Jumat, 5 Oktober 2012 14:35 WIB
Anggota DPRK Aceh Tamiang, Mustafa MY Tiba kepada Serambi, Kamis (4/10) mengatakan, kondisi ini menandakan tenaga honorer masuk kerja tergantung selera mareka. Padahal setiap bulan Pemkab Tamiang mengeluarkan biaya untuk membayar honor mereka Rp 720 ribu/bulan, namun hasilnya kurang efektif. "Masuk kerja pada saat ambil gajian aja," ujarnya.
Sebaliknya, ada lembaga pemerintah yang kekurangan pegawai negeri dan didominasi tenaga bakti, seperti di SMP Tenggulun, jumlah guru di sekolah tersebut hanya 17 orang terdiri dari, dua tenaga honorer, empat PNS dan delapan tenaga bakti. "Empat PNS hanya dua yang rajin, dua lagi asal Sumut sering pulang kampung," ujarnya.
Sedangkan tenaga guru bakti rajin mengajar, tapi ada yang sudah tujuh tahun bakti sampai sekarang tidak diangkat menjadi tenaga kontrak. "Kondisi ini bertolak belakang dengan keberadaan tenaga honorer di sekretariat dewan, yang cuma ambil gaji tapi tidak kerja," ujarnya.
Karena itu, Mustafa MY meminta Bupati Aceh Tamiang segera mengevaluasi kinerja pegawai honorer yang aktif diperpanjang kontraknya sementara yang malas kerja diputuskan kontrak sehingga menghemat anggaran daerah.
Kepala BKPP Aceh Tamiang, Ahmad Asadi mengatakan, saat ini pihaknya sudah meminta seluruh absen tenaga kontrak, mulai dari Januari – September, untuk melihat tingkat kehadirannya. Hasil evaluasi akan di berikan kepada Bupati, nanti Bupati yang memutuskan apakah ada pengurangan tenaga kontrak atau tidak.(md)
Anda sedang membaca artikel tentang
70 Persen Honorer tak Masuk Kerja
Dengan url
http://acehnewinfo.blogspot.com/2012/10/70-persen-honorer-tak-masuk-kerja.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
70 Persen Honorer tak Masuk Kerja
namun jangan lupa untuk meletakkan link
70 Persen Honorer tak Masuk Kerja
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar