Kebangkitan Maracana dan Obsesi Hexa Campeone

Written By Unknown on Sabtu, 28 Juni 2014 | 16.24

MEGA star La Roja Chili, Alexis Sanchez mengingatkan wasit untuk tidak terpancing dengan provokasi dan lakon murahan anak anak Selecao Brazil, dalam laga pembuka babak 16 besar yang mempertemukan Chili dengan tuan rumah raksasa Brazil di Governador Magalhaes Pinto Stadium, Belo Horizante, jelang tengah malam WIB nanti.

Sinyal dari Sanchez itu ditujukan kepada wasit Howard Webb dari Inggris yang akan memimpin laga Brazil-Chili. Sebelumnya pada laga pembuka Piala Dunia 2014, Webb juga memimpin laga Brazil dengan Kroasia. Dalam pertemuan perdana itu, tuan rumah Brazil menang 3-1. Namun sebuah gol dari titik penalti akibat pelanggaran terhadap Fred itu, hingga kini menyisakan kontroversi, karena Fred dinilai hanya melakukan diving murahan. Akibat 'gol haram' melalui eksekusi Neymar itu, Edin Dzeko cs ambruk secara mental dan tumbang 3-1. Walau secara permainan, kedua tim kala itu tidak beda jauh.

Kepemimpinan Webb dalam laga Brazil-Chili kali ini, juga mengulang laga kedua tim pada perdelapanfinal Piala Dunia 2010 di Ellis Park Johannesburg. Dengan kata lain, laga perdelapanfinal kali ini adalah ulangan dari duel di Ellis Park. Tepatnya, Webb sebenarnya melakukan reuni di Belo Horizante, dengan Julio Cesar dan Sanchez dkk.

Hanya saja ketika di Ellis Park, Brazil dibesut Carlos Dunga sementara Chili kala itu ditukangi peletak dasar sepakbola impresif ala Chilian, Mercelo Bielsa (Argentina). Di Ellis Park, Chili dipermak Brazil 3-0 lewat hentakan Juan, Fabiano, dan Robinho. Namun secara umum kedua tim bermain imbang dengan komposisi ball posession 51 : 49.

Dalam sebuah sesi wawancara dengan media di Belo Horizonte, kemarin, Alexis Sanchez, seperti dirilis La Cuarta, harian terbitan Chili, kemarin, mengingatkan Brazil tentang kebangkitan Chili di Maracana, setelah mereka membunuh Spanyol 2-0, sekaligus memungkasi penantian 50 tahun di stadion yang sama, kala Piala Dunia 1950, Spanyol juga membungkam Chili 2-0. "Kami mampu untuk bertempur dimanapun, dengan siapapun. Jika tidak kami akan meraih koper dan angkat kaki dari sini," kata Sanchez sedikit bernada psy war.

Sanchez secara terbuka kembali mengingatkan, ia tak khawatir dengan nama besar Neymar dan Dani Alves, dua kompatriotnya di klub Barcelona. Ia tetap khawatir dengan gaya kepemimpinan wasit Webb yang bisa meruntuhkan spirit.

Diantara optimisme Chili, terbersit sebuah potensi pesimisme, yang dipicu oleh perbedaan postur mencolok kedua tim. Chili memiliki tinggi badan rata rata terendah di tim Piala Dunia 2014 yakni hanya 176 cm sementara Brazil mencapai 182 cm.

Bek kanan Cili, Mauro Isla secara jujur mengakui kelemahan lini belakang Chili jika digedor dengan bola bola atas. Fisik lini belakang Chili kalah jauh soal ketinggian dengan lini penghancur Brazil.

Menilik tiga laga di fase grup, tuan rumah Brazil terhitung lebih konsisten dan bahkan menunjukkan perbaikan performa. Laga pembuka menggilas Kroasia 3-1, namun secara tak terduga ditahan imbang tanpa gol oleh sombrero Meksiko, serta bangkit menghajar Kamerun 4-1. Sementara Chili membekap Australia 3-1, lalu menguburkan Spanyol 2-0 di Maracana serta balik digempur The Oranje Belanda 0-2. Kekalahan dengan Belanda itu menjadi bukti jika Cili masih terbelit dengan penyakit inkonsisten.

Hanya saja Chili kini punya pemain yang tak kalah mentereng dengan Brazil. Akan terjadi head to head yang sangat ketat sepanjang 2x45 menit antara Neymar, Oscar, Paulinho, David Luiz dan Dani Alves dengan Isla, Medel, Silva, Paredes dan Alexis Sanchez tentunya.

Brazil memang diuntungkan dengan status tuan rumah, namun Chili punya supporter militan yang berusaha masuk stadion lewat lubang tikus sekalipun. Saat ini seperti dilaporkan harian Tribuna Bahia, sekitar 30.000 orang pendukung Chili sudah memadati Horizante. Mereka telah memasang tenda di taman taman Kota Belo Horizante, dan Chili pun sudah merasa seperti tuan rumah di laga babak knock out, malam ini.

Data menunjukkan, sejak tahun 2008, Brazil tak pernah kalah atas Chili. Dari lima kali duel, empat dimenangkan Brazil dan hanya satu kali imbang 2-2. Kali ini, The Golden Boy Alexis Sanchez dan pelatih Chili Sampaoli yang akrab disapa Don Sampa, bertekad untuk mematahkan tradisi kekalahan itu. Mereka mengambil momentum kebangkitan di Maracana Stadium.

Namun obsesi itu ditanggapi dingin oleh arsitek Brazil Luis Pelipe Scholari (the big phil). "Kami sedang meraih tangga untuk menuju hexa campeone. Kami tak mau ambil risiko sekecil apapun," ujar Big Phil seperti dikutip Elmostrador, kemarin. Nah!!(nurdinsyam)


Anda sedang membaca artikel tentang

Kebangkitan Maracana dan Obsesi Hexa Campeone

Dengan url

http://acehnewinfo.blogspot.com/2014/06/kebangkitan-maracana-dan-obsesi-hexa.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kebangkitan Maracana dan Obsesi Hexa Campeone

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kebangkitan Maracana dan Obsesi Hexa Campeone

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger