glamor-di-times-square.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Malam Glamor di Times Square
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar